Ada banyak fakta Abu Nawas dan kehidupannya.

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Abu Nawas. Setidaknya pasti yang terbayang ketika pertama kali mendengar nama ini adalah orang yang jenaka dan cerdik.

Abu Nawas dalam lidah orang Indonesia atau Abu Nuwas bernama asli Abu Ali Al Hasan bin Hani Al-Hakami. Abu Nuwas adalah nama gelar beliau. Nuwas berarti rambut yang ikal sampai sebahu sebab beliau memiliki rambut ikal hingga bahu. Abu Nuwas hidup sekitar tahun 756 M dan meninggal pada tahun 841 M

Abu Nuwas dikenal oleh masyarakat melalu Kisah 1001 Malam. Dalam kisah tersebut seringkali ia diceritakan berbarengan dengan Harun Ar-Rasyid, seorang khalifah dari Dinasti Abbasiyah. Tetapi, selain jenaka dan cerdik, ada fakta Abu Nawas yang jarang diketahui.

  1. Penyair terkenal

Abu Nuwas adalah seorang penyair masyhur. Ia adalah pelopor syair khomriyah yaitu syair-syair tentang khamr yang berisi tentang suka ria, kemabukan, dan erotisme.

Bagi Abu Nawas, khamr adalah eksistensi dan jalan hidupnya. Abu Nawas bertindak demikian disebabkan kekecewaannya pada masyarakat yang materialisme. Ia ingin menyindir kesalehan formal dalam masyarakatnya saat itu yaitu masyarakat Baghdad.

Syair-syair Abu Nawas banyak diproduksi pada era Al-Amin yang merupakan murid Abu Nawas. Di akhir hidupnya, Abu Nawas mengalami titik pertaubatan, sehingga salah satu syair pertaubatan Abu Nawas atau biasa dikenal dengan syair I’tirof masih sering didendangkan hingga saat ini. Yaitu syair berikut:

الهي لست للفردوس أهلا # ولا أقوى على نار الجحيم

فهب لي توبة واغفر ذنوبي # فانك غافر الذنب العظيم

ذنوبي مثل أعداد الرمال # فهب لي توبة يا ذالجلال

وعمري ناقص في كل يوم # وذنبي زائد كيف احتمالي

Jika ingin mengetahui syair-syair Abu Nawas yang lain bisa kita baca dalam Diwan Abu Nuwas.

2. Kontroversial

Abu Nawas adalah seorang tokoh yang kontroversial. Di Baghdad terdapat patung Abu Nawas yang memegang khamr. Sebagaimana yang sudah disebutkan bahwa khamr adalah eksistensi dan jalan hidup bagi Abu Nawas.

Abu Nawas diceritakan sering keluar masuk penjara sebab kelakuannya. Tetapi, dia juga mudah keluar dari masalahnya sebab kecerdikannya tersebut.

Ada suatu kisah ketika Abu Nuwas sholat berjamaah dalam keadaan mabuk. Pada saat itu, Imam sedang membaca surat Al-Kafirun. Ketika imam membaca lafadz Qul Ya Ayyuhal Kafirun “Katakanlah wahai orang-orang kafir”. Kemudian Abu Nawas menjawab Labbaik “Aku memenuhi panggilanmu”. Dalam Bahasa Jawa sama dengan perkataan dalem atau ka’dintoh dalam Bahasa Madura.Kemudian ia ditangkap tetapi dengan kecerdikannya ia kemudian dilepaskan.

3. Ulama’ atau Sufi

Abu Nawas adalah seorang yang hafal Quran dan memiliki ilmu agama yang mumpuni. Ibnu Mu’taz dalam Thabaqat Al Shu’ara mengatakan bahwa Abu Nuwas adalah seorang faqih yang banyak mengetahui hukum dan fatwa agama, berpikiran terbuka memiliki hafalan kuat dan pengetahuan modern, mengetahui nasakh mansukh dan muhkam dan mutasayabih Al Quran

Dalam kisah 1001 Malam, diceritakan bahwa Abu Nuwas pernah akan diangkat menjadi seorang Kadi atau penghulu yang pada masa itu memiliki kedudukan seperti hakim untuk memutus suatu perkara. Akan tetapi, Abu Nawas menolak hal tersebut sebab ucapan Bapaknya ketika akan meninggal. Demi menolak untuk menjadi Kadii, ia pun berpura-pura gila sehingga orang lain mengira bahwa dia tidak akan bisa menggantikan Bapaknya yang sebelumnya merupakan Kadi.

Di akhir hidupnya kemudian, Abu Nawas bertaubat dan dikatakan bahwa ia menjadi sufi.

Editor : Hiz

Foto : Tirto