Hubungan mesra ini….
Gak banyak orang tau kalau negara kuminis oppa kim itu punya hubungan backstreet sama negara-negara MENA (Middle East and North Africa) atau negara Timur Tengah. Mesir, Lebanon, Libya, Suriah, Iran, Iraq dan juga Palestina adalah konco kentel Korea Utara gaess. Terkhusus Palestina yang punya tempat tersendiri di hati rakyat Korea Utara, bak saudara jauh dari Jazirah Arab.
Hubungan kedua negara sangat hangat kala masanya, tak terhitung bantuan dan solidaritas yang digalang dan diberikan. Baiknya kita bahas tiga poin penting dari hubungan kedua negara ini. Dimulai dari sejarah hubungan kedua negara, hubungan dengan perlawanan Palestina nyayur Israel dan juga fakta unik dari hubungan mereka.
Menilik Sejarah Hubungan Korea Utara dan Palestina
Mari kita bahas hubungan kedua negara ini. Secara resmi Korea Utara adalah negara yang sangat menentang adanya segala bentuk imperialisme, penindasan dan represi terhadap suatu bangsa dan negara oleh kekuatan “barat”. Hal itu yang buat Korea Utara merasa kalau perjuangan Palestina adalah perjuangan luhur melawan bentuk “imperialisme barat” di tanah mereka, melawan Israel. Secara resmi juga Korea Utara mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka tahun 1988 dan berusaha dengan sangat besar untuk membantu Palestina dari berbagai aspek yang disepakati.
Terhitung pejabat tinggi Palestina bolak-balik srawung ke Pyongyang untuk merekatkan hubungan kedua negara. Sampai-sampai pemimpin legedaris Palestina, Yasser Arafat mendapat lencana persahabatan dan perjuangan melawan imperialise oleh Kim Il-Sung, pemimpin pertama Korea Utara. Yang dibalas pemberian lencana “Bintang Palestina” kepada Kim Il Sung oleh Yasser Arafat. Hubungan makin erat akibat bantuan Korea Utara dalam kemajuan teknologi perang dan persenjataan kepada kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel di Palestina seperti Hamas.
Korea Utara bantu Palestina nyayur Israel
Nyayur di sini bukan Palestina coba memasaka oseng kangkung ke Israel, namun bagaimana Palestina konsisten menyerang Israel lewat konflik perbatasan hingga Intifada I dan II. Korea Utara cukup rajin memberikan pelatihan kepada pentolan kelompok bersenjata Palestina.
Sekurang-kurangnya ada 300 mujahid Palestina yang mendapat pelatihan perang langsung di Pyongyang termasuk salah satu pendiri Hamas, Abu Daud. Korea Utara juga turut membantu Palestina dengan menjual berbagai macam senjata ringan hingga roket-roket yang terkenal kepada Palestina.
Belum lagi saat Korea Utara membantu kelompok bersenjata lain yang turut membantu Palestina seperti Palestina Liberation Organization (PLO) dan Hezbollah (Lebanon) untuk membuat jaringan terowongan. Bangunan terkenal dapat menembus perbatasan antara Palestina dan negara lain juga untuk menembus pertahanan Israel.
Pada tahun 2000-an cukup ramai dibicarakan dan ditemukan jaringan terowongan yang tersetruktur, lengkap dengan penerangan, gudang senjata, dapur hingga rumah sakit darurat buah dari kolaborasi dan bantuan ahli dari Korea Utara. Namun beberapa kali juga paket senjata dan bantuan dari Korea Utara sempat disita oleh pihak keamanan internasional akibat illegal dan tidak berizin.
Fakta unik kedua negara
Bila ditilik lebih dalam, Korea Utara dan Palestina memiliki kesamaan dalam ghirah perjuangannya. Korea Utara dan Palestina merupakan negara yang kedua tanahnya tidak utuh, terpisah oleh “imperialisme barat”.
Korea Utara dan Selatan, Palestina dan Israel. Masing-masing dari mereka adalah saudara dan menempatkan Korea Utara dan Palestina sebagai negara yang berjuang untuk berusaha menyatukan saudaranya dengan penuh kedamaian serta persaudaraan, namun saudaranya harus terpisah karena perbedaan-perbedaan yang semata dibuat oleh para imperialis.
Menebalkan hubungan Korea Utara dan Palestina sebagai saudara senasib dan senasab. Korea Utara juga dengan vokal menyuarakan gerakan anti-Zionisme, unik karena interaksi antara bangsa Yahudi dan Korea yang bisa dibilang sangat minim. Zionisme oleh Korea Utara adalah kekuatan Yahudi yang melandasi pemikiran “jahat” negara “barat”. Mengkaitkannya dengan kebijakan Amerika yang sangat disetir oleh kepentingan “Yahudi yang jahat.
Korea Utara juga aktif membela Palestina dengan terus melayangkan nota protes pada setiap aksi Israel pada Palestina seperti pada serangan Gaza tahun 2008 hingga tragedi kapal Mavi Marmara. Korea Utara menyebut Israel sebagai negara yang rajin melakukan “kejahatan kemanusiaan” kepada rakyat Palestina. Sampai tulisan ini dibuat, hubungan antar kedua negara masih terus berlanjut dan bantuan militer masih terus berlangsung melalui Iran dan Suriah.
Editor : Hiz
Comments