Jika ditanya Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) apa yang saat ini jadi sorotan masyarakat? Tentu saja Pertamina yang bakal saya sebut diurutan pertama.
BUMN yang membawahi ihwal pengelola penambangan dan distribusi minyak dan gas bumi di Indonesia ini terus jadi bulan-bulanan warganet.
Setelah beberapa pekan lalu ramai perihal gaji petinggi Pertamina ditengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Terbaru muncul lagi ihwal kualitas BBM yang dijual di SPBU Pertamina yang katanya menurun eminensinya.
Hal itu muncul bukan tanpa alasan, sebab tidak sedikit pelanggan dari pertamina yang mengunggah keluhan tersebut mulai dari menyoal nilai oktan pada BBM yang dibeli.
Sampai-sampai ada yang sambat juga jika BBM yang dibeli lebih cepat habis walau mobil yang digunakan hanya dijemur seharian.
Tentu keluhan-keluhan yang muncul membuat Pertamina semakin disorot oleh Warganet Indonesia.
Lalu apakah benar BBM yang dijual Pertamina utamanya jenis Pertalite mengalami penurunan kualitas, atau ada penyebab lain yang membuat warganet merasakan hal tersebut?
Berikut empat penjelasan penyebab BBM jenis Pertalite dirasa lebih boros oleh Warganet
1. Pertalite bukan Minyak Mentah
Pertalite yang dikeluhkan oleh warganet merupakan produk yang sudah melalui serangkaian proses penyulingan dan dicampur beberapa komposisi kimia dengan karakteristik spesifik. Tentu ini berbeda dengan minyak mentah yang menjadi produk indukannya.
Salah satu karakteristik Pertalite yang paling jelas adalah volatilitas. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seberapa mudah sifat bahan bakar ini mengalami penguapan sehingga bisa efisien saat digunakan pada pembakaran di kendaraan.
Komponen yang paling memiliki volatilitas tinggi inilah yang pada Pertalite cenderung menguap seiring waktu.
Ketika proses penguapan itu terjadi berdampak pada volatilitasnya sehingga kemampuannya untuk melakukan pembakaran jadi berkurang.
Bila volatilitasnya rendah meski mobil masih bisa berjalan tapi performanya akan menurun.
2. Waktu Penyimpanan di Kilang
Diakui atau tidak, BBM yang didapat oleh masyarakat melalui proses panjang penyulingan hingga bergonta-ganti tempat penyimpanannya.
Hal tersebut ternyata berdampak pada BBM Pertalite makin boros. Apalagi jika Pertalite yang sudah lama berada di dalam tangki penyimpanan.
Sebab penguapan dari senyawa kimia yang ada didalam BBM yang disimpan tentu akan berpengaruh pada kualitas yang ada.
Faktor penyebabnya pun beragam, mulai dari masa penyimpanan Pertalite itu sendiri. Sebab sebagai pembeli kita tidak bakal mengetahui sudah berapa umur Pertalite yang baru kita beli. Wong nggak ada Expired Date-nya.
Bisa saja Pertalite yang kita gunakan itu sudah lama berada di tangki kilang penyimpanan sehingga mengalai oksidasi.
Oksidasi bisa jadi karena reaksi yang terjadi lantaran terjadinya peningkatan oksidan dan penurunan elektron sehingga reaksinya semakin mengikat oksigen.
3. Temperatur Pengaruhi Destilasi
Tidak melulu pra penyaluran BBM, kesalahan dalam penyimpanan, ketika BBM jenis Pertalite ada di kendaraan juga ikut andil dalam penyebab Pertalite makin boros.
Apalagi saat temperatur penyimpananya meningkat, hal ini bisa terjadi saat kendaraan berada di ruang terbuka dengan kondisi cuaca panas terik sehingga mempengaruhi destilasinya.
Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk destilasi Pertalite 10% ini dibatasi maksimal di suhu 74 derajat celcius.
Sehingga produk Pertalite harusnya disimpan ada di suhu 50 derajat Celcius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat Celcius, Pertalite sudah bisa mengalami destilasi.
Pun begitu, semakin tinggi temperaturnya, maka akan semakin tinggi tingkat destilasi BBM jenis ini.
So, mulai besok pastikan kalian memarkirkan kendaraan di tempat yang lebih teduh. Agar BBM utamanya jenis Pertalite makin boros tidak terjadi lagi lantaran destilasi.
4. Sesuaikan Kebutuhan Mesin
Memilih BBM sesuai dengan jenis kendaraan kalian jadi hal penting yang harus diperhatikan. Terutama bagi kendaraan bermobil produksi terbaru.
Pasalnya, penggunaan BBM yang tidak tepat juga akan berpengaruh pada kinerja mesin kendaraan dan pemborosan bahan bakar kalian.
Alih-alih menghemat uang dengan membeli BBM yang murah, penggunaan BBM yang tidak sesuai kebutuhan dalam jangka waktu panjang bisa membuat proses pembakaran tidak sempurna dan berpotensi meningkatkan emisi gas buang yang dihasilkan mobil serta kerusakan pada mesin sehingga menambah biaya perbaikan.
Saran saja untuk kalian mengisi BBM sesuai dengan kebutuhan mesin kendaraan. Pertalite yang memiliki kadar oktan RON 90 idealnya digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9 : 1 hingga 10 : 1.
Jadi cek dulu kompresi mesin kendaraan kalian sebelum memilih jenis bahan bakar ya!
Itulah empat penjelasan mengapa BBM jenis Pertalite dirasa agak lebih boros. Tentu tulisan ini berdasarkan analisis objektif saya.
Jika ada kesamaan perspektif semoga kita dimaafkan oleh Pertamina. Dimulai dari angka nol ya.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments