Adakah disini fans arsenal? Tulisan kali ini murni cerita saya yang ingin saya bagikan, persetan bocil-bocil gak Manchester United (MU) gak makan dan gak Arsenal gak makan.

Match semalam adalah match yang sama-sama penting buat Arsenal maupun MU, sama-sama menjaga asa berebut tiket liga champions. Selain sama-sama penting, match semalam juga sama-sama bikin degdegan dan ketar-ketir buat kedua tim. Arsenal dibuat ketar-ketir karena pemain ke-12-nya, Harry Maguire dicadangkan oleh MU sempat struggle di empat match sebelumnya dengan menelan tiga kali kekalahan lalu disusul satu kali kemenangan atas Chelsea yang jarak waktunya-pun gak terlalu lama sebelum match #ARSMUN.  Sedangkan MU, juga sama-sama sedang strugglestrugglenya setelah di lima match sebelumnya menelan tiga kali kekalahan, satu kali imbang, dan satu kali menang atas Norwich. Salah satu kekalahannya habis dibantai oleh tim rival, Liverpool, 4 empat gol tanpa balas yang sangat disayangkan kebanyakan golnya akibat kesalahan pemain MU.

Match #ARSMUN benar-benar bikin saya ketar-ketir dibanding waktu nonton laga kontra Chelsea, entah mengapa menang melawan MU ini gengsinya lebih tinggi karena sesama tim medioker yang sama-sama membuktikan bahwa dirinya bukan tim medioker. Sekaligus sahabat-sahabat saya banyak pecinta MU. Kalo Arsenal yang kalah, ya saya yang malu sendiri, mereka keroyokan. Untungnya hasil pertandingan berkata lain, setidaknya saya bisa senyam-senyum dan flexing tipis-tipis cenderung banyak di media sosial. Ya, setidaknya Arsenal bisa menang dulu walaupun masih banyak salah di lini belakangnya dan keputusan-keputusan kontroversial yang diambil wasit –yah namanya sepak bola, lebih indah tanpa VAR.

Saya Fans Arsenal, Papa Fans MU

Di luar alasan-alasan tadi yang membuat match semalam menjadi sangat seru, semalam merupakan momen nobar #ARSMUN dengan papa saya setelah sekian lama. Kebetulan papa saya merupakan fans MU tulen sejak lama. Saya juga telah menjadi fans Arsenal sejak Sekolah Dasar (SD). Saya awalnya juga merupakan fans MU, tapi sebut saja fans MU KTP karena masih mencari pujaan hati yang benar-benar pas di hati. Sampai akhirnya saya menemukan Arsenal saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Doktrin kecintaan papa saya terhadap MU gagal, tidak seperti doktrin kecintaan saya kepada legenda motoGP, the doctor, Valentino Rossi.

Meski begitu, setelah menjadi fans Arsenal saya sempat memuja MU kembali, tapi waktunya tidak lama. Hanya setelah dan karena hengkangnya Robin Van Persie (RVP) ke Old Trafford pada musim 2012/2013. Hingga pada match #ARSMUN pertamanya dipihak MU dan mencetak sebuah gol dengan menunjukkan keangkuhannya kepada fans Arsenal yang membuat saya benar-benar patah hati terhadap orang ini dan klubnya. Hal tersebut menjadi patah hati saya paling menyakitkan dibanding saya tahu bahwa saya tidak disukai balik oleh seorang perempuan anak SD kala itu.

Nonton Bareng Arsenal vs MU

Karena perbedaan kecintaan tersebut kami akhirnya jadi asik sendiri-sendiri ketika nonton bola. Pas saya asik nonton Arsenal, papa saya biasa aja. Sedangkan ketika papa saya asik nonton MU, saya mending nonton Liverpool. Tapi, akan seru saat match antara Arsenal melawan MU tersaji.

Sejak saya memutuskan menjadi The Gunner, laga Arsenal kontra MU menjadi seru sekali di rumah. Ketika match di tengah malam, saat saya terbangun sudah ada papa yang bersiap nonton di depan televisi. Sepanjang match saya dan papa saling sahut-menyahut kala timnya saling jual beli serangan. Saya akan teriak ketika Arsenal mencetak gol dan papa terdiam atau menggerutu, begitupun sebaliknya.

Match semalam adalah nobar pertama setelah sekian lama kami gak pernah nobar, entah saya yang gak nonton atau papa yang gak nonton. Nobar semalam terjadi karena saya berteriak ketika Nuno Taraves mencetak gol pada menit ke-3 yang memanfaatkan bola ribbon dari bekas sepakan Saka yang berhasil ditepis oleh De Gea. Setelah itu papa saya nyamperin ke kamar dan bertanya, “bola, main ya?”.

“Nggak pa, catur”

“Ah bisa aja, masa catur nge-gol-in”

“Ya enggak, bola dong”

“MU ya? main lawan mana?”

“nih lawan Arsenal”

Lantas papa saya jadi tertarik dan jadi nongkrong di kamar saya untuk nobar. Seperti orang nobar pada umumnya terjadi obrolan-obrolan kecil di sana. Papa saya yang nanya nonton di channel mana, saya bingung jawabnya karena saya streaming illegal di twitter –tolong jangan ditiru ya adik-adik, kalo ada duit lebih belilah yang legal. Setelah itu saya sempat kejang-kejang karena sepakan Nketiah ditepis lagi oleh De Gea dan beberapa serangan MU ke gawang Ramsdale. Pertandingan semalam memang benar-benar gila untuk kedua kiper.

Ketegangan dalam nobar terjadi ketika Nketiah mencetak gol dari bola mentah yang gak sengaja kena badan Saka yang lalu menjadi dianulir wasit karena offside. Tapi, keputusan tersebut dianulir oleh wasit juga karena Saka dilanggar dulu sebelum terjadi offside dan menjadi penalti untuk Arsenal –emang aneh wasit Liga Inggris ini, tapi lebih aneh lagi wasit Liga Irlandia. Lantas terjadi perdebatan antara saya dan papa saya.

“loh gak jadi gol?”

“gak tau”

“Oiya, offside itu udah ngira”

“halah offside tangan kiri doang”

“iya, soalnya kalo tangan kanan gak offside”

“kok bisa pa?”

“soalnya tangan kanan, buat yang baik-baik”

“cielah”

Setelah itu terciptalah gol lewat penalti oleh Saka. Match masih panjang, lalu papa saya keluar dari kamar dan tercipta gol pertama untuk MU oleh Ronaldo. Sewaktu papa saya balik ke kamar, bingung kok sudah gol untuk MU. Ya, saya mah diem aja, orang kebobolan. Tidak lama berselang terjadi pelanggaran handball di kotak penalti Arsenal, yang membuahkan pinalti untuk MU. Tapi, ndak tau instingnya yang hebat atau asal nyeplos, papa saya bilang “paling gak gol”. Seketika saya percaya bahwa insting orang tua itu gak main-main.

Setelah itu babak pertama usai, mulai lah babak kedua. Entah males atau gimana, papa saya memilih pindah tempat dan gak nonton. Tapi, karena ini momennya Arsenal, saya coba untuk jemput bola dan nobar kekalahan MU. Selanjutnya hanya nobar monoton hingga Granit Xhaka mencetak gol bombastis dari luar kotak penalti dan nobar pun usai.

“dah lah kalah pasti, dah menit 71”, kata fans MU yang tidak punya harapan dan pergi meninggalkan pertandingan.

Editor: Ciqa

Gambar: Tribun