Sadarkah bahwa saat ini story menjadi media journaling?

Allah menciptakan organ tubuh manusia tentu sudah lengkap dengan fungsinya. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, otak untuk berpikir bahkan merasakan emosi karena pada dasarnya manusia memang diciptakan dengan keadaan yang sebaik-baiknya.
Meskipun demikian, manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka lihat dan dengar, bahkan apa yang mereka rasakan seringkali terlupakan begitu saja.

Oleh karena itu, banyak manusia yang berupaya menyimpan atau mengabadikan setiap momen, kejadian, bahkan emosi yang pernah mereka rasakan . Entah itu dengan mengambil foto dari apa yang sudah mereka lihat, merekam apa yang mereka dengar, atau menulis apa yang sedang mereka pikir serta rasakan.

Menulis sesuatu yang ada dalam pikiran atau emosi yang sedang kita rasakan merupakan kegiatan yang sering kita dengar dengan istilah journaling. Media yang digunakan saat melakukan journaling biasanya adalah buku.
Dengan menggunakan buku, kreativitas bisa semakin terasah karena kita bisa menghiasi jurnal tersebut dengan stiker, foto, pulpen warna-warni, dan lain sebagainya. Bahkan, anak-anak zaman sekarang juga menghiasi buku pelajaran mereka mirip seperti buku jurnal supaya terlihat lebih menarik. 

Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, journaling tidak harus dilakukan dengan buku, tetapi bisa juga dilakukan dengan media elektronik, seperti handphone, laptop, atau komputer. Beberapa aktivitas yang menggunakan media elektronik, khususnya handphone sering kali hanya kita gunakan untuk hiburan semata.
Meskipun kelihatannya hanya untuk hiburan semata, ternyata hiburan tersebut bisa sekaligus kita jadikan sebagai media journaling. Salah satu contohnya adalah bermain media sosial. 

Instagram, WhatsApp, Facebook, Twitter, TikTok, dan berbagai jenis media sosial lainnya tentu memiliki fitur yang beragam. Instagram identik dengan foto, WhatsApp identik dengan pesan singkat, Twitter dengan berbagai macam cuitan, dan TikTok dengan videonya.

Semua fitur yang mereka sediakan kebanyakan dilakukan dengan membuat tulisan. Saat ini, mayoritas dari kita lebih sering menggunakan fitur story untuk membagikan aktivitas kita di dunia maya. Sadar ataupun tidak, ternyata fitur story tersebut mendorong kita untuk melakukan journaling, loh! 

Foto yang kita unggah lewat story rasanya belum lengkap jika tidak dibumbui dengan caption atau tulisan yang menggambarkan pikiran serta perasaan kita. Terkadang, fitur story ini juga digunakan untuk menyampaikan keresahan yang sedang pemilik akun rasakan.
Dengan menuliskan unek-unek tersebut, setidaknya apa yang mengganjal dalam perasaan kita bisa dikeluarkan bahkan pikiran bisa menjadi lebih tenang. Menyampaikan unek-unek yang sedang kita rasakan melalui media sosial tentu ada konsekuensinya. Apapun yang kita bagikan di media sosial pasti akan dilihat oleh banyak orang.

Terlebih jika unek-unek yang kita tulis tersebut memang dibuat untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Oleh karena itu, jika kita melakukan journaling melalui sosial media, kita harus siap menerima apapun respon dari viewers kita. Pastikan tulisan yang kita buat di story tersebut tidak memunculkan keributan sehingga menimbulkan masalah baru.

Kalau bisa, buatlah unggahan story yang sekaligus berguna untuk menyadarkan orang banyak, misalnya kata-kata motivasi atau reminder diri. Selain journaling bermanfaat untuk diri kita sendiri, kita juga bisa bermanfaat untuk orang lain.

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels