Jagat media sosial kini dihebohkan dengan aksi hacker Bjorka yang telah dapat membobol data rahasia dan penting di Indonesia. Bahkan, pemerintah merasa ketar-ketir dibuat si Bjorka di tengah masih memanasnya penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubdisi.

Diketahui bahwa Bjorka berhasil meretas 150 juta data penduduk Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bjorka juga berhasil membocorkan data pribadi milik Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Hal yang membuat heboh netizen Indonesia dan pemerintah ketar-ketir dengan diungkapnya Surat Pribadi BIN ke Presiden Jokowi. Hacker tersebut juga mengungkap identitas dalang dibalik pembunuhan Munir Said Thalib seorang aktivis HAM. Dan sederat aksi pengungkapan identitas para pemangku kebijakan yang lain di negeri ini.

Aksi hacker Bjorka ini memang tidak sekedar menghebohkan para warga Indonesia, tetapi membuat masyarakat bisa berpikir banyak. Mengapa? Dengan terungkap data yang disampaikan si Bjorka, berarti pengamanan data warga Indonesia tidaklah aman di tangan negara. Tetapi melalui aksi si Bjorka tersebut, setidaknya ada beberapa hikmah yang bisa dipetik terutama bagi kita sebagai masyarakat umum. 

1. Pudarnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah untuk mengelola data pribadi masyarakatnya

Melalui aksi si Bjorka ini, tentu membuat kepercayaan kita kepada pemerintah untuk menyimpan data pribadi masyarakat semakin memudar. Kok bisa-bisanya ya, Kominfo dan dan para embel-embel yang lain kebobolan dalam hal pengamanan data warganya. Berarti sistem keamanan pengelolaan data dari pemerintah oleh serangan cyber memang sangatlah lemah.

Walau sebenarnya, data pribadi warga Indonesia itu bukan baru ini saja kebobolan. Tetapi seharusnya pemerintah bisa mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan jangan terlalu menyepelekan dalam hal pengamanan data warga Indonesia. 

Apalagi kalau pemerintah sampai membebankan kepada masyarakat soal keamanan data. Artinya apa bahwa negara hadir dan warga masyarakat membayar pajak dan kewajiban lainnya, pemerintah mesti bisa melindungi rakayatnya termasuk melindungi data pribadi. Jadi, kalau hal seperti ini selalu dianggap biasa, bisa jadi nanti masyarakat makin muak terhadap pemerintah terkait dengan pengelolaan data. 

2. Isu penolakan kenaikan harga BBM akan tenggelam 

Ini pasti akan terjadi, waktu panas-panasnya aksi penolakan kenaikan harga BBM, namun ketika munculnya aksi si Bjorka ini, justru semua perhatian teralihkan kepada si Bjorka. Bukan hanya di jagat media sosial, bahkan dalam dunia nyata pun, masyarakat sedikit mulai melupakan aksi penolakan kenaikan harga BBM, gegara adanya isu Bjorka yang menggemparkan media sosial. Padahal, kita sebagai masyarakat mungkin tidak sadar bahwa kenaikan harga BBM sangatlah mencekik dan membuat kita lalai untuk terus menggelorakan suara penolakan. 

3. Elektabilitas para politikus akan ada yang terganggu 

Di sisi lain dengan kemunculan aksi si Bjorka ini membuat kita bisa berpikir, kok yang diungkit para politikus dan sederetan nama-nama yang akan menjadi calon Pilpres 2024 nanti. Ya, mungkin anggapan ini kurang kuat, tetapi ini bisa saja dapat merusak elektabilitas para calon Pilpres nanti. Sebenarnya ini adalah angin segar bagi masyarakat Indonesia, kalau kita tahu memang dari awal calon Presiden kita sebelum benar-benar menjadi Presiden 2024 nanti. 

Apalagi sering kali para calon pemimpin nampak seperti mutiara saat baru mencalonkan, tetapi setelah terpilih melalui suara rakyat justru tidak sesuai yang dijanjikan. Hal ini harusnya menjadi tamparan bagi kita sebagai warga negara yang baik. Bahwa kita sebenarnya seringkali dikelabui oleh pemerintah dengan janji-janji manisnya. Yang dulu bilang ingin mensejahterakan masyarakat, tetapi malah membuat keputusan yang membuat masyarakat bisa sengsara setelah berada di pangkuan kekuasaan. 

Melalui aksi si Bjorka ini, pemerintah mestinya bisa mengambil pelajaran, termasuk pengamanan data pribadi masyarakat untuk dapat dilindungi dengan baik. Janganlah seakan-akan angkat kaki dan mengatakan hal lumrah terjadi, atau hanya bisa mengatakan nanti pelakunya akan diproses secara hukum. Atau bahkan selalu melempar kepada masyarakat untuk memberikan keamanan tersendiri, jadi kalau seperti itu lantas tugas negara ada di mana? 

Di lain pihak, pemerintah mesti bisa sadar bahwa banyak masyarakat sudah muak kepada pemerintah dengan adanya berbagai keputusan yang diambil. Cara yang dilakukan Hacker Bjorka ini bisa jadi salah satu cara untuk mengkritik pemerintah dengan tepat sasaran, karena selama ini ketika masyarakat melakukan demo atau bahkan melakukan kritik mediasi (baik secara langsung maupun melalui media sosial), malah dihiraukan begitu saja. Pemerintah mesti bisa mendengarkan suara rakyat dan sejatinya bisa mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat, sebelum muncul orang-orang seperti si Bjorka yang bisa membongkar kebusukan-kebusukan pemerintah yang lain.

Editor : Faiz

Gambar : Google