Sudah banyak literatur-literatur dan fakta ilmiah yang membuktikan dahsyatnya manfaat puasa. Bahkan, para peneliti mengungkap bahwa puasa bukan hanya sekedar memberikan manfaat, melainkan seperti membawa mukjizat. Seorang dokter asal Amerika bernama Mak Padon menyebut bahwa tubuh manusia membutuhkan puasa, walaupun tidak dalam keadaan sakit. Peneliti sudah membuktikan bahwa berpuasa tidak memberikan dampak negatif terhadap paru-paru, jantung, ginjal, hati, mata, profil endokrin, hematologi, dan fungsi neuropsikiatri. Penelitian ini telah diteliti bahkan hampir setengah abad atau hampir 50 tahun mulai dari tahun 1960-2009. 

Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamin yang bersumber dari Sang Pencipta pasti memahami struktur tubuh makhluk yang Dia ciptakan. “Berpuasalah kamu niscaya kamu akan menjadi sehat”, ungkapan yang sudah lazim kita dengar dan sudah dibuktikan oleh para dokter dan peneliti di dunia.

Nah, puasa ternyata memberikan efek ‘self healing’  bagi tubuh. Maksud self healing disini tentunya bukan self healing akibat gangguan tekanan mental atau psikologis. Melainkan healing alamiah yang terjadi di dalam tubuh. Peneliti dari Finlandia J. Kellberg dan Reizen Stein menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri menuju pada keseimbangan alamiahnya. Namun ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu tubuh harus diberikan waktu yang cukup untuk mereparasi dirinya sendiri. Ada 3 mekanisme self healing alamiah yang terjadi pada tubuh selama kita berpuasa, yuk mari kita bahas.

1. Detoksifikasi (Detoxification)

Selama hampir 14 jam tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi apapun. Berarti organ penting pencernaan seperti lambung, usus, hati dnan pankreas mendapat jatah ‘libur’ dari tugas hariannya. Puasa akan memberikan organ pencernaan untuk me-reset dan memperbaiki dirinya secara otomatis. Hal ini penting untuk membuang sisa-sisa racun yang ada di dalam pencernaan.

Lalu bagaimana detoksifikasi dalam tubuh bisa terjadi? Saat berpuasa kita memerlukan tenaga yang bersumber dari karbohidrat. Menurut para dokter karbohidrat ini hanya mampu bertahan selama 6-8 jam. Ketika kalori dalam karbohidrat ini habis otomatis tubuh akan mencari dan mengambil cadangan tenaga yang berasal dari lemak yang tersimpan dalam tubuh. Lalu cadangan lemak ini diubah menjadi glukosa (reaksi ketosis). Racun-racun yang berasal dari radikal bebas dan zat-zat berbahaya yang selama ini menumpuk dalam tubuh disimpan kedalam sel-sel lemak. Kumpulan racun yang terdapat dalam sel lemak akan dibuang dan dikeluarkan dari tubuh. 

Tahapan Detosifikasi

Ada 4 tahap detoksifikasi yang terjadi saat kita berpuasa. Pada tahap I (puasa hari 1-2) gula darah dan tekanan darah akan menurun. Tubuh akan mengambil cadangan tenaga dari lemak dan otot.  Bagi yang jarang berpuasa biasanya akan berefek lemas, pusing dan lapar. Hal Ini merupakan tahap pertama pembersihan racun-racun. Tahap ke II (hari 3-7) tubuh yang lemas akibat puasa menginginkan kita untuk beristirahat lebih lama, hal ini pertanda reaksi alamiah tubuh yang sedang fokus untuk melakukan pembersihan dan penyembuhan.

Paru-paru dan tenggorokan juga terasa sedikit sakit pertanda tubuh juga sedang membersihkan bagian tersebut. Tahap ke III (hari 8-15) pikiran dan perasaan terasa lebih rileks dan lebih baik. Hal ini dikarenakan tubuh sudah bisa beradaptasi dengan aktifitas puasa, beberapa orang mungkin akan merasakan sedikit nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh, tapi kabar baiknya adalah nyeri ini terjadi karena tubuh sedang menyempurnakan proses penyembuhan. Tahap ke IV (hari 16-30) tubuh kita sudah berhasil beradaptasi dengan rutinitas puasa dan semakin banyak energi yang dirasakan bagi tubuh kita.

2. Rejuvenasi (Rejuvenation)

Rejuvenasi atau istilah gaulnya peremajaan kembali adalah proses bunuh diri dengan memakan dan menggantikan sel-sel yang rusak. Proses ini sebenarnya erat kaitannya dengan istilah autofagi. Auto artinya sendiri atau otomatis dan fagi artinya makan. Autofagi adalah mekanisme bertahan hidup yang terbentuk dari proses puasa yang memakan sel-sel yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi. Koentji untuk mengaktifasi autofagi ini adalah dengan cara benar-benar melaparkan diri alias puasa. Beberapa manfaatnya yaitu menghilangkan protein beracun dari sel-sel yang dikaitkan dengan penyakit degeneratif, mendaur ulang sisa protein, menyediakan energi, mendorong regenerasi dan mencegah sekalgus mengobati penyakit kanker.

Sel-sel dalam tubuh yang mengalami rejuvenasi akan mengalami peningkatan kemampuan fungsional hingga 10 kali lipat. Kalau diibaratkan seperti seseorang yang baru makan makanan bergizi lengkap tentunya kesehatannya pun akan semakin mantap. Sekali lagi koentjinya adalah biarkan tubuh lapar dan tubuh akan menyembuhkan dirinya sendiri. Ini yang namanya Self Healer System.

3. Stabilisasi (Stabilitation)

Setelah melewati fase rejuvenasi, tubuh akan mengalami yang namanya proses stabilisasi, yaitu pemantapan kembali sistem dalam tubuh yang kacau akibat pola makan dan pola hidup yang tidak baik selama 11 bulan. Stabilisasi ini akan mengembalikan seluruh fungsi-fungsi organ dalam tubuh sesuai dengan fungsionalnya masing-masing.

Menurut artikel “Mukjizat at-Tadawi bi as-Shiyam” (Mukjizat Terapi dengan Puasa) dijelaskan bahwa puasa Ramadan sehari saja dapat membersihkan sisa-sisa makanan selama 10 hari. Puasa selama sebulan plus enam hari puasa Syawal akan membersihkan sisa-sisa dan racun dalam tubuh selama setahun penuh.

Masyaallah, sungguh sempurna Allah menciptakan perangkat tubuh manusia, sesuai dengan firman-Nya dalm surat Al-infithar ayat 7 yang berbunyi: “Dialah (Allah) yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang”, wallahu a’lam.

Editor: Assalimi

Gambar: Pexels