Mencari, mengedit, dan menampilkan berita merupakan tugas jurnalis yang banyak dimimpikan oleh generasi millenial. Terlebih di era kemajuan seperti ini, kebutuhan akan informasi yang cepat sangat dibutuhkan publik, dan di sanalah ia berperan.

Menjadi seorang jurnalis bukanlah semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan dan modal yang harus dikuasai untuk menghasilkan sebuah berita yang berkualitas dan diinginkan oleh publik. Terlebih kemajuan peradaban seperti ini tidak hanya membawa arus kemanfaatan, melainkan juga membawa sisi gelap yang harus terus dilawan, yakni gelombang hoax – berita bodong – yang semakin membanjiri ruang publik. Sehingga beban kualitas integritas profesi tersebut hari ini semakin dipertanyakan.

Salah satu jenis jurnalis yang hari ini banyak diminati adalah jurnalis lepas. Jurnalis lepas adalah mereka yang mencari berita atau bekerja di media berita tanpa harus dibebani dengan target dan kontrak yang ketat. Artinya jurnalis tersebut dibebaskan dalam menari topik, target yang ditulis, sampai honorarium yang tidak menentu tergantung kualitas dan kuantitas berita yang dihasilkan.

Jurnalis lepas biasanya diminati oleh mereka yang tidak terbiasa bertugas atau bekerja dengan sistem kontrak yang formal dan ketat. Atau pilihan ini juga banyak diambil bagi generasi millenial yang baru ingin mencoba mengenal dunia jurnalisme.

Berikut rekomendasi yang Milenialis berikan, bagi kalian yang ingin mencoba dunia jurnalis lepas. Rekomendasi ini harus dikuasai sebagai modal dan senjata utama untuk mengarungi dunia yang tidak banyak diketahui orang ini.

Konsumsi Bacaan yang Banyak

Pertama yang harus dikuasai adalah wawasan yang luas. Wawasan yang luas dalam artian adalah pengetahuan yang melimpah mengenai berbagai hal. Kebutuhan ini sangat diperlukan untuk kita menentukan topik berita yang akan kita tulis, serta pemilihan narasumber yang akan kita butuhkan. Tanpa wawasan yang luas, seorang jurnalis lepas hanya terbatas pada tempurung ide atau topik yang itu-itu saja.

Kebutuhan wawasan yang luas juga sangat bermanfaat ketika proses wawancara dengan berbagai narasumber yang memiliki tipologi karakter yang beragam. Selain itu, karena jurnalis lepas tidak ditentukan kantor/perusahaan terkait topik yang akan diangkat, wawasan yang luas bisa menjadi jawaban untuk tantangan tersebut.

Satu-satunya cara menambah wawasan dan memperluas horizon pengetahuan adalah dengan menambah beban konsumsi bacaan. Dengan banyak membaca, kita mempunyai banyak pilihan ide yang disuguhkan oleh bacaan kita.

Sudut Pandang yang Berbeda

Kedua adalah sudut pandang yang berbeda. Hal ini umum diketahui, bahwa kualitas berita tergantung kepada sudut pandang – angel – berita yang digunakan. Yakni dengan kaca mata apa kita akan menganalisa sebuah ide/topik untuk diangkat menjadi artikel berita yang akan dikonsumsi publik.

Perbedaaan sudut pandang sangat dibutuhkan. Selain karena tidak adanya batasan dari kantor/perusahaan, sehingga kita mempunyai kesempatan bereksperimen secara bebas dan krearif, perbedaan sudut pandang juga mempunyai nilai jual yang tinggi.

Perbedaan sudut pandang yang digunakan menciptakan kualitas artikel yang berbeda pada umumnya, sehingga publik merasa memiliki ketertarikan denga artikel yang dibuat. Hal ini juga sangat dibutuhkan untuk menawarkan hasil karya jurnalisme kepada media yang akan menerbitkan.

Jaringan Narasumber

Ketiga adalah memiliki jaringan narasumber. Hal ini adalah tantagan terberat yang harus ditaklukan seorang jurnalis lepas, karena jurnalis lepas tidak dibekali dengan jaringan narasumber yang dimiliki oleh kantor/perusahaan. Sehingga memaksa seorang jurnalis mencari narasumber secara bebas dan sendiri.

Namun, berjalannya waktu hal ini dapat ditaklukan. Selain karena adanya kemudahan yang ditawarkan media sosial hari ini, cara lain untuk membuat dan merawat narasumber yakni dengan menjalin komunikasi dengan narasumber-narasumber lain yang pernah menjadi mitra daam pembuatan berita.

Jaringan non-formal antarnarasumber – apalagi yang satu lingkaran lingkungan – sangat membantu jurnalis lepas untuk memiliki akses menghubungi narasumber yang diinginkan.

Solidaritas Antar Jurnalis

Keempat selain jaringan narasumber, yang sangat dibutuhkan adalah jaringan solidaritas antar jurnalis. Adanya jaringan yang luas sangat membantu untuk bertukar ide, wawasan, kontak, bahkan akses terkait target yang sedang diinginkan. Solidaritas antar jurnalis dapat dimulai dari komunitas atau organisasi yang ada di lingkungan sekitar. Keberadaan jaringan solidaritas ini juga sangat berguna untuk membantu jurnalis lepas jika suatu saat tersandung permasalahan di aktifitas jurnalismenya.

Editor: Nawa

Gambar: Popbela.com