Ada yang berbeda pada lebaran kali ini, yakni sudah bisa mudik. Momen yang tak kita jumpai selama dua tahun karena pademi Covid-19.
Keceriaan menyambut lebaran kali ini kian terasa karena libur lebaran yang lumayan panjang, yakni kurang lebih hampir 10 hari.
Bahkan pemerintah menyarankan mudik lebih awal agar tidak terjebak macet. Suasana yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul bersama sanak keluarga dan saudara menjadi hal paling membahagiakan.
Momen lebaran yang biasanya dilakukan untuk bermaaf-maaf sambil bersalaman tangan, bagi-bagi THR untuk sanak saudara kini bisa dilakukan kembali.
Gema Takbir
Gema takbir menjadi hal yang membuat hati terenyuh bagi setiap umat muslim. Suasana seperti ini bisa dirasakan seiring dengan penetapan pemerintah terkait hari raya Idul Fitri.
Momen Idul Fitri juga menjadi penanda kemenangan bahwa kita dapat mengalahkan rasa lapar dan dahaga, serta hawa nafsu.
Segala perlengkapan lebaran disiapkan, mulai dari berbenah rumah, makanan, hingga pakaian baru seakan menjadi tradisi saat lebaran.
Suasana pagi hari sangat terasa kehangatan berkumpul bersama keluarga sambil menyantap makanan khas lebaran seperti ketupat dan opor ayam yang menjadi sajian nikmat.
Suasananya masih terasa hingga beranjak siang. Namun, selepas siang hingga malam suasana hangat tersebut pun sirna. Apa penyebabnya?
Suasana Kampung Halaman
Kampung halaman selalu menjadi tempat yang dirindukan bagi perantau. Apalagi jika kamu tergolong anak rantau yang sudah selama dua tahun belum pulang kampung di momen lebaran.
Menghabiskan waktu lebaran di kampung halaman di pedesaan dan dekat dengan area persawahan membuat pikiran tenang.
Hiruk pikuk penatnya kehidupan ibukota seakan sirna jika berlebaran di kampung halaman. Terutama saat pagi hari, suasana sejuk sangat terasa ketika melangkahkan kaki ke masjid untuk salat idul fitri.
Adanya Shalat Idul Fitri yang Menangkan Hati
Salat Idul Fitri yang hanya terjadi satu kali setahun membuat suasana hati terasa berbeda dalam melaksanakannya.
Apalagi jika dilakukan di tanah lapang yang luas, tampak ratusan jamaah yang memenuhi shaff menambah rasa syukur karena diberi nikmat usia dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan idul fitri.
Shalat yang selalu didambakan agar bisa terlaksana setiap tahunnya oleh setiap orang.
Momen Memohon Maaf pada Orang Tua yang Terasa Sakral
Setelah melaksanakan shalat Idul Fitri, momen yang sangat sakral di pagi hari ialah momen meminta maaf pada orang tua. Segala bentuk tindakan kita selama ini tanpa disadari melukai hati orang tua.
Tidak semua anak bisa melakukan hal tersebut, karena beberapa anak kurang beruntung dan tidak memiliki orang tua. Manfaatkan lebaran kali ini untuk meminta maaf lebih dalam disertai rasa haru.
Kebersamaan keluarga yang hangat
Suasana berkumpul dengan keluarga hanya terjadi pagi hari. Bercengkrama dan melihat kebersamaan dalam satu rumah dengan sanak saudara yang berkumpul.
Momen seperti ini yang sangat langka untuk dilakukan. Suasana seperti ini kian surut menjelang siang hari karena sudah bersilaturahmi sendiri-sendiri ke rumah sanak saudara yang lain.
Momen Idul Fitri saat pagi hari membuat kerinduan yang selama ini berkumpul bersama keluarga terasa hangat.
Saling menjalin tali sialturahmi dan menghindari hal-hal yang menimbulkan perdebatan.
Karena sejatinya inilah momen untuk membersihkan hati. Bukan sekedar formalitas meminta maaf dalam bentuk bersalam-salaman.
Semoga puasa kita selama sebulan menjadi bentuk pembersihan hati. Sehingga saat Idul Fitri tiba, maka hati lebih luas untuk memaafkan.
Meski suasananya hanya terasa di pagi hari, semoga hati yang bersih senantiasa mengelilingi kita setiap saat.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments