Sebelumnya saya pernah menulis artikel tentang bagaimana tips mengatur gaji bulanan biar nggak numpang lewat aja. Tapi dipikir-pikir kalau sekedar memberi tips, saran, dan solusi sih, saya rasa orang lain juga mampu melakukannya. Bagaimana dengan merealisasikannya? Jeng jeng. Nah biar sedikit tercerahkan, coba mulai terapkan sistem 50-30-20 buat atur keuangan kamu.

Mengatur keuangan bisa jadi hal paling menyulitkan untuk dilakukan setiap orang. Termasuk saya. Komitmen dan disiplin yang tinggi sangat diperlukan dalam mengatur keuangan. Bukan cuma kalian yang sudah bekerja. Saya yang masih kuliah pun sama. Boros sedikit jadilah awal bulan terasa seperti akhir bulan. Mengatur keuangan memang masih jadi salah satu problematika hidup selain deadline tugas yang menumpuk.

Saya rasa beberapa orang apalagi anak-anak muda pernah dengar ungkapan yolo atau “you only live once” yang biasa dipakai mereka yang hits dan doyan hura-hura dengan alasan hidup hanya sekali itu. Karena alasan yolo itulah beberapa orang nggak segan untuk mengeluarkan banyak hingga menghabiskan uang demi kesenangan diri. Hidup hanya sekali katanya, maka nikmatilah.

Ungkapan itulah yang akhirnya membuat keinginan untuk mengatur keuangan jadi tambah sulit. Godaan hangout bareng teman-teman, godaan diskon berbagai outlet pakaian, godaan all you can eat, godaan promo ovo, gopay, dana, dan semacamnya. 

Kalau manajemen keuangan saja sudah longgar, ujung-ujungnya keadaan finansial menjadi tidak sehat. Padahal orang tua sudah gembar-gembor nabung, nabung, dan nabung. Menabung harus dibiasakan sejak usia muda. Begitu katanya. Tapi, kenyataannya nggak semua orang bisa menahan keinginan untuk tidak konsumtif dengan mudah. Ya, tapi nggak sedikit juga sih mereka yang pintar mengatur keuangan.

Banyak tips yang memberikan solusi untuk menabung, investasi, bersedekah, dan sebagainya supaya gajimu nggak seret duluan padahal belum akhir bulan. Mudahnya bilang “makanya nabung” tentu nggak semudah melakukannya kan. Daripada pusing mikirin nabung, nabung, dan nabung, mari simak bagaimana sistem keuangan 50-30-20.

Kebutuhan Primer (50%)

Utamakan kebutuhan primer seperti bayar tagihan dan biaya hidup sehari-hari. Apalagi kalau jadi anak rantau tentu pengeluaran akan jauh lebih banyak ketimbang yang PP dengan jarak rumah dekat. Belum lagi biaya transportasi, biaya sewa kost, dan sebagainya. Jadi coba alokasikan 50% penghasilan untuk keperluan paling penting dulu.

Senangkan Diri Sendiri (30%)

Hidup bukan melulu kerja dan cari uang kan? Jiwa dan raga juga butuh bersenang-senang dengan wajar dan secukupnya. Refreshing adalah hak segala bangsa. Pakai 30% penghasilanmu untuk jalan-jalan, makan enak, dan belanja. Tapi pastikan jangan sampai lebih dari yang sudah ditentukan. Lebih besar pasak daripada tiang dong kalau begitu.

Menabunglah (20%)

Nah, akhirnya sampai juga pada tahap ini. Nabung. Satu kata pendek tapi sulit sekali untuk diwujudkan. Nabung biasanya hanya sebatas khayalan saya dan kalian yang sulit sekali menahan keinginan untuk tidak konsumtif. Tapi, bukan berarti mustahil untuk dilakukan kok. 

Menabunglah dengan menyisihkan 20% penghasilan. Biar nggak bingung, mending buat dua rekening yang berbeda untuk keperluan yang berbeda pula. Satu untuk penghasilan masuk, satu lagi untuk menabung. Kalau sudah mulai menabung dengan menerapkan sistem ini, jangan sampai terbuai lagi memakai uang tabungan untuk memenuhi tuntutan hidup.

Setidaknya dengan adanya sistem 50-30-20 seperti ini dalam mengatur keuangan, kita jadi nggak perlu berpusing-pusing ria lagi memikirkan apakah gaji ini cukup untuk memenuhi segala kebutuhan saya sebulan ini. Setidaknya ada batas banyaknya jumlah uang yang perlu dikeluarkan dengan sistem ini. Jadi nggak kebablasan. Beda lagi kalau sudah ada batasan tapi tetap ditabrak.

Saya rasa keefektivitasan menabung dengan sistem 50-30-20 ini tergantung pribadi setiap orang dan juga besar penghasilan yang didapatkan. Balik lagi mengatur uang itu didukung dengan komitmen dan disiplin yang tinggi. Kalau sudah menerapkan sistem 50-30-20 tapi keuangan tetap kacau balau, cukup bertanya pada diri sendiri “apakah saya sudah mengatur keuangan dengan baik selama ini?”