Siapa yang tidak bosan dengan kata-kata #dirumahaja? Mungkin hampir semua orang sudah merasakan kebosanan. Karena pandemi yang memaksa kita untuk di rumah saja, mau tidak mau kita jadi bisa merasakan bosan itu seperti apa. Tak terkecuali seorang pelajar. Mau bagaimana lagi, sejak pandemi semua orang dilarang untuk keluar rumah. Selin itu, ada alternatif lain yang ditawarkan untuk hiburan, misalnya seperti virtual tour Dewantara.

Untuk seorang pelajar yang biasa menghabiskan waktunya di sekolah bersama guru dan teman-teman, larangan tersebut pasti akan mengubah kesehariannya. Tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan guru dan teman sangat mungkin akan merusak semangat belajar. Terlebih, keseharian ini sudah berjalan hampir satu tahun.

Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhi semangat belajar, terutama selama berlangsungnya School From Home (SFH). Faktor guru yang hanya memberi tugas tanpa memberi penjelasan, murid yang ogah-ogahan mengikuti pelajaran, materi yang sulit dipahami secara daring, dan masih banyak lagi hal yang tidak bisa disebutkan. Parahnya, faktor tersebut tidak muncul secara berkala, akan tetapi sering, bahkan selalu.

Menilik Virtual Tour Dewantara

Akan tetapi, bagaimana jika sistem pembelajaran SFH dibuat seperti sedang mengikuti acara Virtual Tour Dewantara?

Virtual Tour Dewantara adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum Dewantara Kirti Griya Yogyakarta. Museum ini dulunya adalah rumah kediaman Ki Hajar Dewantara yang sekarang sudah dialih-fungsikan menjadi museum.

Dalam virtual tour tersebut, kegiatan pertama adalah menonton video seluk beluk museum. Mulai dari ruangan yang ada di dalam museum sampai cerita menarik Ki Hajar Dewantara. Menariknya lagi, video tersebut tidak hanya berupa penjelasan, namun pengunjung virtual tour juga diajak untuk melihat keadaan disana.

Jadi, pengunjung tidak akan terpacu pada penjelasan materi saja seperti yang dilakukan saat SFH. Setelah pengunjung selesai menonton video, penyelenggara acara akan mengadakan games seputar materi yang sudah diberikan. Jika ada yang menjawab dengan cepat dan tepat, pengunjung akan mendapatkan hadiah dari penyelenggara. Bagi yang menyimak materi, seharusnya mudah dan bersemangat untuk mengikuti games, karena ada hadiahnya.

Nah, kegiatan yang sama seperti virtual tour sepertinya bisa diterapkan dalam pembelajaran SFH untuk meningkatkan semangat belajar para peserta didik. Pendidik berusaha memberikan materi semenarik mungkin. Tidak hanya penjelasan atau ceramah saja, mungkin bisa disertai dengan gambar atau video yang mendukung materi.

Setelah itu, bermain games di akhir pembelajaran disertai doorprize. Dengan adanya iming-iming hadiah, biasanya peserta didik akan lebih bersemangat di dalam mengikuti kegiatan. Tidak harus di akhir setiap pembelajaran. Mungkin bisa di akhir pekan atau di akhir bulan.

Namun, sebelumnya peserta didik harus diberi tahu jika nantinya akan ada hadiah bagi yang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan memenangkan games. Sistem pembelajaran seperti ini tidak ada salahnya untuk dicoba, lho bagi para pendidik.

Semangat!

Editor: Nirwansyah