Drama series Netflix Hometown Cha-Cha-Cha yang baru saja rilis agustus kemaren, memikat banyak penggemar drama korea sejak episode pertamanya. Drama yang dibintangi oleh Kim Seon Ho dan Shin Min Ah ini dinilai sukses besar dilihat dari rating nya yang terus meningkat yang berada di 9.2 persen dan mencapai puncak tertinggi pada episode terbaru kemarin dengan rating 10.7.

Pesona Kim Seon Ho yang namanya mulai dikenal luas sejak perannya sebagai Han Ji Pyong dalam drama Start-Up menjadi daya tarik lebih yang menyebabkan drama ini langsung diminati banyak penikmat drama khususnya para remaja perempuan.

Banyak tweet dan caption di berbagai platform media sosial yang menyatakan bahwa penonton selalu tidak sabar menunggu hari sabtu dan minggu setiap pekannya hanya untuk menyaksikan keindahan kota Gongjin, tingkah unik warga lokal nya, hingga kisah romantis uwu-uwu dua tokoh utama, Hong Du Sik dan Yoon Hye Jin.

Ada satu hal dari drama ini yang menarik perhatian saya yaitu di beberapa episode awal ketika Yoon Hye Jin, seorang dokter gigi yang menarik, pindah dari Seoul ke kota Gongjin untuk mendirikan klinik gigi disana. Dalam beberapa dialog, sosok Yoon Hye Jin digambarkan sebagai sosok perempuan mandiri yang gila kerja. Kehidupannya ditujukan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dan gengsi yang harus dia penuhi apalagi ketika berkumpul dengan teman-teman sesama dokter gigi. Dari Yoon Hye Jin, tiba-tiba saya menyadari bahwa ia adalah cerminan dari masyarakat kita saat ini.

Budaya gila kerja atau yang sekarang sering kita sebut Hustle Culture nampaknya telah menjadi trend, khususnya bagi anak muda. Memang betul, gila kerja adalah bentuk dari kerja keras yang kemungkinan besar akan membawa kita ke kesuksesan yang kita impikan. Namun, ada banyak efek samping yang tidak baik dari budaya gila kerja atau Hustle Culture ini seperti meningkatkan resiko gangguan pada kesehatan mental.

Kembali lagi kepada drama manis penuh uwu-uwu, Hometown cha-cha-cha. Terlepas dari misteri ke-3 masyarakat Gongjin yang penonton, bahkan warga Gongjin belum ketahui terkait kemana hilangnya Hong Du Sik selama 5 tahun kemarin, dan Yoon Hye Jin si gila kerja, saya rasa ada hal menarik yang bisa kita pelajari dari Hong Du Sik, yaitu cara nya menikmati hidup dan menjalani hari-harinya dengan santuy.

Hong Du Sik adalah seorang pria yang memiliki visual menarik dan dicintai oleh seluruh rakyat Gongjin. Ia pandai melakukan apa saja. Dari mulai memasak di restoran, menjaga toko kelontong, membetulkan lampu jalan, dan masih banyak lagi kemampuannya yang dibuktikan dengan rentetan sertifikat izin kerja yang selalu dia bawa di dalam tas nya.

Diketahui juga bahwa ia adalah lulusan terbaik jurusan teknik dari universitas ternama di Korea, Seoul National University. Namun, terlepas dari kemahirannya dalam banyak bidang, Du Sik atau yang biasa disapa Kepala Hong adalah pribadi yang santai dalam menjalani hidup. Dalam dialog bersama Hye Jin, Du Sik mengatakan bahwa “banyak hal yang lebih penting dari uang dan kesuksesan di dunia ini”.

Du Sik disini terlihat sangat menikmati hidupnya sebagai pekerja lepas daripada harus menjalani hidup yang kaku dan terlalu terstruktur seperti yang banyak orang alami ketika bekerja di kota.

Selain itu, terlihat juga dari keinginannya untuk tetap menjalani hidup di Gongjin dan bekerja apa adanya tanpa menuntut apapun dan mempedulikan gelar sarjana nya. ketika ditanya oleh Hye Jin perihal apakah Du Sik akan terus hidup seperti ini di episode 10 Hometown Cha-Cha-Cha, dari sini saya tersadarkan bahwa, bahagia tidak melulu soal kerjaan yang keren atau prestigious, melainkan tentang bagaimana apa yang kita lakukan dan kerjakan dapat membawa ketenangan dan kenyamanan di hidup yang kita pilih.

Contoh lain dari ke santuy-an hidup ala Hong Du sik dapat kita temukan di episode yang membuat penonton merasa merah jambu, episode 12 Hometwon Cha-Cha-Cha. Momen ketika Hye Jin dengan mudahnya membeli kalung seharga 5.5 juta won, Hong Du Sik sadar bahwa dirinya tidak akan mampu memberikan hadiah dengan harga se-fantastis itu kepada pacarnya. Maka dengan kesungguhan dan tidak memaksakan diri menuruti gengsi untuk membelikan hadiah mahal untuk Hye Jin, Du Sik memilih untuk menggunakan kemampuannya untuk membuat hadiah sendiri, asli hasil karya tangan nya.

Dari sini, Hong Du Sik mengajarkan kita bahwa tidak harus memaksakan hal-hal yang belum bisa kita lakukan di hidup ini, cukup kerjakan saja apa yang kita bisa sambil berusaha memberikan yang terbaik. Dengan begitu kita tidak akan merasa terlalu terbebani dengan tuntunan dunia.

Setiap orang memang memiliki cara tersendiri dalam menikmati hidupnya. Tapi, terlepas dari ambisi yang kerap menghantuimu di malam-malam waktu Indonesia bagian overthinking, hidup mah dibawa santai aja kayak Hong Du Sik. Kalau kata pepatah jawa, “alon-alon asal kelakon”.

Editor : Ciqa

Gambar : celebrities.id

Referensi:

https://www.soompi.com/article/1492711wpp/one-the-woman-and-hometown-cha-cha-cha-maintain-no-1-ratings-amidst-stiff-competition