Unisma sudah berusia 40 Tahun, kemarin (27/03) peringatan Dies Natalis yang ke-40, usia tidak muda lagi bagi berdirinya sebuah kampus. Sobat OSC perlu tahu, saat kesempatan tes masuk PTN sudah tidak memiliki kuota lagi, tenang saja masih ada .

            Dari penamaan saja tolong jangan sampai terbalik, sebab jika hanya Unisma saja di Bekasi juga ada Universitas 45, nah kalau yang di Malang khusus Unisma Malang biar lebih jelas saja. Terletak di Dinoyo, kampus ini cukup asri dengan dominasi warna hijau, khas Nahdlatul Ulama’. Bukan main, Unisma merupakan kampus NU terbesar, terbaik, dan terhebat di dunia yang dimiliki atau dinaungi oleh Nahdlatul Ulama.

Saat lustrum dies natalis ke-40 Unisma dihadiri langsung oleh ketua PBNU, KH. Prof Said Aqil Siradj, sungguh luar biasa. Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga pernah menginjakkan kaki di kampus ini. Sebagai salah satu mahasiswa di Unisma saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar Universitas ini. Setidaknya, ada beberapa hal yang menjadikan Unisma layak menjadi favorit semua bangsa, terutama yang belum memiliki kesempatan di PTN atau kampus sebelah.

Pertama, Penanaman Karakter Islam Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah yang Moderat

            Ini mulai diberlakukan sejak menjadi mahasiswa baru hingga nanti akan di wisuda. Ada proses halaqoh diniyah, yaitu penanaman keislaman pada saat mahasiswa baru. Mata kuliah agama islam dari satu hingga enam, untuk semua jurusan. Dan tes pemahaman keagamaan pra wisuda.

            Bukan hanya hitam di atas putih, karakter ini juga dicerminkan oleh seluruh civitas akademika yang ada di Unisma. Sebab, setiap akan melaksanakan perkuliahan sekalipun daring selalu diawali dengan pembacaan shalawat Nuril Anwar, dan diakhiri dengan doa akhir perkuliahan.

            Tidak kekanan-kananan, dan tidak pula kekiri-kirian mahasiswa Unisma moderat artinya berada di tengah-tengah. Ini bisa terbukti dengan cara mahasiswanya berpenampilan, sopan, indah dan berkeadaban.

Kedua, Biaya Hidup, Gaya Hidup, dan Biaya Kuliah Pas di Kantong

            Biaya hidup di sekitar kampusnya itu terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan kampus yang ada di sebelah, sebut saja UIN, UMM, UB, atau UM. Kos, atau kontrakan di dekatnya harganya sangat terjangkau.

            Menyangkut gaya hidup, anak Unisma terkenal dengan kesederhanaan jarang sekali bisa didapatkan mahasiswa yang terlihat glamor bergaya hidup hedonisme. Ini dapat dilihat dari jenis kendaraan yang digunakan, mahasiswa Unisma hanya sedikit yang pergi kuliah dengan mobil, kebanyakan motor dan itupun ala kadarnya. Kendati dengan Mall Dinoyo, bisa dijamin mahasiswa ke Mall hanya untuk pergi ke food court mencari makanan dengan harga miring.

            Tentu yang paling perlu diperhatikan masalah biaya kuliah, saya sendiri mendengar kawan kawan dari kampus sebelah bahwa Unisma meski biaya pas di kantong, tapi fasilitas tidak perlu diragukan. Berbagai kebutuhan bisa tersedia, mulai laboratorium, lab bahasa, dan lain lain.

Ketiga, Sejuk Dengan Suara Bacaan Al-Qur’an

            Pada setiap hari di area gedung rektorat Unisma mahasiswa akan diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Hal ini juga berlanjut menjadi rutinitas di setiap hari rabu pada seluruh fakultas yang ada di sini, hatmil Qur’an rutinan. Tidak cukup di sana, Universitas ini juga sering mengadakan pengajian yang menenangkan hati, dengan nuansa ahlussunnah wal jamaah.

Keempat, Gampang Diingat

            Unisma jadi favorit banyak mahasiswa yang tidak berhasil di PTN salah satunya juga karena gampang diingat. Letaknya yang strategis, menjadi titik tengah di antara apitan kampus kampus di Malang lainnya, lahannya yang pas cukup gampang diingat letak setiap gedungnya. Dan yang paling mudah untuk diingat adalah warna dominasi kampusnya, hijau. Jadi ingat NU ingat pula dengan Unisma.

            Bagaimana sobat, sudah tertarik bukan dengan kampus ini. Buruan daftarkan diri sebagai bagian dari Unisma.