Membahas bagaimana lika-liku cinta beda agama memang tidak pernah ada habisnya. Kalau kata banyak orang, cinta beda agama ini istilahnya adalah “LDR iman”. Di Indonesia terutama, masalah ini menjadi persoalan pelik yang masih belum ada jalan keluarnya. Pasalnya, belum ada cara resmi yang bisa membuat pasangan beda agama itu bersatu secara sah di mata hukum dan agama. Makanya, tidak jarang mereka yang sudah menjalin hubungan beda agama seperti ini harus berakhir karena susah (atau tidak bisa) bagi mereka untuk bersatu secara sah.

Potret cinta beda agama ini juga digambarkan dalam film yang berjudul “Cinta Tapi Beda”. Film lama memang, tetapi lika-liku cinta beda agama yang tergambar di film itu tentu akan selalu relate dan akan selalu relevan dengan kondisi sekarang dan nanti. Film produksi MVP Pictures yang dirilis tahun 2012 silam ini menceritakan kisah cinta beda agama antara seorang laki-laki bernama Aryo (Reza Nangin) dan perempuan bernama Diana (Agni Pratistha). Sebenarnya bukan hanya beda agama, tetapi beda suku, yang masing-masing suku punya sifat kolot di beberapa kalangannya.

Cinta Tapi Beda Agama

Film ini dibuka dengan gambaran Aryo yang merupakan seorang chef di sebuah restoran. Ia ingin pergi kencan dengan pacarnya (sebelum Diana). Ketika dalam perjalanan, ternyata Aryo menangkap basah pacarnya sedang selingkuh dengan laki-laki lain. Aryo yang marah, meninju wajah laki-laki tersebut. Adegan selanjutnya dilempar pada momen ketika pertama kali Aryo bertemu dengan Diana. Di sebuah pertunjukan tari, Aryo datang mengunjungi buleknya yang seorang koreografer. Di belakang panggung itulah pertama kali Aryo bertemu dengan seorang penari yang sedang gugup-gugupnya bernama Diana. Akan tetapi perkenalan pertama mereka bukan disana, melainkan di restoran tempat Aryo bekerja. Tepatnya setelah Diana dan teman-temannya makan di restoran tersebut. Disanalah kisah mereka berdua dimulai.

Seperti layaknya pasangan baru, hubungan mereka sangat romantis. Aryo sering menemani Diana latihan tari, dan Diana pun sering menemani dan menunggu Aryo ketika sedang salat. Kehidupan pasangan ini memang digambarkan indah, meskipun ada perbedaan agama di antara keduanya. Masalah mulai muncul ketika Aryo mengunjungi rumah Diana (Diana tinggal bersama Om dan Tantenya yang juga pasangan beda agama). Hubungan mereka ternyata dikhawatirkan oleh Om dan Tante Diana. 

Tapi itu baru permulaan. Masalah sebenarnya muncul ketika Aryo mengajak Diana ke Jogja untuk bertemu keluarganya. Identitas Diana yang seorang Nasrani akhirnya diketahui oleh orang-orang dan keluarga Aryo, dan akhirnya jadi bahan gunjingan. Bapak Aryo yang seorang RW dan muslim yang taat, marah mengetahui hubungan Aryo dengan Diana. Bukan hanya bapak Aryo, Mama Diana yang seorang Nasrani berdarah Manado pun marah mengetahui anaknya punya hubungan beda agama. Di situ lah badai dan angin mulai menerpa hubungan Aryo dan Diana. 

Apa yang Dipersatukan Tuhan Tidak Bisa Dipisahkan Oleh Manusia

Ada satu kutipan yang sangat bagus dalam film ini, yaitu ketika Aryo ingin melamar Diana tetapi ditolak mentah-mentah oleh Mama Diana. Aryo yang ditolak dan diusir, meneriakkan sebuah kalimat pada Mama Diana yang kurang lebih seperti ini, “Harusnya tante mengerti dengan kalimat dalam keyakinan tante sendiri, apa yang dipersatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan oleh manusia”.  Cukup menohok, tetapi belum cukup untuk menjinakkan hati Mama Diana.

Meskipun film ini berakhir dengan bahagia antara Aryo dan Diana, film ini menggambarkan potret betapa beratnya menjalani hubungan beda agama. Ada tembok keyakinan yang harus dihadapi, orang tua yang kolot, regulasi negara dan agama, hingga gunjingan tetangga yang tidak tahu diri. Maka dari itu, film ini sepertinya wajib ditonton oleh orang-orang yang punya hubungan asmara beda agama, atau orang-orang yang berencana untuk punya hubungan asmara beda agama, karena mau ditonton kapan pun, film ini akan selalu relevan selama cinta beda agama ini belum ada jalan keluarnya.