E-Trans atau Electronic transaction adalah media yang tepat untuk bertransaksi pasca pandemi covid-19. Pasalnya, virus ini bisa menular melalui aktivitas-aktivitas yang kelihatannya sepele, seperti bertransaksi. Memegang uang tunai atau uang kembalian berpotensi untuk menyebarkan virus. Kita tentu tidak tahu dari mana uang tersebut, dan juga sudah berapa banyak orang yang memegang uang tunai tersebut. Selain itu, bertransaksi secara langsung juga berpotensi menyebarkan virus melalui pernafasan, sentuhan hingga terkena droplet orang-orang di sekeliling.

Oleh karena itu, E-Trans atau electronic transaction menjadi rekomendasi transaksi yang lebih mudah dan aman. Sebenarnya E-Trans atau electronic transaction hanya pengistilahan saja dari transaksi virtual. Transaksi virtual merupakan aktivitas jual beli barang yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dalam dunia maya. Jadi, transaksi virtual dilakukan secara daring. Biasanya transaksi virtual menggunakan aplikasi-aplikasi ataupun web tertentu.

Beberapa Contoh Aplikasi E-Trans

OVO, linkaja, shopeepay,adalah salah satu contoh aplikasi E-Trans yang paling sering digunakan di lingkungan milenial. Aplikasi-aplikasi ini terbukti mempermudah transaksi antar penjual dan pembeli. Yang tidak terpaku pada lokasi tertentu atau delocation.

 Aplikasi di atas juga menarik minat konsumen dengan berbagai penawaran promo yang menggiurkan. Shopeepay pun tidak ketinggalan. Promo gratis ongkir x3 hingga x6 tersedia untuk menarik konsumen shopee. Terlebih barang-barang di shopee yang dijual kelewat murah itu juga menjadi poin plus untuk aplikasi tersebut. Selain itu, shopeepay membuka peluang bagi pedagang online yang baru memulai usahanya.

Begitupun dengan LinkAja yang bekerjasama dengan PT. KAI Indonesia. LinkAja merupakan aplikasi rekomendasi untuk pembayaran pemesanan tiket. Dengan begitu para penumpang kereta cukup banyak yang menggunakan aplikasi tersebut. Lebih-lebih penumpang kereta lokal.

Aman dan Memudahkan

Sejauh yang saya tau, belum ada pengguna aplikasi tersebut yang komplain mengenai kebocoran data transaksi ataupun saldo mereka. Pengguna akan tetap merasa aman karena aplikasi tersebut memiliki pin dan notifikasi yang hanya diketahui oleh pemilik. Sehingga, ketika orang lain mencoba menggunakannya pemilik otomatis akan mengetahui melalui laporan.

Selain dapat dijangkau tanpa menggeser badan sesentipun, aplikasi ini membuat kamu tidak usah repot-repot keluar rumah sehingga dapat meminimalisir kontak dengan orang-orang. Karena pembayaran dilakukan secara virtual dan mandiri, resiko terpapar virus dapat ditekan.

Untuk metode pembayaran juga terbilang mudah. Tinggal kita checkout barang lalu masuk ke keranjang dan selesaikan proses pembayaran dan pastikan memilih metode pembayaran yang sesuai dengan aplikasi yang kita gunakan.

Pembayaran secara virtual ini juga tidak membutuhkan biaya administrasi yang mahal. Bahkan untuk beberapa aplikasi, pembayaran secara virtual tidak dipungut oleh biaya apapun.

Di negeri tirai bambu atau China, juga sedang ramai peluncuran Yuan Digital yang nantinya dapat digunakan untuk bertransaksi secara internasional dengan biaya minim. Selain itu, China meluncurkan uang digital untuk mempermudah pengawasan regulator. Sehingga, arus kas bisa dipantau secara real time. Apalagi di masa pandemi seperti ini, terobosan-terobosan ekonomi penting ada untuk mengurai benang kusut perekonomian.