Gaya baru silaturahmi? Gimana tuh?

Sebagai umat muslim, pastinya tidak lepas dengan budaya silaturahmi. Silaturahmi menjadi salah satu hal ‘wajib’ untuk dilakukan di Hari Raya Idulfitri. Mengunjungi rumah sanak saudara atau pun tetangga untuk berbagi kebahagiaan di hari raya, sekaligus saling bermaaf-maafan.

Tak jarang, momentum ini juga dijadikan ajang saling mengenal saudara yang jarang bertemu tersebab kesibukan masing-masing. Atau pun waktu yang tepat bagi para perantau untuk pulang ke kampung halaman. Suasana seperti itu lah yang dirindukan banyak orang ketika takbir dikumandangkan melalui speaker masjid, tanda ramadhan berakhir. Suka cita menyambut hari raya menjadi euforia yang tak terlupakan bagi umat muslim.

Hakikat Silaturahmi

Ketika mendengar kata silaturahmi pasti yang terpikirkan dibenak kita adalah sebuah kata yang menggambarkan aktivitas mempererat tali persaudaraan antarmanusia. Bahkan terkadang, silaturahmi diartikan lebih sempit lagi menjadi sebuah aktivitas saling mengunjungi dan berjabat tangan. Tapi apakah tepat hakikat silaturahmi demikian? Yuk simak!

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) silaturahmi merupakan kata tidak baku dari silaturahim. Silaturahim sendiri memiliki arti “tali persaudaraan”. Sedangkan dalam bahasa arab, silaturahim berasal dari kata shilah yang berarti ‘sambungan’ atau ‘menyambung’ dan rahim yang berarti ‘tempat mengandung’ atau dikiaskan menjadi ‘kerabat’. Sehingga silaturahmi dapat diartikan menyambung tali persaudaraan antar kerabat, termasuk di dalamnya berbuat baik kepadanya dan mengasihinya.

Sedangkan menurut istilah Syar’i silaturahmi pada hakikatnya bukan hanya yang berhubungan nasab, Ibnu Abu Jamrah berkata :
“Silaturahmi adalah menyampaikan kebaikan semaksimal mungkin dan menolak kejelekan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan.”


Dari pengertian ini memperluas istilah silaturahmi agar tidak terbatas pada berbuat baik kepada kerabat, melainkan kepada seluruh manusia. Selain itu, silaturahmi juga bisa dilakukan dalam beragam cara seperti yang dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadist:


“Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Hak muslim atas muslim ada enam; apabila bertemu hendaknya memberi salam; apabila ia mengundangmu hendaknya penuhi dia; apabila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah maka hendaklah doakan dia; apabila sakit hendaklah kamu jenguk dia; dan apabila meninggal hendaklah kamu mengantar jenazahnya.”
(H.R Muslim, Shahih Muslim, IV:1705, No. 2162)


Banyak sekali cara lain untuk tetap bersilaturahmi lho. Nah, jadi saling berkunjung dan berjabat tangan bukan merupakan satu-satunya cara bersilaturahmi, catat ya!

Gaya Baru Silaturahmi


Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2020 menyuguhkan euforia lain di hari raya Idul Fitri, termasuk cara bersilaturahmi. Sejak mewabahnya covid-19 yang memaksa kita untuk lebih banyak berdiam diri di rumah, budaya silaturahmi secara langsung dengan saling mengunjungi dan berjabat tangan seperti yang biasa kita lakukan mulai ditinggalkan. Digantikan dengan silaturahmi melalui kecanggihan teknologi atau yang kita kenal dengan istilah populer ‘Silaturahmi Online‘. Mungkin kondisi ini lah yang juga akan kita rasakan di tahun ini, mengingat pandemi covid-19 belum juga berakhir.

Apalagi dengan kebijakan pemerintah yang melarang masyarakatnya untuk mudik. Silaturahmi online ini menjadi salah satu gaya baru silaturahmi ala pandemi yang dirasa tepat menjadi solusi untuk tetap bersilaturahmi meski terkendala jarak. Nah, bagaimana sih gaya silaturahmi ala pandemi, yuk intip!

1. Bermaaf-maafan lewat video conferences

Gaya baru silaturahmi ala pamdemi yang pertama adalah bermaaf-maafan lewat video conferences. Idulfitri tidak lengkap rasanya tanpa bermaaf-maafan, nah, buat teman-teman yang terkendala jarak, pilihan untuk melakukan video conferes menjadi salah satu alternatif pilihan. Saat ini, sudah banyak sekali media dan kecanggihan teknologi yang bisa kita gunakan untuk melakukan video conferences dari yang berkapasitas 2-8 orang hingga puluhan orang.

Nah, jangan sampai terlewat bermaaf-maafan lewat video conferences kepada orang-orang terdekat ya, supaya euforia Idulfitri tetap terasa!

2. Saling mengirim bingkisan

Kedua, saling mengirim bingkisan.Bingkisan lebaran atau yang kita kenal dengan nama hamper menjadi pilihan lain yang bisa kita lakukan untuk tetap bersilaturahmi. Mengirim bingkisan bisa menjadi bentuk perhatian dan kasih sayang kepada orang yang kita sayang meski terkendala jarak.


Kita bisa memberikan barang- barang yang mungkin dibutuhkan atau pun bermanfaat. Saat ini juga sudah banyak sekali toko yang menawarkan hamper dengan hanya yang cukup terjangkau. Jadi gimana nih, sudah terpikirkan belum memberi hamper ke siapa?

3. Mengucapkan lebaran melalui kartu digital

Terakhir, gaya baru silaturahmi ala pandemi adalah mengucapkan lebaran melalui kartu digital. Kecanggihan teknologi benar-benar mempermudah kondisi keterbatasan jarak yang saat ini kita alami bersama. Banyak sekali aplilasi yang bisa kita gunakan untuk mengirim kartu ucapan lebaran secara digital.


Biasanya aplikasi tersebut menawarkan format ucapan Idulfitri dengan berbagai template seperti masjid, bedug, ketupat dan berbagai pernak-pernik khas lebaran. Hebatnya lagi sebagian diantaranya tidak berbayar alias free lho. Bisa nih jadi salah satu gaya baru silaturahmi ala pandemi ya!

Jadi gimana nih, anak rantau atau yang belum bisa mudik, mau pakai gaya baru silaturahmi ala pandemi yang mana?

Editor : Hiz