Rasanya belakangan ini nama Greta Gerwig cukup sering dibicarakan banyak orang. Yup! Itu loh director film yang lagi hit banget sekarang, Barbie. Kalian tau gak kalau sebelum film Barbie, Greta Gerwig sudah pernah men-direct tiga film yang tidak kalah bagusnya, bahkan ketiga film sebelumnya ini juga sama-sama mendapat rating yang fantastis di Rotten Tomatoes! Salah satunya adalah film Little Women yang dibintangi oleh aktor dan aktris berbakat seperti Saoirse Ronan, Timothee Chalamet, Florence Pugh, dan Emma Watson.

Kalau ngomongin Little Women, pasti deh kita gak akan lupa sama gimana complicated-nya hubungan Jo dan Laurie. Malah tidak bisa dipungkiri kalau hubungan mereka berdua lah yang paling banyak menjadi alasan orang-orang memutuskan untuk menyaksikan film Little Women ini. Diskusi tentang hubungan mereka berdua juga ada banyak dibahas di berbagai sosial media, biasanya diskusi ini didominasi oleh orang-orang putus asa yang mengharapkan Jo dan Laurie berakhir bersama. Tapi saya rasa ending hubungan Jo dan Laurie ini justru sudah sangat sempurna, karena mereka memang tidak cocok satu sama lain in term of romance. Seperti kata Jo, “Teddy it would be a disaster if we’d married.” Di filmnya pun sudah banyak hint yang menyiratkan alasan Jo dan Laurie tidak akan berhasil sebagai sepasang kekasih dan akan saya jelaskan lewat tulisan ini. (Spoilers!)

Perbedaan Sifat Jo dan Laurie

Dari awal film kita sudah diperlihatkan secara jelas bahwa Jo dan Laurie memiliki pemikiran dan tingkat kedewasaan yang berbeda, Jo adalah seorang wanita dewasa yang sangat menjunjung tinggi mimpinya untuk menjadi seorang penulis, sedangkan Laurie adalah seorang pria kekanak-kanakan yang lebih menyukai hal-hal duniawi seperti berjudi, minum-minum, dan menggoda wanita, ini ditunjukan oleh dialog Amy yang menyapa Laurie sambil berkata “and flirting, gambling, and drinking?” sambil dijawab oleh Laurie “yeah don’t tell your mother.”

Adanya perbedaan karakter ini tentu akan membuat Jo dan Laurie sulit untuk saling menerima satu sama lain, kalaupun bisa, hubungan mereka tidak akan bertahan lama mengingat sifat Jo yang juga tempramental.

Kedua, Jo adalah perempuan yang selalu ingin belajar dan mengedepankan pendidikan, hal ini ditunjukan dengan adanya percakapan di mana Jo selalu diminta untuk mengajari adik-adiknya dan Jo yang sempat menjadi guru di kota New York. Sedangkan, Laurie tidak menyukai belajar (setidaknya secara formal), padahal Laurie memiliki kakek yang sudah mahal-mahal membayar guru untuk mengajarkannya secara privat, tapi Laurie malah bermain-main dan mengabaikan gurunya.

Ketiga, Jo sangat menyukai buku dan ingin menjadi seorang penulis, sedangkan dari salah satu scene, Laurie pernah berkata “Oh Jo, a fellow can’t lives from books alone” yang langsung dibalas oleh Jo tanpa pikir panjang, “I could” dari sini kita dapat melihat bagaimana Laurie menilai buku secara berbeda dibandingkan dengan Jo, hal ini juga dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan di mana Laurie tidak akan bisa benar-benar mendukung mimpi dan karir Jo untuk menjadi seorang penulis kelak jika mereka menjadi sepasang kekasih, tidak lupa juga scene di mana bahkan Jo sendiri yang mengatakan pada Laurie, “….and you’d hate my scribbling….” pada saat adegan bertengkar di bukit.

Friedrich dan Jo yang Keliatan Klop Banget

Sedangkan di sisi lain, Friedrich memiliki banyak kesamaan yang dapat melengkapi diri Jo. Friedrich Bhaer adalah seorang laki-laki dewasa yang juga berpendidikan, hal ini dapat diketahui lewat pekerjaannya sebagai seorang profesor di New York. Dengan adanya ketertarikan yang sama dalam hal-hal intelektual, Jo dan Friedrich akan memiliki banyak topik untuk dibicarakan, mereka tidak akan bosan satu sama lain. Friedrich mengagumi kepintaran dan bakat menulis Jo, bahkan dia sampai mengirimkan Jo buku-buku karya William Shakespeare untuk membantunya mempelajari karakter dalam sebuah cerita dan juga bersedia menjadi pembaca untuk tulisan-tulisan Jo dan menilainya secara objektif. Friedrich adalah seseorang yang dapat mengimbangi sifat tempramental Jo. Selama film kita dapat melihat bagaimana Jo adalah sosok yang pemarah, bahkan Jo sendiri mengakui hal itu. Tapi Friedrich menunjukan bahwa dia bisa menghadapi kemarahan Jo tanpa perlu ikut tersulut api.

Dan yang paling penting adalah Friedrich tidak menyerah pada Jo begitu saja. Kita dapat melihat bagaimana saat Jo menolak Laurie, yang Laurie lakukan adalah memutus komunikasi dengan Jo dan menghabiskan liburannya di eropa. Sedangkan, pada saat Jo memarahi Friedrich bahkan sampai mengatakan bahwa Friedrich bukan lah temannya dan memintanya untuk berhenti berbicara pada Jo, Friedrich tidak langsung menyerah dan malah meminta alamat Jo pada Nyonya Kirke dari boarding house tempat mereka berdua sempat menyewa kamar di New York, mendatangi rumah keluarga Jo, menghabiskan waktu di sana sampai akhirnya Jo sadar kalau ternyata dia menyukai Friedrich.

Tapi saya paham kenapa hubungan Jo dan Laurie memiliki jumlah pendukung yang lebih banyak, karena kisah mereka lebih realistis dan mungkin lebih relate dengan kehidupan banyak orang wkwk mereka yang kerjaannya falling in love with someone they can’t have itulah yang senasib sama ceritanya Jo dan Laurie ini, kebayang, kan, sebanyak apa wkwk. Kalau kamu tim siapa?

Editor: Yud

Gambar: Google