Tulisan ini tercetus setelah obrolan singkat makan malam hari itu bersama ibu. Sama seperti ibu-ibu lain di Indonesia, ibuku juga mengeluhkan harga pangan yang mulai naik. Bahkan, beberapa di antara bahan pangan tersebut memiliki harga yang bikin geleng-geleng kepala. Kita gak akan membahas kenapa hal itu terjadi, ya! Takutnya ada akang bakso bawa handy talky baca tulisan ini, eh…

Jual Untung atau Jual Rugi?

Food vlogger berlomba-lomba me-review makanan-makanan murce bin wuenak! Sebagai konsumen, kita gak bisa menafikkan fakta, bahwa itu tawaran yang amat menarik.

Istilah jual rugi ini menjadi hype setelah menjamurnya makanan yang murahnya di luar nalar. Kadang mau gak percaya, tapi banyaknya pengusaha yang melakukan hal serupa untuk bisnis FnB-nya, sangat membuat saya penasaran.

Betulan untung kah? Sudah betul menghitung laba-rugi? Atau ikut-ikutan harga pasaran biar laku banyak?

Sedikit cerita, ketika itu saya sedang beli bakmi jawa. Harga satuannya Rp. 14.000,00 untuk bakmi goreng atau bakmi rebus. Saya pesan dua-duanya, saya bayar dengan uang pecahan Rp. 50.000,00, Rp. 5.000,00, Rp. 2.000,00, dan Rp. 1.000,00, total Rp. 58.000,00.

Saya sudah effort memberi pecahan Rp. 8.000,00, namun apa yang terjadi? Sang asisten penjual, masih amat muda, tampak bingung memberikan kembalian. Padahal saya memberi uang tersebut untuk memudahkan kembalian uangnya bulat, tinggal memberi kembalian 30k.

Saya jadi semakin ragu, jika urusan kembalian saja kesulitan menghitung, benarkah mereka mendapat untung? Berdagang sambil sedekah memang tidak salah, tapi bisnis tetaplah bisnis, jika tak pandai mengatur uang, maka tinggal tunggu nasib.

Makan yang Penting Kenyang

Makan yang penting kenyang adalah slogan orang-orang yang kurang mampu menjaga dan merawat tubuhnya. Selain keuntungan, harga murah juga patut dicurgai terkait proses dan biaya produksi. Meski di awal sudah dijelaskan kalau manusiawi sekali kita tertarik makanan murce dan wuenak, tapi pernahkah kalian bertanya-tanya tentang bahan yang digunakan?

Trik yang digunakan food vlogger untuk mempromosikan makanan tidak jarang menyertakan proses pembuatannya. Tapi, lagi-lagi kita tidak bisa betul-betul melihat bahan dan proses pembuatannya secara utuh, kan? Apakah bahan yang digunakan dicuci bersih? Bagaimana dengan air yang digunakan untuk memasak? Alat makan dan tempat makan benar-benar dicuci bersih, atau hanya dimasukkan ke ember sabun?

Kamu picky eater masalah kebersihan makanan? Ini saatnya kamu tampil! Karena ini adalah hikmah positif terhindar dari nafsu jajan, bersyukurlah! Dengan harga murah, bukan tidak mungkin pelayanan kebersihan kurang diperhatikan. Tidak semua memang, tapi alangkah baik jika kita lebih selektif dalam membeli makanan. Apalagi kalau sudah viral! Antrian mengular, alat makan jadi kurang, harus segera dicuci alias pali-pali, lap pake kain, beres! Entah bersih atau tidak, itu urusan kesekian.

Hati-Hati Penyakit Datang!

Part paling akhir ini saya ingin mengajak diri saya pribadi dan para pembaca untuk mencoba merenungi fakta yang sudah banyak bertebaran.

Akhir-akhir ini fyp TikTok saya muncul trend “stop apa?” lalu diberikan gambar ruang operasi. Ini adalah fakta paling mengerikan jika kita tidak mengontrol nafsu makan dan nafsu jajan. Kenapa saya tidak menyebut mengontrol makan? Kenapa menggunakan kata “nafsu”?

Jujur, ketika beranda sosial media saya berisi review makanan, saya seringkali menelan ludah. Benar-benar saya tergerak ingin mencoba, rasanya amat menggiurkan! Dorongan keinginan tadi berasal dari nafsu, alias tidak benar-benar yang kita butuhkan. Kenapa? Karena tubuh kita pun sebetulnya memiliki alarm jika kita tidak menjaga nafsu makan.

Tubuh gampang capek, hari-hari 5L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), muncul jerawat, berat badan naik, gangguan pencernaan, dan puncak dari semua habit nafsu makan buruk adalah munculnya tumor.

Jadi gimana? Masih pengen hunting makanan dari rekomendasi food vlogger? Atau mau coba pikir-pikir lagi dan beralih ke makanan minim proses pemasakan sampai healthy food? Ini menjadi reminder juga buat saya untuk berusaha sabar dan menahan nafsu jajan. Semoga, kita senantiasa dijauhkan dari habit buruk tersebut, aamiin…