‘P’ ‘P’ ‘P’ ‘Kamu dimana?’ Mungkin beberapa dari kita sudah enggak asing dengan narasi chat kayak gitu. Hmm… rasanya gimana ya? Menganggu? Mau menolak tapi enggan? Dia pasti sayang banget sama aku sampe segininya, ya? Tapi kalo katanya sayang, kok begini?

Banyak pikiran-pikiran yang menyesak di kepala kita entah jika kita mengalami atau mendengarkan cerita orang yang mengalaminya. Enggak asing kan sama kalimat, cemburu tandanya dia sayang yang sering orang bicarakan? Daripada sibuk menerka, yuk kita bahas topik yang satu ini.

Perasaan sayang pada orang lain memang enggak bisa kita tutup-tutupi bahkan kita bendung karena sebagai manusia wajar kita bisa merasakan hal kayak gitu. Terlebih lagi, jika orang yang kita sayang juga sama sayangnya dengan kita. Rasanya pasti seneng, campur aduk dan yang terpenting dunia hanya milik berdua, pokoknya yang lain cuma ngontrak istilahnya. Tapi, bisa enggak sih hubungan yang awalnya didasari rasa sayang itu berubah jadi racun entah buat kita atau orang yang kita sayang? Jawabannya, bisa.

Sama sekali enggak ada maksud buat menakut-nakuti, banyak loh yang menanggap kategori yang masuk ke tanda kekerasan dalam berpacaran itu hanya kekerasan fisik semata. Eits, bahkan kalimat merendahkan yang terlontar dari mulut si pacar kepada kita sampai intimidasi terus menerus juga termasuk kekerasan loh. Dampaknya enggak bercanda, korban bisa mengalami luka fisik dan luka psikologis dimana kita semua tahu, enggak mudah bagi korban untuk menyembuhkan luka tersebut. Semua orang baik cewek maupun cowok bisa mengalami hal ini loh.

Rasa sayang enggak selalu dimanifestasikan sebagai pengontrol atas kehidupan kita, membatasi ruang gerak kita sebagai orang yang katanya mereka sayang. Bisa saja, menjauhkan kita dari orang lain seperti sahabat terutama keluarga kita sendiri. Jika hal itu terjadi pada kita, kita harus berani untuk menolak. Kita harus berani untuk memutus hubungan itu.

Jika kekerasan dibiarkan, kita sebagai korban akan merasa takut untuk tidak dicintai sehingga melahirkan perasaan yang tidak nyaman jika tidak bersama pasangan.
Rasa sayang merupakan kesadaran masing-masing individu bahwa kita tidak berhak untuk menjadikan orang yang kita sayang sebagai boneka bagi kehidupan kita. Ada waktu bersama dan ada waktu untuk kita menjadi diri sendiri. Rasa posesif dari seseorang kepada kita bukanlah sesuatu yang harus di romantisasi, buatlah komitmen pada hubungan-hubungan yang sehat dimana kamu tetap bahagia tanpa harus jadi orang lain.

Enggak ada lagi deh kata tapi setelah katanya sayang.

Penulis : Saraswati Nur D.

Ilustrator : Ni’mal Maula