Rasa gundah seorang fresh graduate yang belum dapat kerja bahkan bisa sampai hampir 2 tahun. Kegalauan ini lebih dirasakan seorang sarjana, untuk yang memilih jenjang pendidikan selanjutnya atau S-2 maka masih ada kesempatan emas untuk pengembangan kemampuan kalian. Menjadi sarjana baru adalah hal yang sangat diimpikan oleh teman-teman kuliah S-1 ditambah pula lulus tepat waktu, nilai IPK >3.5, pengalaman organisasi, magang dan kerja yang sangat mumpuni. Namun, untuk sarjana yang non pengalaman kalian tidak perlu berkecil hati. Apapun impian kalian di masa kuliah itu adalah hal yang terhebat yang bisa kalian raih.
Masalah lainnya nih, tidak sedikit juga para sarjana baru butuh waktu menganggur setelah berbulan-bulan menyelesaikan tugas akhir. Istilahnya ingin self reward dulu lah, santai aja deh nyari pekerjaan, libur sebulan deh udah lama gak Netflix nih. Eh, taunya bablas sampai hampir 6 bulan gak ada progress untuk melamar kerja. Jadinya bisa menghambat minat pekerjaan kalian lo, entah kerja linier atau switch career. Lalu hambatan apa saja sih yang bikin predikat fresh graduate ini semakin menghilang di mata tim rekrutmen? Yuk, simak baik-baik dibawah ini.
Terlalu lama menyenangkan diri, no action
Biasanya kita sebut self reward. Sebuah keinginan untuk membahagiakan diri sendiri memanglah asik dan bisa meluapkan keinginan kita setelah berjuang menyelesaikan tugas yang cukup berat. Tidak apa memang hal itu kita lakukan, namun kalau terlama self reward bisa bikin sad reward. Jadi daripada ngebucin real atau halu, nongkrong di kafe, clubbing, jalan-jalan ke wisata, kulineran yang pada intinya menjadi kita semakin konsumtif untuk memenuhi gaya hidup. Ditambah lagi sebagai tumpu ekonomi keluarga pastilah hal itu menjadi momok tersendiri dan perasaan bersalah terutama ke orang tua. Ya, walaupun sebagai anak tidak perlu bersusah payah memberi gaji ke orang tua, namun gak ada salahnya juga kita bisa mengganti modal yang dikeluarkan banyak oleh mereka.
Self reward oke saja, tapi jangan kelamaan ges nanti rejeki yang harus kita terima malah kemakan orang lain. Bercanda deh ya, rejeki memang diatur oleh Sang Kuasa meskipun sudah berusaha secara maksimal namun belum ada yang datang tetap saja kita ambil saja semua hikmahnya. Barangkali reward dari Tuhan bisa lebih besar dari kita yang harapkan. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang berguna bisa menjadikan kita terus berpikir positif, sehingga mengurangi ketakutan terbesar dalam mewujudkan karir kita di masa depan.
Terlambat dalam pengembangan kemampuan
Menjadi seorang sarjana baru jika tidak memanfaatkan waktu untuk mengikuti kursus online, sertifikat pelatihan, dan belum pernah mencoba kirim lamaran kerja. Dikatakan terlambat ya pasti, karena di usia berkisar 20-30 tahun sangatlah masa emas untuk meningkatkan kemampuan yang kurang menjadi seorang ahli suatu bidang atau profesional.
Selain itu, inilah yang bisa menghambat karir kalian apabila tidak segera mengirim lamaran kerja. Bukan bermaksud memburui, akan tetapi dengan mengirim secara rutin dan sesuai dengan jam layanan kerja maka pastinya akan lebih cepat diterima oleh tim rekrutmen. Walaupun harus mengalami lulus atau tidaknya, secara tidak sadar itu bisa menjadi kebahagiaan kita sendiri. Ingat! Selagi ada kesempatan, maka raihlah. Berhasil atau gagal, it’s okay! Sebuah pengalaman termasuk jalan menuju kesuksesan.
Jangan pernah merasa iri juga dengan pencapaian orang lain. Alasannya karena akan menjadikan kita sebagai pribadi yang selalu insecure, tidak percaya diri, bergantung dengan orang lain, overthinking bahkan bisa mencapai suatu karakter negatif. Jadi, kita cukup mengagumi mereka yang sudah mencapai impiannya, berusaha untuk tetap bersyukur, dan terus meningkatkan kemampuan sesuai yang kita senangi.
Galaunya fresh graduate minim pengalaman
Bagi saya dengan non pengalaman, atau terbilang memiliki pengalaman hanya dirasa masih kurang. Maka yang perlu dilakukan adalah tetap melamar kerja di perusahaan yang sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. Isi resume sesuai dengan kemampuan yang kita miliki atau bisa juga menampilkan mata kuliah yang pernah dipelajari. Namun, jangan terlalu menunggu bola, lebih baik jemputlah bola itu. Maksud saya adalah selagi ketika kita melamar pekerjaan. Maka kita jemput pekerjaan tersebut dengan mencoba kemampuan kita di bidang kecil lainnya. Seperti volunteer, internship, buka bisnis rumahan, dan sebagainya.
Switch career ataukah karir sesuai jurusan
Berbicara switch career, hal ini pun juga terlintas di fikiran saya. Sebelum pindah minat, saya ingin tetap bekerja sesuai jurusan kuliah. Dikarenakan selain tidak menguras waktu untuk belajar kembali, juga memudahkan dalam mendalami ilmu kuliah saya di pekerjaan. Namun, seiring waktu hal ini membuat hati saya goyah seperti minder akibat harus bersaing dengan pekerja ahli atau yang berpengalaman banyak. IPK yang lebih tinggi dari saya, dan kualifikasi kemampuan saya yang kurang cocok untuk perusahaan. Sehingga selain linier, saya putuskan juga untuk mencoba switch career.
Memang cukup sulit, namun saya tetap untuk meningkatkan kemampuan dengan mengikuti berbagai kursus online, mencoba sebagai freelancer, atau mengikuti pelatihan tertentu yang terverifikasi oleh pemerintah pusat maupun daerah. Ditambah lagi, saingan di era digital juga berkaitan dengan program AI yang bisa menggeser beberapa posisi pekerjaan manusia. Tidak usah takut, kita tidak perlu kalah dengan komputer. Jadi rutin untuk berlatih bisa membuat kita semakin ahli dan dipercaya oleh perusahaan.
Lalu bagaimana dengan tetap memilih kerja linier? Tidak apa, ini pilihan yang bagus juga. Saya berharap pula bisa bekerja linier dengan jurusan kuliah. Beberapa dari mereka juga ada setelah lulus langsung di rekrut oleh perusahaan atau dosen untuk pengembangan proyeknya. Jangan khawatir berlebihan tentang karir, dirasa kurang baik karena kemungkinan mengganggu kesehatan kalian.
Menjadi seorang lulusan baru dengan jangka waktu 0-2 tahun, dikatakan kalian belum cukup terlambat. Entah ingin kerja linier atau switch career jika memang belum ada rezeki untuk bekerja, masih banyak waktu yang bisa kalian isi dengan ilmu baru. So, jangan termakan dengan gaya hidup yang semakin kekinian ya. Masa depan belum tentu menjanjikan, karena itu fokus pada tujuan dan raih impian yang telah lama kita nantikan.
Editor: Assalimi
Gambar: Pexels
Comments