Kalau ada daftar siapa saja orang-orang yang paling apes atau paling tidak beruntung sedunia, maka pemain NBA Aaron Gordon dari tim Orlando Magic salah satu yang masuk dalam daftar tersebut. Dikenal sebagai pemain yang mempunyai dunk paling keren dan hampir empat tahun terakhir selalu ikut NBA Slam Dunk Contest dan itu semua di dokumentasikan dalam film “Mr.50.”

Aaron Gordon tetap tidak mampu meraih piala penombok terbaik di NBA. Padahal, pada Slam Dunk Contest 2016 dan 2020, Aaron Gordon adalah calon kuat peraih piala penombok terbaik. Namun sayang, keberuntungan masih tidak memihaknya.

Berbekal kesialan dan apes bertubi-tubi tersebut, Aaron Gordon akhirnya merilis film dokumenter pendek berjudul “Aaron Gordon: Mr. 50”. Mungkin banyak orang yang bertanya, kenapa mengangkat judul Mr. 50 atau apa hubungannya angka 50 dengan Aaron Gordon.

Makna Mr. 50

Angka 50 sendiri bisa berarti sebagai sindiran, atau protes bahwa Aaron Gordon harusnya dinobatkan sebagai penombok terbaik di Slam Dunk Contest dengan poin sempurna, yaitu 50 poin (masing-masing 10 poin per juri). Ya, meskipun pada kenyataannya poin sempurna 50 tidak pernah didapat Aaron Gordon di babak penentu.

Film dokumenter pendek berdurasi 19 menit ini dirilis pada 7 Desember 2020, hampir bersamaan dengan dimulainya pramusim NBA. Film ini disutradarai, diproduksi, dan disunting oleh Aaron Chapman.

Cerita di film ini sebenarnya berpusat pada Slam Dunk Contest 2020, di mana Aaron Gordon untuk kesekian kalinya ikut berpartisipasi. Ia juga bercerita dalam film ini bagaimana kecintaannya terhadap dunk, bagaiamana persiapan dan giatnya latihan untuk menghadapi Slam Dunk Contest 2020, serta bagaimana kekecewaannya terhadap Slam Dunk Contest.

Selain Slam Dunk Contest 2020, film ini juga menceritakan bagaiamana ketika Aaron Gordon kalah tipis satu poin dengan Zach LaVine (dulu pemain Minnesotta Tomberwolves) pada Slam Dunk Contest 2016. Saat itu Aaron Gordon memang jadi favorit, dan rangkaian dunk-nya memang bisa dibilang ciamik, meskipun pada akhirnya kalah tipis dari Zach LaVine yang dunk-nya juga sangat bagus.

Saya yang waktu itu menonon dari TV memang menjagokan LaVine, tetapi kalau misalnya saat itu Aaron Gordon yang juara, saya tidak akan kecewa juga, mengingat dunk-nya Gordon menakjubkan semua.

Ketika Slam Dunk Contest 2020, rasa penasaran Aaron Gordon sedang berada di puncaknya. Merasa dunk-nya bagus dan diakui rekan-rekannya, namun tidak pernah menang Slam Dunk Contest, cukup aneh.

Adanya nama Aaron Gordon di Slam Dunk Contest 2020 ini juga mengejutkan pemain-pemain lain. “Sudah berkali-kali ikut dan kalah, kok ya masih ngotot mau ikutan. Memangnya cari apa, sih?” Begitu mungkin kata beberapa pemain lain. Namun, Aaron Gordon benar-benar optimis akan menjuarai Slam Dunk Contest 2020. Ya, jangankan Gordons sendiri, saya saat itu juga optimis.

Rentetan Kekecewaan Gordon

Film ini juga memperlihatkan bagaimana Aaron Gordon melatih dunk-nya, mempersiapkan dunk seperti apa saja yang akan ditampilkan, serta bagaimana keseluruhan persiapannya menuju Slam Dunk Contest 2020. Aaron Gordon pantas optimis, karena lawannya bisa dibilang tidak terlalu berat juga. Ada Dwight Howard, Derrick Jones Jr, dan Pat Connaughton. Mungkin hanya Dwight Howard lawan terberat Gordon, karena selain senior, Howard juga punya dunk yang tidak kalah bagus.

Namun, pertandingan sebenarnya adalah antara Gordon dengan seorang pemain muda, Jones Jr, yang keduanya masuk ke babak final. Sengit, ketat, dan panasnya duel ini dimenangkan oleh Derrick Jones Jr, yang unggul satu poin dari Aaron Gordon. Di sini lah kekecewaan Aaron Gordon meledak.

Aaron Gordon yang di dunk terakhir melakukan aksi melompati Tacko Fall, pemain dengan tinggi 2,26 meter, malah tidak mendapat poin sempurna meskipun dunk-nya berhasil. Setelah Slam Dunk Contest 2020, Aaron Gordon kecewa berat dan memutuskan untuk tidak lagi ikut Slam Dunk Contest lagi. Ya, siapa yang tidak kecewa, sudah berhasil nge-dunk dengan melewati pemain bertinggi 2,26 meter, malah tidak menang.

Tidak hanya Aaron Gordon dan rekan-rekannya yang kecewa, saya juga kecewa saat itu dengan keputusan juri, meskipun setelah itu saya juga sudah lupa dan diingatkan lagi di film ini. Film dokumenter pendek ini mungkin bisa dibilang sebagai rentetan kekecewaan Aaron Gordon terhadap Slam Dunk Contest, dan para juri tentunya. “I can’t step away from the dunk contest without leaving something for you, guys. As I set new goals, I’ll leave this for you look back on,” begitu tulis Aaron Gordon.

Editor: Nirwansyah