Di beberapa tempat, tema khotbah Jumat kurang bervariasi.

Salah satu pesan orang tua saya dulu yang masih saya jalankan hingga sekarang adalah saya tidak boleh absen mengikuti kegiatan khotbah Jumat. Menurut mereka, hal tersebut penting untuk saya lakukan demi bertambahnya wawasan keagamaan saya yang masih sangat minim. Sebagai seorang anak yang selalu berusaha untuk berbakti kepada kedua orang tuanya tentu saja saya tidak berani untuk melawan.

Namun sayang, selama saya mengikuti kegiatan khotbah Jumat di kampung saya, wawasan keagamaan saya justru sama sekali tidak mengalami peningkatan sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua saya. Bagaimana tidak, tema khotbah Jumat yang disampaikan oleh sang khatib selalu itu-itu saja. Tidak pernah ada tema-tema yang baru sama sekali. Jadinya, alih-alih pengetahuan saya semakin dalam soal agama, saya malah jadi bosan dan sering mengantuk saat mendengarkan sang khatib berkhotbah.

Saya tidak hendak mengatakan bahwa di kampung saya tema khotbah Jumatnya cuma ada satu yang diulang-ulang terus. Ada sih tema-tema lainnya, tapi jumlahnya tidak seberapa. Anggap lah temanya cuma ada lima, yakni tema A, B, C, D, dan E. Nah, kalau Jumat pekan ini sang khatib menyampaikan tema tentang A, maka pada Jumat berikutnya tema yang diangkat sang khatib kalau bukan B, berarti C, bisa juga D ataupun E. Bahkan sering juga tema khotbah yang dibahas Jumat lalu diulang lagi pada Jumat pekan ini dengan penyampaian yang sama persis. Pokoknya, tema khotbah Jumatnya selalu itu-itu saja. Bahkan saya sampai-sampai hafal di luar kepala mana khatib yang biasanya bahas tema itu dan mana yang biasanya bahas tema ini.

Padahal kita semua tahu bahwa Islam itu cakupannya sangat luas, sehingga semestinya setiap pekannya tema khotbah Jumat yang disampaikan juga selalu baru dan segar. Dengan begitu, jamaah yang hadir juga tidak merasa bosan dan mengantuk saat mendengarkan khotbah.

Saya sering kali mendengar keluhan dari beberapa warga soal tema khotbah Jumat yang tidak mengalami kemajuan ini. Banyak warga yang mengaku merasa sangat jenuh dan bosan mendengarkan khotbah Jumat karena temanya itu-itu melulu. Di antara mereka ada yang berceletuk seperti ini, “Kapan ya khatib di kampung kita membahas tema yang baru saat berkhotbah?” Atau, “Apa karena cuma itu saja yang mereka tahu soal Islam sehingga tema yang diangkat selalu itu-itu saja?” Bahkan ada yang karena saking bosannya sehingga dia lebih memilih untuk tidur saat khotbah sedang berlangsung.

Kalau kita lihat di kota-kota besar, di setiap pekannya tema khotbah Jumatnya selalu berbeda dan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. Kalaupun ada tema yang diangkat ulang, yang dibahas oleh sang khatib pasti tidak sama persis dengan yang sebelumnya. Hal itu bisa terjadi karena didukung oleh kapasitas ilmu keislaman khatib-khatib di sana yang memang mumpuni, yang notabenenya rata-rata orang-orang bergelar. Selain itu, jumlah khatib di kota juga banyak. Yah, namanya juga di kota, kan.

Berkebalikan dengan khatib-khatib yang biasanya ada di kampung, baik secara kapasitas keilmuan maupun jumlah tentu saja kalah jauh sama yang ada di kota. Namun, tentunya yang demikian tidak berarti menjadi alasan untuk menganggap wajar tema khotbah Jumat di kampung selalu yang itu-itu saja. Tidak mesti kok sampai sama persis khotbah Jumat yang ada di kota, paling tidak ada tema-tema baru yang disampaikan pada setiap pekannya, yang ringan-ringan saja. Saya rasa hal ini tentu tidak terlalu berat untuk dilakukan oleh para khatib di kampung termasuk di tempat saya tinggal.

Tujuan dilakukannya khotbah adalah untuk memberikan nasihat kepada jamaah dan dapat meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Selain itu, berdasarkan beberapa referensi yang ada, isi khotbah Jumat yang disampaikan sang khatib hendaknya yang relevan serta dapat meningkatkan pemahaman jamaah terhadap Islam.

Maka dari itu, akan sangat baik tentunya jika setiap pekannya sang khatib membawakan tema khotbah Jumat yang baru serta relevan dengan kondisi zaman.

Editor : Hiz

Foto : Pexels