Film rambo erat kaitannya dengan sejarah ambisi komunisme di Afghanistan.

Bagi pecinta film laga aksi Sylvester Stallone, pasti tidak asing bila pada film Rambo 3 tahun 1984. Ada adegan di mana sang Rambo bertubuh kekar mencoba untuk menyelamatkan sebuah desa dari serangan helikopter Uni Soviet yang membabi buta di tengah padang gurun Afghanistan.

Yupp, Afghanistan, Rambo, Uni Soviet dan Perang. Gabungan absurd bagi orang awam. Terlebih kita sekarang ini yang bertanya-tanya kenapa si Babang Rambo ini ada di tengah gurun Afghanistan dan melawan orang Kuminis Okedee, akan tak jelaskan kenapa ada adegan demikian, terlebih kenapa adegan tersebut diangkat.

Tahun 1979 dunia kedatangan teknologi pemutar musik baru bernama Walkman, Margaret Tachter terpilih menjadi perdana menteri Inggris Raya dan terjadi Revolusi Iran. Namun ada peristiwa lain juga mengubah dunia terjadi di negara yang asing, miskin dan tidakbanyak terdengar. Afghanistan adalah negara terletak di Asia Tengah, negara berbukit, panas dan penuh suku bermacam-macam rupa. Semenjak kolapsnya sistim monarki di Afghanistan, pemerintahan berubah menjadi Komunis sebagai ideologi utama. Terlebih setelah Revolusi Saur yang melanda negara ini tahun 1978, menguatkan pemerintahan Komunis yang sekuler.

Pada malam natal tahun 1979, divisi angkutan udara dan beberapa divisi mekanis Uni Soviet merangsek masuk ke negara tersebut tanpa fafifu. Mulai menjalankan ambisi komunisme. Dengan tujuan untuk mengamankan rezim Komunis yang tetap manut pada komando negeri beruang merah tersebut. Aksi ini banyak di protes oleh negara barat karena dilakukan tanpa adanya deklarasi. Maka secara resmi pendudukan Afghanistan oleh Uni Soviet dimulai.

Bentuk futuhat Uni Soviet ini dilakukan untuk mengamankan negara tersebut dari gelombang revolusi Islam di Iran, mengamankan jalur perdagangan di Asia Tengah dan juga mengamankan Afghanistan agar tidak jatuh dalam pengaruh barat. Sehingga usaha teramat mahal dilakukan untuk mengamankan rezim Komunis Afghanistan dengan harga yang sangat mahal juga.

Taktik Jitu Afghanistan dan Pudarnya Ambisi Komunisme

Afghanistan merupakan negara dengan suku teramat banyak dan agama Islam sebagai agama yang besar. Terlebih kebanyakan wilayahnya merupakan pegunungan tinggi, kering, tandus dan mematikan. Juga mayoritas masyarakat yang mempunyai akses dasar minim seperti pendidikan, sanitasi, pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan tantangan bagi Uni Soviet bagi memenuhi ambisinya mengamankan Afghanistan.

Di awal pendudukan Afghanistan mulai menjadi negara sekuler kehidupan masyarakat urban. Sekolah banyak didirikan, pemerintah membebaskan gaya berpakaian perempuan, toko-toko penjual buku dan piringan musik berhamparan di sudut kota. Serikat buruh dan partai diperbesar skalanya demi mendukung industri Afghanistan yang terseok-seok.

Hal ini memancing penolakan keras dari pemimpin suku di Afghanistan yang menentang pemerintahan gaya sekuler. Sehingga memicu terjadinya perlawanan dan demonstrasi dari masyarakat pedesaan dan pendukung islam konservatif. Dan akhirnya mendorong perlawanan bersenjata antara pemerintahan Afghanistan dan Angkatan Bersenjata Uni Soviet melawan gerilyawan Muslim yang beken disebut Mujaheeden. Memulai perang jihad besar di Asia Tengah melawan Komunisme.

Model peperangan di Afghanistan cukup unik, bukan perang konvensional yang menghujam satu kubu dengan kubu lain di padang luas. Tetapi dengan model gerilya, menyerang konvoi, pos-pos bersenjata, meledakkan bom di tempat ramai dan menembak jatuh helikopter atau pesawat Uni Soviet.

Strategi Mujahidin yang berhasil membuat Uni Soviet kerepotan ini dilirik negara barat. Amerika dan kawan membantu Mujahidin dengan senjata, perbekalan dan pelatihan perang sebagai strategi Amerika untuk memerangi Komunisme lewat perang proxy. Relawan muslim dari setiap penjuru dunia datang membantu, Osama Bin Laden merupakan relawan Mujahidin juga. Juga bantuan dari negara mayorias Islam seperti Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia.

Peperangan yang cukup melelahkan itu akhirnya diakhiri oleh Uni Soviet sendiri tahun 1989 ketika negara tersebut capek meladeni perang gerilya demi hasil yang tak seberapa. Sekaligus menyudahi ambisi komunisme di padang gurun. Sehingga praktis rezim Komunis di Afghanistan berakhir. Banyak yang menamakan konflik Afghanistan menjadi Vietnamnya Uni Soviet karena kekalahan negara besar atas perang gerilya.

Dan untuk film Rambo, otomatis Rambo ada di tengah padang gurun melawan orang Komunis sebagai bentuk dukungan Barat terhadap perjuangan Mujahidin. Yang sebenarnya akan menjadi senjata makan tuan di babak pendudukan Afghanistan oleh Amerika lima tahun setelahnya.