Lulusan dari berbagai perguruan tinggi dewasa ini, selain harus memiliki kecakapan bekerja di sektor kantor dan industri, akan tetapi juga didorong untuk memiliki kecakapan berwirausaha. Karir wirausaha hari ini menjadi harapan agar lapangan pekerjaan dapat tersebar secara luas dan juga masif.

Salah satu sektor usaha yang akan terus menjanjikan hari ini adalah sektor usaha penyedia bahan pangan. Salah satu sektor usaha bahan pangan yang akan selalu dibutuhkan masyarakat adalah peternakan ayam. Baik daging ataupun telurnya, semua memiliki cakupan konsumen yang cukup luas.

Berdasarkan sumber data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rerata konsumsi telur ayam ras/kampung di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 2,336 kilogram (kg) per kapita per minggu. Angka tersebut naik 2,45% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yaitu sebesar 2,28 kg per minggu. Sedangkan konsumsi daging ayam ras/kampung pada tahun 2022 sebanyak 0,15 kilogram per kapita per minggu.

Tentu karena daging dan telur ayam merupakan kebutuhan yang mudah untuk ditemui di berbagai tempat, dan juga suplainya cenderung banyak dan surplus, menjadikan daging ayam maupun telurnya mudah ditemui dan dijadikan berbagai masakan khas masyarakat Indonesia.

Fadhl Muhammad Firdaus direktur PT Janu Putra Sejahtera, mengatakan bahwa sebuah bisnis akan tumbuh pesat jika dikelola dengan baik dan benar. Salah satu pengelolaan bisnis, terutama dalam hal marketing perlu didorong dengan penggunaan sosial media sebagai media marketing. Selain marketing berbasis media sosial, inovasi, dan penyesuaian cara berdagang sesuai zaman, juga perlu diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan mendasar bagi para pebisnis.

Pria kelahiran Yogyakarta 31 Mei 2001 yang merupakan lulusan Bachelor of Business dari Monash University, Australia tersebut mengaku bahwa sektor usaha apapun termasuk usaha peternakan ayam broiler perlu dikelola secara baik. Bagi Fadhl ilmu bisnis bisa didapatkan dari manapun itu. Termasuk bagi para sarjana ekonomi atau bisnis, juga perlu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya penerapan pada usaha yang sedang dirintis.

Fadhl mengaku selama ia berkuliah di program studi Business di Monash University banyak belajar mengenai marketing bisnis. Selama ia belajar tiga tahun di Monash University ia belajar mengenai Komunikasi Manajerial, Komunikasi Manajerial, Mengelola Orang dan Organisasi, Teori dan Praktik Pemasaran, Fungsi Aplikasi (Aliran Perdagangan), Komunikasi Antar Budaya, dan lain sebagainya. Dasar-dasar ilmu yang Fadhl pelajari selama di kampus tersebut membantu Fadhl dalam mengembangkan unit usahanya.

Sebagai direktur tentu Fadhl dituntut untuk sigap dalam mengelola perusahaannya. Perusahaan yang telah dirintis sejak tahun 2002 tersebut kini berkembang menjadi 8 unit usaha yang tersebar di Jawa dan Bali. Dengan didukung ilmu seperti pengelolaan orang dan organisasi yang Fadhl dapatkan selama tiga tahun studi di Monash University, ia mengaku lebih mudah dalam mengorganisir karyawan dan juga perusahaannya.

Pesan Fadhl bagi para wirausaha muda agar tidak takut menghadapi kegagalan. Apapun latar belakang studi maupun juga usaha yang sedang dirintis, anggaplah itu sebagai bagian dari proses dalam membangun bisnis. Cari mentor yang tepat yang kemudian dapat membantu memberikan supporting knowledge maupun experience untuk menunjang dalam menjalankan bisnis.

Fadhl kendati menjadi direktur di perusahaan milik keluarganya, namun tak membuat ia dapat berleha-leha dan hanya bisa tunjuk tangan ke bawahannya saja. Fadhl memiliki beban moral untuk memajukan perusahaan milik keluarganya tersebut. Ia membuktikkan bahwa privilege itu sampai batas pemberian tongkat estafet kepemimpinan usaha, selebihnya ia perlu berjalan secara mandiri membawa perusahannya menjadi perusahaan yang berkembang dan memiliki laba maksimal. 

Gambar: Google

Editor: Bunga