Memangnya iya, wanita suka pria galak?

Saya sedang menonton serial drama Korea  The Fiery Priest di Netflix ketika menyadari bahwa sesungguhnya para pria bergaya galak itu menarik. Dalam serial tersebut, Kim Nam-gil berperan sebagai seorang pendeta yang galak dan pemarah. Tapi galaknya ya cuma akting belaka, namanya juga drama Korea.

Drama tersebut pun punya rating yang bagus, 8.2/10 di IMDb. Sosok pendeta galak jelas menjadi daya tarik utama. Wong jalan ceritanya ya biasa aja. Drakor tersebut bercerita tentang seorang pendeta pemarah yang menyelidiki kasus pembunuhan rekannya, sesama pendeta, di suatu kota dengan pemerintahan korup persis seperti di suatu tempat bernama Wakanda Land.

Saat menontonnya, terbayang sosok Chef Juna yang jutek dan galak tapi memesona itu. Tak cuma Chef Juna, wajah Vladimir Putin juga terlintas, dengan senyumnya yang tipis dan sorot matanya yang setajam silet. Mereka punya banyak fans, padahal galak, lho. Tak lupa, perlu disebutkan juga seorang chef yang misuhan, Gordon James Ramsay. Chef yang satu ini meski misuhan dan nylekit kalau ngomong, tetap saja selalu ditunggu oleh para penggemarnya.

Dalam dunia nyata pun, para pria galak juga punya segmen penggemar. Saya iseng-iseng melemparkan pertanyaan di medsos saya soal mengapa memilih pria galak untuk menjadi pasangan. Sebenarnya saat melempar pertanyaan, saya hanya berasumsi bahwa di luar sana ada banyak penggemar pria galak.

Eh, kok gayung bersambut. Beberapa teman perempuan saya bersedia menjawab pertanyaan pertanyaan saya itu.

Jika Anda merasa punya wajah jutek dengan karakter galak dan masih jomlo, tenang aja. Anda tetap punya kesempatan bertemu dengan para penyuka pria galak, kok. Lima alasan dari para penggemar pria galak di bawah ini mungkin bisa membantu Anda untuk tak terlalu cemas perihal jodoh yang belum mendekat.

#1 Galak adalah lucu yang tersembunyi

Pernyataan ini membuat saya terkikik. Sebagai perempuan yang punya bapak dan suami galak, saya setuju sekali. Biasanya para pria galak ini ternyata kalau bersama orang kesayangannya bisa lucu dan wagu abis.  Tapi, kelucuannya tak akan muncul di sembarang tempat. Yah, begitulah. Lucu tapi lucunya tersembunyi.

#2 Supaya punya pasangan yang seimbang

Beberapa perempuan mengaku bahwa dibutuhkan pria yang galak karena diri mereka juga lumayan galak. Saya mikir, harusnya bukannya nyari yang berlawanan aja ya biar seimbang? Tapi ya benar juga, yang berlawanan bisa jadi udah keder duluan. Pasti yang berani maju mendekat ya yang serupa gaharnya.

#3 Karena punya figur bapak yang juga galak

Konon, pasangan kita itu cerminan dari figur orang tua yang paling dominan di memori kita. Bapak yang galak biasanya memiliki katresnan (kasih sayang) yang berlebihan dan cenderung posesif dengan anak perempuannya. Maka, ya masuk akal kalau anak perempuan ini kemudian mencari figur yang serupa dengan bapaknya.

#4 Menantang

Menurut beberapa responden, yang galak itu menantang. Responden yang menjawab demikian jelas menyukai tantangan. Hidupnya pastilah seru, bagai tagline-nya Chitato, “Life’s never flat.” Bisa juga responden yang menjawab ini, punya jiwa-jiwa serse yang bisa galak balik saat berhadapan dengan oknum preman pelaku tindak kejahatan. Bhaa!

#5 Klise, kalau galak berarti bisa melindungi

Jawaban kelima adalah yang paling klasik dan klise. Iya, biasanya yang galak itu punya jiwa melindungi. Tapi untuk bisa melindungi pasangan, sebenernya nggak melulu harus galak, sih. Dan yang lebih penting, perempuan perlu bisa melindungi dirinya sendiri, entah punya pasangan yang galak atau pun lucu.

Kelima alasan tersebut membuat saya yakin bahwa tak ada salahnya menjadi orang yang galak. Satu hal yang perlu disepakati yaitu orang galak belum tentu punya karakter beracun. Jika pasanganmu galak dan beracun, tak ada alasan lucu, menantang, melindungi yang perlu digembar-gemborkan demi menutupi kesakitanmu. Bubar aja, cari pria galak yang lain.

Editor : Hiz

Foto : Kompas