Beberapa waktu lalu saat sedang berselancar di dunia maya saya menemukan istilah bernama ‘love languange’. Hah? Itu apa? Kira-kira begitulah reaksi pertama saya. Muncul pula beberapa konten-konten dimana ada perempuan yang memamerkan, sambat, dan reaksi saat pacarnya melakukan love languange ini.

Jadi love language yang mereka tampilkan seperti membukakan botol, mengusap kepala, dan mengucapkan kata-kata manis. Aduh sebagai jomblo dari lahir saya memutuskan untuk skip saja konten itu. Bukan jijik atau nggak suka, tapi nyesek karena belum pernah digituin dan belum pernah melakukannya. Tanpa disadari ternyata love languange ini berhasil memenuhi algoritma saya. Bahkan salah satu teman perempuan saya pernah berkata bahwa love language dia adalah physical touch dan words of affirmation. Haduh, apalagi ini?

Maka sebagai jomblo berkelas saya pun riset kesana-sini untuk mencari tahu. Apa sih love language ini? Apa kontribusinya dalam percintaan orang-orang dan kisah asmara saya?

Oke, jadi love language itu adalah bahasa cinta yang dalam penerapannya dilakukan lewat beberapa cara. Biasanya yang banyak melakukan ini adalah dari pihak cowoknya, pihak ceweknya juga ada. Tapi yang paling banyak berseliweran di sosmed saya adalah dari sudut pandang cewek kepada cowoknya. Love language ini pula dibagi-bagi dalam beberapa jenis.

Physical Touch

Sesuai namanya jadi kita melakukan beberapa gerakan yang dianggap menyenangkan. Paling sederhana ya mengusap kepala. Mengelus kepala. Pegangan tangan. Level agak esktrem mungkin seperti memeluk atau mencium. Ya tentu saja kalau dari POV (point of view) perempuan sentuhan fisik ini sangat ber-damage sekali kepada mereka. Banyak yang mengaku langsung baper di tempat.

Words of Affirmation

Iya, kata-kata atau ungkapan yang romantis. Contohnya ‘’aku sayang banget sama kamu’’ atau ‘’aku nggak mau kehilangan kamu’’. Tapi tidak melulu romantis, ada juga yang agak menggoda seperti ‘’ututututu cantikku lagi marah’’ dan ‘’cantikkk, jangan ngambek dong ya’’. Menurut POV perempuan, yang seperti ini bisa membuat hari dan mood semakin membaik.

Act of Service

Nah dari kelima bahasa lain, yang satu ini katanya adalah jurus paling pamungkas. Banyak cewek yang luluh dengan teknik yang satu ini. Hal yang dilakukan sih kayak bukain tutup botol, ngerapiin jilbab, nurunin injakan kaki motor, payungan berdua, dan sesuatu yang sifatnya itu ngasih perhatian. Hampir 80% perempuan dapat ditaklukkan dengan metode ini.

Quality Time

Jadi ini konsepnya kayak meluangkan waktu bersama. Entah itu jalan berdua, makan berdua, ke kosan terus main, atau kencan. Bahkan dari sini muncul pula istilah baru bernama museum date, pool date, Gramedia date, dan buanyak lagi. Haduh.

Receiving Gifts

Ngasih hadiah, itu intinya. Tapi biasanya diberikan secara diam-diam. Misalnya pas dia lagi santai, terus tiba-tiba ada abang paket ngasih hadiah. Bisa juga sih kasih makanan atau item yang dia suka. Hal ini dinilai sebagai effort yang mantap berdasarkan POV perempuan.

Jujur saja saat itu saya ngerasa kayak, ‘’Apaan sih, emang harus segitunya ya?’’

Jangan Remehkan Love Language

Tunggu dulu, saat itu love language ini kedengaran sesuatu yang aneh dan berlebihan buat saya. Maksudnya bukannya memang itu hal yang dilakukan cowok kepada pacarnya dan sebaliknya? Berkata manis, kasih perhatian, menyentuh, ngasih hadiah, kencan, itu kan hal yang wajar dan pasti akan dilakukan pasangan manapun. Mengapa harus ada teori dan istilahnya? Menyusahkan saja!

Tapi akhirnya saya sadar satu hal. Tidak semua orang itu peka, khususnya kaum Adam. Ada beberapa yang mengeluhkan cowoknya kurang perhatian tapi pinter berkata-kata manis. Selain itu, ada yang cowoknya pinter berkata manis, ngasih perhatian, namun jarang ketemuan dan main berdua. Ada pula yang sering main berdua tapi nggak kasih pelayanan yang mantap. Maka tidak ada salahnya jika memang love language ini menjadi sebuah teori baru, bahkan keharusan khususnya untuk perempuan.

Apakah Semua Berharap?

Terus, apakah itu berarti seseorang berharap banyak kepada pacarnya melalui love language ini?

Iya, sudah pasti itu. Memiliki pacar atau pasangan bukan sekedar status, namun juga sebuah bukti nyata kita mempercayai seseorang. Tentang bagaimana kita menemukan seseorang yang sefrekuensi dan nyaman bersamanya. Jadi berharap banyak itu sudah pasti, apalagi berharap dengan love language pacar.

Love language itu hal-hal sederhana namun terlihat luar biasa di mata pasangan seseorang, maka memang sebaiknya itu harus dilakukan. Karena kalau nggak, hubungan pasti akan terasa bosan. Membuat pacar senang itu adalah kebahagiaan tersendiri dan akan membuat langgeng. Salah satu caranya ya dengan love language ini.

Masing-Masing Orang Berbeda

Setiap orang memiliki love language yang berbeda-beda, namun bukan berarti kamu harus menguasai semuanya. Sebab bagaimanapun juga, kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada kekasih. Biarkanlah dia melakukan love language yang dia anggap nyaman, dan cobalah untuk menyesuaikan. Silahkan kode dikit-dikit, jangan sampai kekasih risih. Maka dari itu, panjang umur untuk kalian yang nyaman dengan love language pacarnya ya.

Aduh, saya menulis ini sambil mengasihani diri sendiri. Kapan ya bisa menerapkan love language ini kepada seseorang? Doakan cepat dapat pacar ya.

Editor : Faiz

Gambar : Pexels