Masa-masa ujian kelulusan temen-temen SMA dan SMK sudah mendekati waktunya. Tentunya kalian sudah punya rencana kedepannya. Hendak melanjutkan studi dimana? Jurusan apa? Bahkan rencana untuk bekerja atau cuti studi untuk sementara juga ada di benak beberapa anak-anak SMA. Seluruh rencana, perlu di persiapkan matang-matang. Seperti memilih bidang studi di perkuliahan.

Mengutip dari CNBC Indonesia, terdapat 10 jurusan yang banyak di sesali mahasiswa. Diantaranya adalah jurnalisme, sosiologi, seni, komunikasi, pendidikan, manajemen marketing + riset, pendamping medis, ilmu politik dan pemerintahan, biologi, dan sastra inggris. Bagi temen-temen yang hendak melanjutkan studinya dan memilih salah satu dari bidang studi atau jurusan di atas perlu dipikirkan matang-matang lagi.

Salah satu jurusan yang banyak di sesali adalah komunikasi atau ilmu komunikasi. Bidang studi yang juga sedang saya lakoni selama 3 tahun terakhir. Bedanya, saya tidak sama sekali menyelasi pilihan ini. Justru sebaliknya, saya sangat enjoy dan menikmati kuliah di prodi ilmu komunikasi.

Saya juga memahami betul, kenapa sih ilmu komunikasi jadi salah satu jurusan yang banyak di sesali. Bahkan di peringkat ke empat dengan presentasi 64%. Maka dari itu, saya coba tuliskan dan refleksikan buat temen-temen yang hendak melangkah di bidang ilmu komunikasi ke depannya. Supaya gak ada lagi penyesalan masuk ilmu komunikasi. Karena penyesalan di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran.

Ilmu Komunikasi Gak Cuma Soal Ilmu Ngomong

Alasan pertama yang jadi pra kira saya menjadi penyesalan banyak orang di ilmu komunikasi adalah mengira dan menyepelekan bahwa ilmu komunikasi hanya berkutat pada ilmu ngomong. Padahal tidak. Ilmu komunikasi adalah ilmu yang terbilang baru dan luas. Bahkan saking luasnya, banyak juga lapangan pekerjaan di bidang ilmu komunikasi yang bisa dengan mudahnya ditempati oleh anak-anak jurusan lain.

Memang betul bahwa dalam ilmu komunikasi kita belajar soal ngomong, public speaking, dan retorika. Tapi, gak hanya sampai di situ. Anak-anak ilmu komunikasi juga belajar soal komunikasi politik, kajian media, komunikasi interpersonal, komunikasi massa, psikologi komunikasi, manajemen stratejik, komunikasi budaya, komunikasi organisasi, desain komunikasi visual dan masih banyak lagi. Bahkan mata kuliah praktis seperti fotografi, sinematografi atau film, berpikir kreatif, produksi iklan, film proposal dan lain-lain juga banyak.

Pada dasarnya, di ilmu komunikasi kita belajar bagaimana menyampaikan pesan agar berhasil. Pesan apa saja, makanya mata kuliahnya juga beragam. Di titik ini lah mungkin banyak orang yang menyesal masuk ilmu komunikasi karena mengira ilmu komunikasi cuma ilmu ngomong jadi mudah saja. Padahal belajar di ilmu komunikasi juga pusing.

Beda Kampus Beda Ilmu Komunikasi

Hal ini juga mungkin jadi salah satu alasan banyak yang merasa menyesal masuk ilmu komunikasi. Bahkan ketika sudah merasa tepat untuk masuk jurusan ini, kita masih bisa terjebak di jurusan ini karena beda kampus beda ilmu komunikasi. Hal ini saya amini ketika saya beberapa kali ngobrol dengan beberapa temen saya yang anak ilmu komunikasi juga, tapi beda kampus. Terdapat perbedaan, baik yang signifikan maupun tidak. Ini yang awalnya saya gak percaya, tapi akhirnya percaya.

Saya menganggap ada dua mahzab dalam kurikulum ilmu komunikasi di kampus-kampus. Pertama, mahzab ilmu komunikasi yang teoritis. Ilmu komunikasi ini cenderung banyak membahas teori, kajian media, kajian budaya dan lain-lain. Begitupun juga tugas-tugasnya yang cenderung lebih banyak ke arah paper, makalah, menulis artikel, dan lain-lain.

Mahzab kedua adalah mahzab ilmu komunikasi yang cenderung praktis. Mahzab ini cenderung banyak prakteknya, praktek fotografi, menulis, produksi film, produksi iklan, produksi acara tv, produksi acara radio, dan lain-lain. Tugas-tugas dan ujiannya juga cenderung praktis seperti yang udah saya sebutkan sebelumnya.

Lebih enak dan suka yang mana tergantung dari kita. Jangan sampai salah memilih ilmu komunikasi. Coba sebelum memilih, perbanyak riset dengan tanya-tanya kakak kelas, tanya-tanya temen yang mungkin sudah menginjakkan studinya di ilmu komunikasi. Sehingga kita gak terjebak.

Butuh Kemampuan Dasar

Belajar ilmu komunikasi bisa kita mulai dan persiapkan sejak dini. Hal itu karena di ilmu komunikasi banyak praktek-praktek yang biasa kita temui dan bisa kita pelajari di kehidupan sebelum kuliah. Seperti public speaking, menulis, membaca, fotografi, dan videografi.

Hal-hal tadi seharusnya lumrah untuk bisa kita lakukan, apalagi anak-anak zaman sekarang yang sudah akrab sekali dengan teknologi. Belajar foto dan video bisa dari youtube, bahkan tiktok. Public speaking juga sudah kita asah sejak Sekolah Dasar dengan presentasi-presentasi. Menulis dan membaca sudah jadi kewajiban kita sebagai pembelajar.

Walaupun tidak memiliki kemampuan yang mendalam, setidaknya kita sudah gak asing lagi dengan hal-hal di atas. Karena apabila kita benar-benar asing dengan hal-hal di atas, mutlak sudah, kita akan lebih kesulitan dan mungkin akan tertinggal dengan temen-temen yang lain. Jadi, walaupun tidak wajib, tapi dengan kita memiliki kemampuan dasar di atas, bisa mempermudah belajar kita selama di ilmu komunikasi.

Sedikit tambahan juga, bahwa di ilmu komunikasi kita akan di paksa untuk terus update dengan isu-isu terkini dan teknologi komunikasi tergini. Seenggaknya bisa ngikutin tren tipis-tipis.

Nah, berdasarkan hal- hal yang sudah saya paparkan di atas, jelas bahwa memilih untuk menjadi anak ilmu komunikasi tidaklah semudah yang dibayangkan. Perlu beberapa pertimbangan dan persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk melangkan di studi ini. Namun, bukan berarti hal tersebut membuat kalian mundur dan merasa takut untuk memilih jurusan ini. Sebaliknya, dengan mengetahui hal-hal tersebut, kalian bisa lebih siap dan tidak ada lagi kata penyesalan masuk studi ilmu komunikasi. Selamat berjuang dan sukses untuk para calon anak ilmu komunikasi!

Editor : Assalimi

Gambar : Google