Berjuang mendapatkan jodoh dalam bentuk aksi nyata di lapangan bisa dikatakan aksi setengah-setengah, jika kamu tak melengkapinya dengan membangun relasi ke sang pencipta. Berkoalisi dengan Tuhan agar dimudahkan menikung perasaan seseorang yang kamu impikan, namun belum juga menjadi kenyataan.

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjangkau jodohmu. Membuatnya dekat dan memilihmu tanpa melibatkan ragu. Paling tidak kamu harus menyiapkan strategi agar tidak main terobos. Rencana memang tidak selamanya mulus. Kalau tak mempunyai rencana, maka kemungkinannya akan cenderung menuju kegagalan.

Jodoh: Jangan Menyerah Selama Janur Kuning Belum Melengkung

Jangan mengibarkan kata menyerah sebelum akad terjadi. Perasaan masih bisa terbolak-balik seperti telur di atas teflon. Selama usahamu di ujung maksimal dan doamu sambung-menyambung menjadi satu. Maka, teruslah memelihara keyakinan; tidak akan lepas ikan yang sudah masuk ke jala. Perjuangan memang banyak bumbu rumitnya. Di sana bisa terlihat sampai mana rasa seriusmu. Apakah macet di tengah jalan atau mencari cara sampai kelihatan garis akhirnya.

Tuhan Tidak Tidur, Dia Menunggu di Sepertiga Malam

Tunjukkan kesungguhanmu dengan bernegosiasi dengan Tuhan terlebih dahulu. Sisihkan waktumu. Minta pada-Nya. Memohon kemudahan. Atur skenario agar punya peluang untuk menyalip. Ulang-ulang hingga terlihat hasilnya. Pernikahan impianmu akan terwujud sebentar lagi. Sisa butuh satu doa lagi. Maka dari itu tiada salahnya, tiada ruginya, jika kamu berjuang secara tunggal di sepertiga malam. Di suasana paling sunyi. Perantara manusia dan Tuhan hanya persoalan keikhlasan. Doamu bisa tiba di langit tanpa ada hambatan. Apa lagi pungutan liar.

Kalau Kamu Jodohnya, Kekasihnya Bisa Apa?

Jangan mudah rapuh hanya karena saat ini dia punya seseorang yang diklaim sebagai yang paling sejati. Ingat, tidak ada kekuatan yang paling unggul selain kemauan Tuhan berkata kun fayakun. Terjadi, maka terjadilah. Durasi pacaran yang melebihi masa bayar cicilan motor bisa putus sekejap mata. Di situasi semacam itu kamu bisa masuk. Bukan sebagai pelarian, tapi jadilah yang utama. Tanda doamu sedang dalam proses menjadi nyata. Terobos saja, hilangkan rasa pesimis. Gak mau disalip pihak lain, kan?

Calon Mertua Tahu Mana yang Sungguh Mana yang Tipu

Urusan dengan Tuhan mungkin bisa dikerjakan sendiri. Tidak perlu didelegasikan. Namun, tidak dengan sesama manusia. Butuh strategi tambahan. Biar maksimal kerja nyatanya. Mendekati orang tuanya menjadi salah satu hal yang tidak bisa terlewatkan. Restu menjadi harga mati. Restu bisa cair jika orang tua sudah tak ragu-ragu lagi. Mereka tak perlu pembuktian-pembuktian baru jika kamu sudah meyakinkan penuh ,bahwa keseriusanmu menikah dengan anaknya sudah dikunci mati. Kalau orang tuanya sudah bilang ok, anaknya mau apa?

Jujur dan Lampirkan Fakta yang Akurat

Dekati dirinya di waktu yang tepat. Kesempatan bisa datang berkali-kali, tapi yang terbaik hanya singgah sekali. Saatnya bergerak. Ramu strategi pendekatan. Saat lampu hijau sudah menyala, masuklah. Di sana kesempatanmu terbentang luas.

Saat menyampaikan data dan fakta sajikan yang paling benar meski pahit. Tampilkan apa adanya. Awali semuanya dengan penyampaian yang tidak dibuat-buat semata untuk memburu ketertarikan. Jika pendapatanmu sebulan hanya di level UMR, katakan. Jika cicilanmu masih tersisa 7 bulan lagi, berterus teranglah. Jika kendaraanmu honda Beat keluaran tahun 2012, ya tidak apa-apa. Jujur lebih baik.

Dari situ dia akan menilaimu dari sisi transparansi. Keterbukaan sudah harus di mulai sebelum ada ikatan resmi. Apa pun versi kejujuranmu, itu jauh lebih berterima daripada melampirkan kebohongan yang bisa terungkap kapan saja. Justru itu bisa melemahkan rasa percayanya padamu.

Jodoh: Yakin adalah Kuncinya

Pada akhirnya semua kembali kepada dirimu sendiri. Apakah kamu punya keyakinan kuat untuk menerima seseorang yang sesuai kriteriamu? Menerima orang yang kamu dambakan? Persiapanmu menghadapi dunia menikah bagaimana? Sudah siap memikul tanggung jawab? Karena, perjuangan sesungguhnya hadir setelah ijab kabul tuntas dilantunkan. Sebelum itu, semuanya hanya kata pengantar yang bisa dihapus saat kamu mulai ragu atas keputusanmu sendiri.

Jodoh akan selalu menjadi pertanyaan. Bukan berarti tak punya kunci jawaban. Sejauh mana dirimu belajar menerima sekaligus siap kecewa atas jawaban yang tertera nantinya.