Setiap tahunnya, para lulusan SMA berbondong-bondong memadati tempat ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Biasanya, mereka mengikuti semua tes seleksi yang ada, mulai dari tes SNMPTN hingga tes Mandiri, demi bisa masuk PTN. Tidak jarang dari mereka rela mengambil kelas bimbel yang harganya ratusan ribu bahkan jutaan untuk supaya diterima di kampus ternama dan meraih gelar sarjana. Ada juga komunitas yang membantu mereka untuk mendapatkan tips dan trik masuk kampus yang diinginkan.

Mengapa Harus Sarjana?

Dari banyaknya tes yang diikuti, ada beberapa dari mereka belum bisa menembus kampus negeri. Terkadang mereka mengambil kursus bahasa Inggris di Pare atau mendalami tes PTN di lembaga bimbel. Berdasarkan pengalaman itu, mereka akan memiliki banyak perubahan dalam menentukan jalan selanjutnya.

Namun, realita di lapangan banyak sekali mahasiswa atau sarjana yang belum sesukses mereka yang hanaya lulusan SMA. Sebagi contoh,, saya pernah dibandingkan dengan bos saya yang hanya lulusan SMA hanya karena saya tidak paham jenis kertas. Saya harus menerima omelan serta dibandingkan dengan pengetahuannya tentang jenis kertas.

Lalu, kenapa harus sarjana? Pemerintah hanya mewajibkan pendidikan sampai SMA. Lantas, kenapa banyak orang yang kuliah?

Banyak hal yang perlu dipertanyakan seputar mengapa harus kuliah. Akan tetapi, di sini saya akan mengambil alasan yang paling umum, di antaranya; melatih pola pikir, belajar spesifik, serta untuk mendapatkan teman dan relasi.

Di sisi lain, banyak juga lulusan SMA yang sukses dalam berkarir. Misalnya, Susi Pudjiastuti. Perempuan tangguh yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Mungkin, saya salah jika menyatakan Susi sebagai lulusan SMA, karena dia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 saja. Meskipun begitu, sosok yang menginspirasi banyak orang ini masuk dalam daftar pebisnis sukses pertama.

Ada lagi salah satu tokoh fenomenal, yakni Bambang Mustari Sadion alias Bob Sadino yang celotehannya cukup berpengaruh bagi para pebisnis atau yang ingin memulai untuk berbisnis. Sosok ini dikenal sebagai pebisnis di bidang pangan dan peternakan. Beberpa bisnisnya pun, seperti Kemchick dan Kemfood masih berdiri hingga sekarang.

Selain mereka, pasti banyak di antara kita yang sukses walaupun hanya lulusan SMA. Contohnya, orang tua saya. Mereka telah sukses menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Sebab, kesuksesan bagi mereka adalah bisa menyekolahkan anaknya. Ukuran kesuksesan memang berbeda-beda. Maka, lulusan SMA pun bisa sukses dengan capaiannya masing-masing.

Pikirkan Ulang

Perbedaan yang mencolok antara lulusan sarjana dan SMA adalah gelar atau titel di belakang nama mereka. Mungkin, sebagian orang menganggap titel akan membawa mereka ke jenjang yang lebih sukses. Namun, bukan titel tersebut yang akan mengantarkan kita ke jenjang kesuksesan, melainkan kegigihan dan keuletan. 

Jadi, masih perlukah menjadi sarjana? Hemat saya, masih perlu sekali apabila kita belum memiliki pola pikir seperti mereka. Susi dan Bob Sadino memiliki pola pikir yang matang karena ditempa masalah yang membentuk kepribadiannya. Dengan pengalaman yang banyak tersebut, maka lahir pemikiran dewasa dan siap menghadapi segala macam masalah.

Bisa jadi, di antara kita tidak perlu kuliah, karena sudah bisa bertahan hidup di tengah kemiskinan dan lihai dalam memcahkan masalah, maka otomatis lebih siap menghadapi tantangan yang lebih berat dibandingkan lulusan sarjana. Bukan berarti dengan sarjana sudah bias menyombongkan diri untuk bisa mengungguli lulusan SMA. Tidak menutup kemungkinan, pengalaman lulusan sarjana masih minim dibandingkan dengan lulusan SMA. So, pikir ulang lagi niat masuk kuliahnya.