Salah satu penyakit yang banyak menjangkiti anak muda, terutama mereka yang di tahap dewasa muda dengan kisaran usia 20 – 30 tahun adalah penyakit bernama quarter life crisis. Pernah dengar? Pasti pernah, atau malah kamu sendiri sedang mengalaminya?

Kalau mengutip salah artikel satupersen.net, dikatakan bahwa tanda-tanda orang yang tengah mengalami quarter life crisis adalah 1) Merasa tidak bahagia dengan kehidupannya, salah satunya dari segi finansial dan pekerjaan. 2) Cemas terhadap masa depan, terutama ketika masa tua telah tiba. 3) Minder dengan kesuksesan orang-orang di medsos. 4) Sadar bahwa hidup tidak berjalan sebagaimana yang kita bayangkan. 5) Merasa hampa, walau telah memiliki segudang pencapaian.

Rezeki Salah Satu Masalah Quarter Life Crisis

Ketika membaca ini, saya sadar bahwa permasalahan quarter life crisis itu pada dasarnya tidak jauh-jauh dari perkara rezeki. Eeh, quarter crisis itu kan cuma perkara uang! Iya betul, quarter life crisis perkaranya memang bukan cuma uang, tapi di dalamnya juga ada permasalahan terkait pencarian jati diri, pengakuan, pencapaian, aktualisasi diri, dan banyak hal-hal emosional-psikologis lainnya.

Namun, tidak salah juga jika saya katakan, quarter life crisis tidak jauh-jauh dari perkara rezeki. Mengapa? Karena rezeki pada hakikatnya tidak sekadar dimaknai sebagai harta, uang, atau finansial belaka. Konsep Rezeki dalam Islam memiliki pengertian yang sangat luas, misalnya saja udara yang kita hirup hari ini, makanan yang kita nikmati, kesehatan, keluarga yang baik, dan masih banyak lagi.

Dalam Al-Quran sendiri, rezeqi memiliki arti pemberian dari Allah kepada hambanya, makanan, hujan, buah-buahan, nafkah suami, syukur, pahala, bahkan surga. Rezeki tidak bisa kita maknai secara sempit sebatas harta dan kekayaan, tetapi segala sesuatu yang akan, sedang, atau telah manusia dapatkan juga adalah bagian dari rezeki.

Tahu gak sih berapa kali Al-Quran menyinggung soal rezeki? 124 kali. Buat apa? Tentu untuk selalu mengingatkan kita, “Jangan khawatir soal rezeki, yang penting itu usahamu untuk mendapatkannya!” Kalau mengutip nasehat dari Romo KH. A. Habibul Amin, “Bekerja itu untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk mencari rezeki, karena rezeki itu urusannya Gusti Allah.”

Sampai sini masih belum reda nih pusingnya karena mikir rezeki? Ya sudah, yuk cek langsung apa aja pesan Al-Quran teruntuk kamu yang lagi pusing mikir rezeki. Saya kutip lima ayat dalam Al-Quran, yang wajib untuk kita ingat-ingat selalu.

Qs. Hud: 6 – Yang Melata Saja di Jamin Rezekinya, Apalagi Kamu yang Manusia

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Dalam ayat ini ada kata “dabbah” yang diterjemahkan sebagai makhluk bergerak dalam Al-Quran kemenag. Namun, dabbah juga dapat diartikan sebagai makhluk melata. Ibnu Katsir berkata, bahwa dari sini Allah hendak mengatakan bahwa makhluk yang melata saja dijamin rezekinya, apalagi kita yang merupakan manusia, makhluk yang jauh lebih unggul dalam segala hal.

Qs. Saba: 36 – Rezeki Itu Allah yang Bagi-Bagi

Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Dalam salah satu ceramahnya, Ust Salim A. Fillah pernah berkata bahwa, “Ya Allah, kadang-kadang orang-orang itu mengira rezekinya adalah hasil kerjanya. Makanan enak itu bisa dibeli, tapi yang namanya nikmatnya makan itu Allah yang bagi-bagi. Kasur empuk nan nyaman bisa dibeli, tapi nikmatnya tidur Allah yang bagi-bagi.”

“Jadi yang namanya rezeki itu Allah yang bagi-bagi. Maka jangan mengukur rezeki dari apa-apa yang ada di dalam angka-angka. Apa-apa yang ada di dalam hal-hal yang kasat mata. Belum tentu!” lanjutnya.

Qs. Al-Baqarah: 212 – Allah Pemberi Rezeki Tanpa Batas

Kehidupan dunia dijadikan tampak indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa batas. – (Q.S Al-Baqarah: 212)

Ya, rezeki Allah itu tanpa batas. Rezeki bukan saja apa yang kita dapatkan di dunia, melainkan juga apa yang kelak akan kita dapatkan di akhirat. Ayat ini hendak mengingatkan kita untuk tidak mudah iri terhadap kekayaan orang lain. Nasehat yang sangat tepat bagi kita anak muda yang kerap kali ngiler dengan mereka yang di akun medsosnya penuh dengan kekayaan dan harta.

Maka yang terpenting bukan seberapa banyak rezeki yang kita dapat, melainkan seberapa berkah rezeki itu bagi kehidupan akhirat kita. Jangan sampai rezeki yang sedemikian banyak Allah berikan pada kita malah jadi penghambat jalan kita menuju ke surga karena salah dalam menyikapinya.

Qs. At-Talaq: 3 – Ada Seribu Jalan Agar Rezeki Tiba

dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa rezeki tak seharusnya kita persempit maknanya sebatas harta dan kekayaan. Tidak sebatas apa yang ada di dalam angka-angka atau hal-hal yang kasat mata. Rezeki Allah itu bisa datang dari arah yang tak pernah kita sangka. Kadang bukan dari hasil usaha kita, tapi dari tangan orang lain yang Allah kehendaki untuk kita.

Syaratnya satu, tawakal kepada Allah, maka Allah akan cukupkan semua keperluan kita. Apa itu tawakal? Tawakal adalah sikap berserah diri pada Allah setelah usaha maksimal telah kita lakukan. Biarkan Allah yang tentukan hasilnya.

Qs. Ibrahim: 7 – Bersyukur, Maka Akan Allah Tambahi

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Rezeki adalah bagian dari nikmat Allah kepada kita, maka dari itu mensyukurinya adalah sebuah keharusan. Layaknya kita ketika diberi oleh orang lain, sudah sepantasnya kita berterima kasih pada sang pemberi, kan? Lebih-lebih kepada Allah! Ketika kita telah mampu bersyukur, maka pikiran kita akan selalu ada saja hal-hal lain yang disyukuri. Jadi, apapun itu, syukuri aja!

Editor : Faiz

Gambar : Pexels