Hayo siapa di sini yang pernah menyontek? Tunjuk jari!
Para pejuang kebenaran dan keadilan di medan perang meja ulangan pasti mengalami konflik batin tersendiri setelah membaca judulnya. Kita rela belajar siang dan malam, hingga seketika lupa tidur.
Semua itu dilakukan demi mendapat nilai yang bagus. Tapi saat hari ulangan tiba, kita yang awalnya percaya diri bisa mengerjakan soal dengan mudah tiba-tiba melihat teman-teman kita sedang asyik menyontek. Pada saat itu, yang terlintas dipikiran adalah “percuma nilai bagus tapi aslinya bodoh”, “yang penting kan progres nya, hasil akhir cuma bonus”, dsb.
Meskipun begitu, tetap saja jiwa ini terasa sesak. Kita yang merupakan pejuang nilai raport cantik pun ketar –ketir jika sampai nilai ulangan kita lebih buruk daripada nilai ulangan teman kita yang menyontek.
Benih-benih tidak percaya diri atas usaha sendiri mulai tumbuh dalam diri, dan tak jarang di antara mahasiswa penganut garis keras keadilan dan kejujuran di meja ulangan pasti ada saja yang tidak kuat imannya dan lebih memilih ikut-ikutan menyontek ketimbang harus lelah berpikir dan bingung sendiri.
Tapi apakah kamu percaya bahwa menyontek tidak selamanya buruk? mari lupakan sejenak perihal kita adalah penganut garis keras anti-menyontek karena disini akan saya ungkap kebenaran ‘tersembunyi’ mengenai sisi baik membuat contekan, sikaaaat!
Metode Belajar Efektif
Untuk menghindari aksi menyontek diketahui oleh pengawas, contekan biasanya dibuat dengan ukuran yang sangat kecil yang cukup untuk menampung beberapa materi sekaligus.
Karena ukuran yang kecil itulah mau tidak mau materi ulangan harus tertulis semua. Akhirnya, tanpa sadar orang-orang pun berfikir secara jenius untuk mempersingkat materi agar bisa masuk ke kertas contekan, yaitu dengan cara menulis inti materinya saja. Sebagai contoh :
Materi asli :
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia yang berlaku sejak manusia terlahir ke dunia hingga akhir hayatnya. Hak asasi manusia berlaku kapanpun dan dimanapun dan kepada siapapun sehingga sifatnya universal. Hak asasi manusia prinsipnya tidak dapat dicabut.
Setelah ditulis di contekan :
HAM : hak pd manusia, mlekat selamanya, sifat : umum, gk bs dicabut.
Pada saat kita membuat contekan, mau tidak mau kita berusaha keras supaya isi materi yang panjang itu berubah menjadi singkat tapi tetap kita pahami maksudnya. Secara tidak langsung, sebenarnya kita sudah menemukan cara yang tepat untuk menulis, menghapal dan memahami materi dengan mudah yang tentu saja sudah sesuai dan cocok dengan diri kita.
Kesesuaian dan kecocokan cara seseorang memahami suatu materi dilihat dari bagaimana cara kita menulis contekan tersebut. Kalau dilihat dari contoh tadi, sadar atau tidak si penulis contekan telah mempersingkat pengertian HAM agar lebih mudah dibaca dan tidak bertele-tele,kemudian mengubah kata yang sulit diucapkan dengan kata yang lebih mudah dan familiar.
Perbuatan tersebut tujuannya supaya memudahkan saat dibaca, mudah diingat, dan mudah dipahami oleh penulis contekan. Saya rasa setiap orang punya cara menulis contekannya masing-masing, dan itu membuktikan kalau cara belajar setiap orang itu berbeda-beda, tidak dapat disamaratakan.
Manfaat yang bisa kita dapatkan jika cara menulis contekan seperti ini kita terapkan saat kita sedang belajar seperti biasa (bukan sedang ulangan) adalah :
- Tulisan materi di buku catatan kita menjadi lebih ringkas, dan jelas.
- Tulisan mudah dibaca. kita jadi tidak gampang bosan, mengantuk, frustasi akibat kalimat yang panjang-panjang.
- Tulisan mudah di pahami. Sebelum menulis, kita pasti mencari inti kalimatnya terlebih dahulu, artinya jika inti kalimatnya sudah ditemukan, secara tidak langsung kita sudah memahami materinya kan? selanjutnya tinggal mengubah kalimat sebebas-bebasnya seperti yang kita inginkan dan sesuai dengan pemahaman kita.
Jika cara di atas berhasil, maka lama kelamaan di lain waktu jika sudah memasuki masa ulangan kita bisa belajar tanpa terlalu terbebani karena kita belajar dengan cara yang mudah dan sesuai dengan kita, dan hasil nilai ulangannya pun dijamin dapat memuaskan, karena kita bisa menjawab dengan benar sesuai pemahaman diri kita.
Tentunya semua ini hanya berlaku untuk contekan berbentuk materi bacaan. Jika contekannya berupa kunci jawaban ABCDE maka itu hal lain lagi. Jika terjadi seperti itu maka solusinya bagi pembuat soal tidak boleh memakai soal turun-temurun dan harus segera diganti atau di perbaharui.
Kesimpulannya, saya tidak membenarkan bahwa perbuatan menyontek itu sah. Bahkan hingga hari H kiamat pun menyontek tetep tidak boleh, tidak baik, dan tidak benar, titik! Namun, di dalam setiap keburukan, pasti selalu ada kebaikan yang bisa kita ambil. Maka dari itu, mari tinggalkan kebiasaan menyontek dan mulailah belajar sesuai gaya kita sendiri.
Editor: Ciqa
Gambar : Pexels
Comments