Petani milenial harus punya strategi bisnis yang kreatif dan inovatif.
Di era modernisasi saat ini, masih banyak masyarakat yang belum mengembangkan dan memanfaatkan suatu sarana dengan maksimal.
Dibalik kurang berkembangnya suatu sarana, juga dikarenakan minimnya ilmu pengetahuan dan informasi yang didapat.
Perkembangan teknologi pada bidang pertanian yang masih belum efektif dalam pengelolaan lahan pertanian menyebabkan kesulitan dalam menelusuri jika terjadi kendala. Banyak petani yang masih menggunakan metode tradisional, tetapi tidak menutup kemungkinan juga beberapa petani lainnya yang sudah mulai memasuki ranah petani milenial.
Sebagai negara berkembang, sektor pertanian memegang peranan penting dan strategis dalam mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional (Oktavia 2017).
Terbukti, pada era pandemic Covid-19 pertanian masih tumbuh positif walaupun pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan -5,32% pada kuartal II 2020 (BPS 2020). Salah satu cara untuk menumbuhkan sektor ekonomi dan mendorong investasi di dalam negeri adalah dengan melakukan ekspor.
Oleh karena itu, sudah seharusnya Indonesia mulai fokus untuk mengembangkan pertanian ke arah ekspor sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi (Pusdatin 2015).
Melalui pemanfaatan teknologi digital, petani milenial akan menggerakkan kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian menjadi lebih segar dan atraktif. Berikut kegiatan yang akan dilakukan oleh para petani millenial :
- Inventarisasi Potensi Lahan
- Inventarisasi Peluang Pasar
- Penentuan Komoditas Pertanian
- Pendataan Petani Milenial
- Pengembangan Kapasitas Petani Milenial
- Pemberian Bantuan Benih, Bibit, Pupuk, Pestisida, dan Peralatan
- Pemberian Fasilitasi Pembiayaan dan Pemasaran Produk
Salah satu upaya memfasilitasi kreativitas generasi milenial untuk berkarya dan berwirausaha di sektor pertanian adalah Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) yang dibiayai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD). Tak kurang dari 55,3 juta dollar AS digelontorkan IFAD untuk program selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).
“Pertanian di seluruh dunia menghadapi permasalahan yang sama, yaitu semakin kurangnya petani muda yang mau turun di sektor pertanian. Tetapi sekarang, dengan kemudahan teknologi, dan daya kreativitas yang tinggi dari generasi milenial, peluang menjadi wirausaha sektor pertanian terbuka lebar,” tutur Manager IFAD Program YESS, Nicholas Syed.
Indikator tersebut akan dicapai melalui empat kegiatan utama. Pertama, Rural youth transition to work (peningkatan kapasitas pemuda perdesaan di bidang pertanian). Kedua, Rural Youth Entrepeneurship (Pengembangan Wirausahawan Muda Perdesaan). Ketiga, Investing to Rural Youth (Fasilitasi akses permodalan). Keempat, Enabling Environment fo Rural Youth (membangun lingkungan usaha yang kondusif).
Aplikasi pertanian yang sudah dijalankan oleh para petani milenial kita. Yuk simak berikut ini.
Satu: Ci-agriculture adalah cabang dari anak perusahaan milik mediatrac ini mengembangkan sistem manajemen pertanian. Hasilnya adalah analisis komprehensif didasarkan analisis cuaca, informasi sensor tanah, serta drone yang dapat meningkatkan prodkutivitas pertanian. Ada tiga yang dimiliki oleh ci-agriculture untuk mengelola pertanian dan menangani permasalahan yang sering kali muncul di bidang pertanian. Produk-produk tersebut adalah crop accurate, sistem pemandu kegiatan betani untuk mengatur penanaman benih, pemupukan, penggunaan obat untuk produk tani, dan sebagaianya. Ada juga agritrack yang berbentuk mobile application untuk membantu supply chain pertanian dari petani ke distributor, dilanjutkan ke pasar, hingga akhirnya sampai di pembeli akhir. Yang terakhir adalah bantuan asuransi pertanian yang dinamai crop insurance.
Kedua: Tranpalnter, teknologi pertanian transplanter di rekomendasikan oleh litbang (penelitian dan pengembangan) kementerian pertanian untuk memberikan jarak yang pas antar padi yang ditanam. Konsep teknologi pertanian ini menganut sistem jajar legowo dari jawa timur dalam proses penanaman padi. Transplanter dipercaya meningkatkan produksi padi hingga 30%. Jarak yang tepat antar padi lebih memudahkan petani dalam hal perawatan.
Ketiga: Angon.Id adalah perusahan rintisan binaan indigo ini menggunakan konsep investasi (fintech) dan pertanian (agetech). Angon.id memungkinkan masyarakat investasi beternak tanpa harus memiliki kandang. Melaui layanan aplikasi ini, pengguna menggelontorkan sejumlah dana sesuai dengan kesepakatan. Dana tersebut disalurkan kepada peternak yang sudah menjadi mitra bisnis.
Keempat: Indo combine harvester dengan menggunakan teknologi pertanian indo combine harvester petani akan lebih dimudahkan dalam urusan panen pada mulai dari pemotongan, pengangkutan, perontokan, pembersihan, sortasi, hingga pengantongan. Dengan indo combine harvester, anda tidak lagi membutuhkan banyak orang untuk memanen padi, karena satu mesin ini hanya butuh tiga orang saja, dengan kapasitas kerja empat saampai enam jam perhektar. Teknologi ini akan semakin baik performanya jika digunakan pada lahan yang basah. Hebatnya lagi, teknologi pertanian ini mampu menghasilkan gaba dengan tingkat kebersihan 99.5%
Kelima: Mesin pemilah bibit unggul, kesusahan petani dalam memilih bibit unggul dalam bertani membuat teknologi ini berguna bagi petani. Bibit unggul akan menghasilkan tanaman dengan hasil yang baik pula. Jika dulunya petani tidak bisa menentukan bibit mana yang akan menghasilkan tumbuhan terbaik, kini dengan teknologi pertanian, hal tersebut bisa diketahui. Dengan adanya teknologi mesin pemilah bibit unggul, tentu kita sebagai petani tidak perlu khawatir menanam bibit dengan kualitas buruk
Keenam: Village, perusahaan ini bersama East West Seed Indonesia yang mengembangkan aplikasi urban farming Indonesia. Aplikasi ini di desain untuk mengedukasi masyarakat perkotaan. Kemudian, aplikasi itu dirancang khusus untuk memudahkan petani berkonsultasi dengan para pakar pertanian. Petani bisa meminta bantuan pakar untuk mengetahui kondisi tanaman secara intensif dan interaktif
Ketujuh: Digital farming, digital farming dapat membantu meramal cuaca, menetapkan waktu dan volume yang tepat dalam mengaplikasikan produk perlindungan tanaman dan pemupukan, dan rekomendasi dapat dibuat khusus bagi masing – masing petani di lahan yang berbeda. Pertanian digital juga dapat memungkinkan peningkatan hasil panen dengan meminimalkan dampak pertanian pada lingkungan hidup.
Implementasi industri teknologi dan informasi diharapkan usaha tani menjadi semakin efisien sehingga terjadi peningkatan produktivitas dan daya saing. Beberapa upaya sudah dilakukan melalui model dan inovasi di bidang pertanian, seperti pertanian vertikal, pertanian presisi dan pertanian pintar (smart farming).
Pengalaman Kesuksesan salah satu anak Indonesia dalam petani milenial bisa dilihat dalam proses perdagangan ekspor yang dibuktikan oleh petani asal Tabanan, Bali. Petani muda berhasil membuat produk agribisnis olahan komoditas kakao menjadi produk “Cau Chocolatos” mampu menembus pasar ekspor dengan produksi mencapai 3.069 kg. Petani milenial ini berusaha untuk menciptakan brand konsumsi pangan sehat dan mampu membuktikan bahwa produk olahan kakao memiliki manfaat untuk kesehatan jantung, mengatur tekanan darah dan obat asma. Kebanyakan produk dipesan dalam bentuk Organic Raw Cacao Powder, Organic Raw Cacao Nibs, dan Organic Raw Cacao Butter. Pemerintah bisa membantu untuk memfasilitasi sarana mengekspor produk tersebut agar pengiriman ke negara lain seperti Singapura dan Malaysia bisa berjalan dengan lancar (Media Indonesia 2020). Kemudian, ada jambu kristal Jayi yang ditanam oleh petani milenial asal Kabupaten Majalengka juga telah mampu menembus pasar ekspor ke Singapura, Malaysia, Korea, Kuwait dan Saudi Arabia.
Editor: Ciqa
Gambar: pexels
Comments