Setelah menunggu kurang lebih 2 bulan setelah perilisan film Doctor Strange In The Multiverse of Madness, akhirnya para penikmat film superhero terkhususnya fans MCU disuguhkan kembali dengan film superhero karya Marvel yakni Thor Love and Thunder. Film ini merupakan sequel dari film Thor : Ragnarok dan merupakan film solo Thor yang keempat dalam Marvel Cinematic Universe

Mungkin sudah ada yang mulai bertanya – tanya, apakah film ini layak ditonton ? apakah film ini merupakan another masterpiece dari MCU atau justru sebaliknya ? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, pada tulisan ini saya akan memberikan Review film Thor Love & Thunder. Tanpa berlama – lama, mari kita sikat !

Alur Cerita

Film Thor Love And Thunder menceritakan tentang perjalanan Thor untuk menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya. Dalam perjalanannya Thor harus berhadapan dengan Gorr The God Butcher (Pembunuh Dewa) yang memiliki dendam kepada para dewa serta memiliki ambisi untuk membunuh semua dewa yang ada. Selain itu, Thor juga bertemu kembali dengan love interest nya sejak lama yakni Jane Foster yang dapat bertransformasi menjadi The Mighty Thor setelah mampu mengangkat Mjolnir (Senjata lama Thor). Bersama dengan Jane Foster beserta 2 temannya yakni Valkyrie dan Korg. Thor berusaha untuk menghentikan perbuatan Gorr The God Butcher yang ingin memusnahkan semua dewa.

Dengan plot diatas tentu diharapkan film Thor Love & Thunder memiliki alur cerita yang baik, namun sayangnya alur cerita pada film ini tidak sebaik yang diharapkan. Alur cerita yang disuguhkan terkesan terburu – buru apalagi dalam penyelesaian masalahnya. Hal ini juga yang saya rasakan ketika menonton Morbius. Dalam penyelesaian masalah, saya ibaratkan seperti pendaki yang baru sampai puncak gunung, lalu hanya berselang 2-3 menit setelahnya, ia langsung turun gunung tanpa menikmati keindahan puncak gunung terlebih dahulu dan mengambil nafas. Dalam hal pengenalan karakter pun juga terasa terburu – buru. Pengenalan Jane Foster dan Gorr The God Butcher yang memiliki reputasi sebagai salah satu villain terkeji di Marvel terasa hambar yang akhirnya mengakibatkan kurang terasa nya drama pada akhir film.

Meskipun begitu, konflik yang dibawakan pada film ini merupakan konflik yang ringan. Sehingga film ini tidak perlu membuat kita menguras fikiran seperti pada film Doctor Strange In The Multiverse of Madness. Selain itu, unsur komedi pada film ini memberikan suasana yang menyenangkan kepada para penonoton. Scene – scene yang diberikan pada film ini benar – benar membuat para penonton tertawa. Sangat menyenangkan.

Cinematografi & CGI

Pada bahasan kali ini, menurut saya setelah film ini, sudah saatnya MCU untuk berbenah. Cinematografi dan CGI yang disuguhkan pada film, terasa kurang memuaskan. Banyak scene yang saya rasa bisa disuguhkan dengan pengambilan gambar yang lebih baik lagi. Khusus pada CGI, entah mengapa saya mulai merasakan, makin kesini CGI yang disuguhkan sudah tidak terasa satisfying layaknya pada film – film awal Marvel. Terkhususnya pada latar tempat, terasa hanya sebatas tempelan saja dan itu cukup mengganggu untuk saya pribadi.

Tapi bukan berarti tidak ada yang menakjubkan dari Cinematografi dan CGI yang disuguhkan pada film ini. Tidak sedikit Cinematografi dan CGI yang disuguhkan pada film, membuat saya terkagum – kagum dan membuat saya semakin menikmati film ini. 

Thor Love and Thunder Post Credit Scene

Pada film ini terdapat 2 PCS (Post Credit Scene) yang menunjukkan sebuah awal dan sebuah akhir. Namun, sebelum masuk ke pembahasan, silahkan untuk teman – teman yang tidak mau terkena spoiler bisa langsung menuju ke bagian kesimpulan karena pada pembahasan kali ini saya akan menjelaskan mengenai 2 Post Credit Scene yang pada film ini.

Pada PCS 1, kita diberi tahu mengenai kondisi Zeus yang pada film diceritakan mati dikarenakan tertusuk senjatanya sendiri setelah senjatanya dilempar oleh Thor hingga menembus dadanya. Ternyata Zeus tidak langsung mati, ia hanya terluka saja dan ia sedang berbincang dengan dewa lainnya yakni Hercules. Berdasarkan percakapan yang mereka lakukan, kita bisa mengetahui bahwa akan ada sebuah rencana balas dendam kepada umat manusia dan ini bisa jadi petunjuk bahwa MCU mungkin saja kedepannya akan membawa konflik ini pada film mereka kedepannya.

Pada PCS 2, kita disuguhkan dengan penampakan Jane Foster yang bertemu dengan Heimdall di Valhalla. Valhalla sendiri merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi setiap prajurit yang mati dalam pertarungan. Jane Foster sendiri dikisahkan pada film ini mati setelah pertempuran terakhir melawan Gorr The God Butcher

Kesimpulan

Thor Love and Thunder merupakan film MCU yang sangat – sangat enjoyable ditengah – tengah keriuhan konsep  yang dibawa oleh Marvel. Konflik yang ringan, komedi yang segar, dan backsound yang menyenangkan membuat film ini sangat – sangat enjoyable. Meskipun dalam hal alur cerita film ini tidak sebaik yang diharapkan.

Apakah film ini layak untuk ditonton ? Sangat layak, khususnya yang membutuhkan hiburan ditengah suntuknya pekerjaan. Apakah perlu untuk menonton film Thor sebelum – sebelumnya terlebih dahulu ? Saya sarankan iya, agar lebih dapat terkoneksi dengan karakter – karakter yang ada pada film ini.

Rate Pribadi : 8,3/10 

Yapss, itu aja review film Thor Love and Thunder dari saya, semoga bisa membantu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas. See u !

Editor: Ciqa

Gambar: Google