Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, kita menjadi manusia yang terlalu dimanjakan oleh teknologi.

Yang namanya sudah dimanjakan biasanya suka bikin manusia keenakan dan ujung-ujungnya bikin tuman (menjadi kebiasaan).

Nah, tuman ini yang sering kali menjadikan manusia lupa untuk berjuang, berkembang, dan bertahan hidup.

Nggak heran kalau zaman sekarang banyak orang yang mengeluh hidup sangat berat padahal rutinitasnya hanya diisi dengan bermain gadget dan kegiatan yang kurang bermanfaat.

Tapi, syukurnya masih banyak orang yang tidak masuk ke jurang tersebut terlalu dalam sehingga keinginan untuk memperbaiki kualitas hidupnya masih ada.

Buktinya, video-video motivasi, quotes yang menggerakkan, atau kata mutiara yang menyentuh masih menjadi hal yang paling dicari saat ini. Tujuannya untuk memicu dan mengembalikan semangat berjuang itu.

Nah, masalahnya, banyaknya video motivasi yang sudah ditonton itu hanya mampir sebentar dalam renungan kita.

Kalau ada tontonan lain yang menggelitik, mungkin kita sudah lupa lagi dengan video motivasi yang satu menit sebelumnya baru saja dilihat.

Karena pada dasarnya, motivasi itu akan muncul dari dalam diri seseorang itu sendiri, bukan dari orang lain.

Mau sebanyak apapun perantara motivasi kita, kalau kita tidak segera beraksi ya hanya sia-sia saja. Oleh karena itu, kita yang sedang kebingungan mencari motivasi tapi tak kunjung menemukan solusi harus punya pemicu diri supaya motivasi bisa betul-betul menjadi aksi. Azek.

Ketakutan adalah Sumber Motivasi Terbesar

Saya pernah membaca buku The Power of Kepepet karya Jaya Setiabudi. Dalam buku tersebut, beliau pernah mengatakan yang intinya begini,

Jika sedang dalam kondisi yang kepepet dan tidak ada pilihan untuk tidak bisa menghadapinya, maka manusia akan berpikir dan mencari jalan bagaimana harus bisa.”

Dari kutipan tersebut, saya bisa ambil kesimpulan bahwa supaya manusia mau bergerak dan berjuang, maka harus memunculkan sesuatu yang membuat kita merasa kepepet atau ketakutan.

Menurut KBBI, ketakutan adalah perihal takut; rasa takut; atau keadaan takut. Nah, dari ketakutan inilah motivasi terbesar seharusnya bisa muncul.

Sebab, ketika kita merasa takut, tidak ada hal yang bisa dihindari dan tidak ada pilihan lain, maka kita harus berpikir kritis agar ada solusi yang bisa dilakukan.

Gambaran singkatnya begini, deh. Mungkin saat ini kita sedang berada dalam zona nyaman dimana hidup masih dibiayai orang tua, setiap hari bermanja-manjaan dengan gadget kesayangan, tidak ada hal bermanfaat yang dilakukan, atau hal-hal lainnya yang membuat kita merasa tidak berkembang karena sudah terlanjur nyaman.

Nah, kita harus mulai  memutus zona nyaman tersebut untuk memunculkan ketakutan yang selanjutnya akan menjadi motivasi terbesar kita untuk memulai pergerakan.

Misalnya, memutuskan untuk hidup di perantauan tanpa kiriman dari orang tua. Dari keputusan inilah akan muncul ketakutan sebagai motivasi, bagaimana ketika kita nggak punya duit, ketika kita besok nggak bisa makan, ketika kita harus memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya.

Atau ketakutan sebagai motivasi lainnya dengan masa depan kita kalau saat ini nggak punya skill apapun, besok mau kerja apa, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Mau nggak mau ketika kita takut, akan ada dorongan yang membuat kita harus bergerak untuk menemukan solusi.

Namun, ketakutan sebagai motivasi ini tidak boleh disalahartikan. Ketakutan yang dimaksud disini adalah ketakutan positif yang memicu kita untuk terus berkembang, bukan ketakutan negatif yang membuat kita justru diam di tempat dan nggak berbuat apa-apa.

Karena kalau berbicara tentang masa depan, itu memang perlu untuk direncanakan, tapi bukan untuk dikhawatirkan.

Editor: Lail

Gambar: Google