Selain menikah, gaji atau penghasilan menjadi hal yang terbilang sensitif untuk ditanyakan. Tak sedikit orang-termasuk saya pribadi-yang merasa terusik ketika ada yang penasaran dengan besaran gaji atau pendapatan yang diperoleh dari pekerjaannya.
Menurut beberapa unggahan Instagram yang pernah saya lihat, gaji bisa diibaratkan sebagai (maaf) kotoran sendiri. Dalam hal ini, gaji adalah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh banyak orang. Hanya orang yang memiliki gaji itu sendiri serta orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk tidak menanyakan atau membahas besaran gaji atau penghasilan yang didapat oleh seseorang jika tidak benar-benar penting. Setidaknya dengan tiga alasan berikut ini.
1. Menghormati Passion Seseorang
Dalam dunia kerja, setidaknya ada dua golongan pekerja di dalamnya. Golongan pertama bekerja dengan motif menginginkan uang atau kekayaan (bisa disebut sebagai sang realistis). Sementara golongan kedua bekerja karena mengikuti passion atau minat mereka.
Tidak ada yang salah dengan pandangan kedua golongan tersebut. Kita bebas untuk menjadi pengikut paham yang mana. Yang terpenting pekerjaan yang kita punya tersebut tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat, agama, maupun negara.
Bagi golongan yang bekerja dengan mengikuti passion-nya namun berpenghasilan kecil, pertanyaan “berapa penghasilan/gaji kamu?” bisa menjadi hal yang teramat sensitif. Tidak masalah bila sang penanya tidak menghakimi setelah mendapat jawabannya. Syukur-syukur kalau dia justru memberi support atau saran.
Akan tetapi, bayangkan jika sang penanya kemudian mengomentari begini, “Ah kamu, ngapain kerja kayak begini. Mendingan cari pekerjaan lain”.
Hati serta pikiran bisa jadi akan membuncah ketika mendengar komentar seperti di atas. Padahal nih ya, yang namanya kebahagiaan itu tak selalu datang dari gaji yang besar. Bekerja sesuai dengan minat atau passion bisa menjadi salah satu sumber datangnya kebahagiaan.
2. Menghargai Usaha atau Pekerjaan Seseorang
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghargai pekerjaan atau usaha seseorang adalah dengan tidak menanyakan besar pendapatan. Mengapa demikian? Begini alasannya.
Untuk menjadi pengusaha atau pekerja yang sukses, seseorang tidak bisa serta merta meraihnya dalam waktu semalam. Butuh pengorbanan serta kerja keras untuk mencapai hal tersebut. Hal ini tidak berlaku kalau dia punya keberuntungan atau privelese tingkat dewa. Dengan demikian, kebanyakan pengusaha atau pekerja tidak akan langsung meraih pendapatan yang “wow” di awal-awal masa merintis usaha atau karir.
Oleh karena itu, hindari untuk menanyakan penghasilan atau gaji kepada orang yang baru saja merintis usaha atau memiliki pekerjaan. Dalam hal ini, bayangkan jika kita berada di posisi orang yang mendapat pertanyaan. Sakit sekali rasanya ketika kita menjawab pertanyaan seputar gaji lalu diremehkan atau dihina karena dianggap kecil oleh sang penanya.
3. Menghindari Kecemburuan Sosial
Kecemburuan sosial bisa datang dari mana saja. Salah satunya bisa saja berasal dari perbedaan gaji yang didapat oleh satu orang ke orang lainnya. Jika dibiarkan, kecemburuan sosial bisa berdampak lebih buruk dan juga luas.
Untuk menghindari skenario di atas, ada baiknya untuk tidak menanyakan gaji atau pendapatan kepada orang lain. Kalau nekad untuk bertanya, siap-siap saja kalau misalnya nanti timbul rasa insecure atau cemburu jika orang yang ditanya memiliki gaji yang ternyata lebih besar daripada sang penanya.
Dengan tiga alasan di atas, sudah sepatutnya bagi kita untuk menghindari topik pertanyaan seputar gaji atau penghasilan. Terutama pada saat momen kumpul-kumpul nanti. Gak asyik kan kalau misalnya ajang yang seharusnya jadi sarana merekatkan hubungan malah jadi ajang permusuhan gara-gara perbedaan gaji atau penghasilan. Hehehe.
Editor : Faiz
Gambar : Pexels
Comments