Merebaknya pandemi Covid-19 telah membuat pola kehidupan berubah di berbagai lini dan tingkat produktif seseorang pun juga turut berubah. Salah satunya adalah pola bekerja, yang sebelumnya dilakukan di kantor berubah menjadi dari rumah. Kebijakan ini juga sudah diterapkan di beberapa sektor pekerjaan di Indonesia.

Pola bekerja dari rumah memancing rasa bosan datang saat pekerjaan sudah selesai. Kebosanan tersebut membuat bingung harus melakukan apa, ditambah tidak ada teman kerja seperti di kantor untuk berinteraksi. Akhirnya, hanya mengecek gawai saja yang tanpa disadari sampai 1-2 jam sekadar untuk melihat-lihat sosial media.

Intensitas yang cukup sering melihat gawai, membuat kita melihat produktivitas orang lain yang dibagikan melalui sosial media. Banyak di antara teman-teman kita dalam sosial media, membagikan kegiatan yang mereka ikuti selama pandemi ini. Hal ini mungkin akan membuat kita bertanya-tanya pada diri sendiri “Apakah saya sudah produktif selama pandemi ini?”.

Pertanyaan reflektif yang dapat berdampak positif dan negatif pada kondisi kesehatan mental kita. Akan berbahaya jika terlalu banyak dampak negatif yang menghampiri diri kita. Jadi, bagaimana agar hal tersebut lebih banyak dampak positifnya ketimbang yang negatif?

1. Ciptakan Produktifmu Sendiri

Menjadi produktif bukan sebuah tuntutan apalagi kewajiban. Menjadi produktif bukan juga perlombaan untuk meraih predikat tersebut secepat mungkin. Produktif di tengah pandemi seperti sekarang ini perlu didefinisikan oleh diri kita masing-masing. Mungkin bisa dimulai dari pertanyaan “Apa definisi produktif bagi saya?”. Jika sudah menemukannya, akan lebih mudah untuk melakukan hal-hal yang produktif bagi kita.

Selanjutnya, perlu juga diketahui “Apa kebutuhan kita sekarang?”. Memahami kebutuhan ini dapat menyadarkan, bahwa diri kita masih fakir akan segala hal sehingga perlu adanya peningkatan bagi diri kita. Kebutuhan di sini juga tidak hanya yang berkaitan dengan soft skill mungkin juga hard skill yang diperlukan sekarang.

2. Berhenti Membandingkan

Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk tetap produktif. Setiap orang memiliki waktu luangnya masing-masing. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dengan kita. Jadi, tidak bijak jika kita membandingkannya dengan orang lain.

Boleh saja mengagumi cara orang lain produktif untuk dijadikan inspirasi bagi kita. Akan tetapi, bukan untuk membandingkan sehingga muncul sebuah pernyataan dalam diri “Kok gue ga produktif yaa”. Pernyataan ini dapat menjadi stimulus hal-hal yang negatif dan cenderung akan membuat kita stres atau gelisah.

3. Kelola Diri dan Waktu agar Produktif

Menjadi produktif tidak hanya berbicara mengenai apa yang telah didiskusikan sebelumnya. Penting untuk mengelola diri dan waktu tatkala ingin produktif setiap harinya. Kelola waktu dengan membuat rencana harian. Rencana harian ini dapat dibuat di mana saja yang memang itu tempat yang nyaman bagi kita. Misalnya, kita memiliki buku catatan untuk mencatat to do list atau menjadwal dalam kalender gawai.

Jika sudah mencatat mengenai apa yang perlu kita lakukan setiap harinya, selanjutnya praktikan yang sudah dicatat lalu konsisten dalam melakukannya. Namun, jika agenda yang sudah direncanakan tidak berjalan baik, kita tidak perlu merasa kesal atau marah. Karena jadwal harian tersebut merupakan acuan agar kita tetap fokus dan tahu apa yang akan dikerjakan. Agenda yang belum dikerjakan, jika bukan sesuatu yang urgen, dapat dimasukkan ke agenda hari berikutnya.

Dalam membuat jadwal harian ini, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan fisik dan mental kita. Betul tugas utama kita mungkin saja bekerja atau belajar, namun hal-hal yang berkaitan dengan kondisi fisik dan mental perlu diperhatikan. Perlu juga dimasukkan dalam jadwal harian, kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi kondisi fisik dan mental, misalnya, olahraga ringan, berkomunikasi dengan orang rumah, atau bermeditasi.

Produktif memang menjadi stimulus yang positif untuk diri kita. Namun, jangan sampai produktif menjadi efek negatif karena kita tidak tepat dalam mengelola diri. Di era pandemi sekarang ini, tuntutan menjadi produktif harus disesuaikan konteksnya, sebab ruang gerak yang saat ini terbatas. Tetap jaga kesehatan jasmani dan rohani serta patuhi protokol kesehatan!