Kesulitan mengerjakan tugas kuliah? Berikut tips mengerjakan artikel ilmiah!
Menjadi mahasiswa tentu banyak kewajiban yang di emban, mulai dari tugas perkuliahan, tugas organisasi, dan tugas-tugas lainnya.
Untuk temen-temen mahasiswa, pasti sudah nggak asing lagi dengan tugas artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah tugas yang sudah menjadi makanan sehari-hari seorang mahasiswa.
Mau nggak mau, suka atau tidak suka ya harus dikerjakan. Mengerjakan artikel ilmiah harus tahu dasar dari penulisan ilmiah itu sendiri.
Dasar dari sebuah penulisan yaitu pertama, harus tahu PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Ejaan yang baik dan benar harus dituliskan dalam sebuah artikel ilmiah. Ejaan seperti coklat dalam Bahasa Indonesia itu ditulis cokelat, ada huruf “e” dalam kata tersebut.
Secara penyebutan, hampir mirip namun tidak secara penulisan. Contoh satu lagi, itu terdapat dalam kalimat angin berhembus atau angin berembus?
Nah kalimat yang bener adalah angin berembus. Karena kata bakunya, atau ejaan yang tepatnya adalah embus bukan hembus.
Lanjut, untuk tahu dasar dari sebuah penulisan artikel ilmiah. Temen-temen harus rajin membaca, dan memperbanyak referensi untuk artikel ilmiahnya. Agar artikel ilmiah lebih berbobot.
Dua aspek di atas sudah cukup menjadi dasar untuk temen-temen menulis artikel ilmiah. Jika temen-temen sudah paham dengan dua dasar tadi, maka kita akan lanjut pada tips mengerjakan artikel ilmiahnya.
Saya memberikan tiga tips, berdasarkan pengalaman saya selama menjadi mahasiswa, kurang lebih tiga tahun ini.
Pertama, Jangan Langsung Membuat Judul
Menurut saya ini sangat subjektif, bisa iya bisa tidak. Namun alangkah baiknya, temen-temen riset dulu dan banyak membaca beragam referensi agar ide yang didapat sangat kaya dan mampu menunjang kemampuan temen-temen ketika menulis.
Judul jika kita analogikan dalam wujud tubuh manusia, ia berbentuk paras wajah, sedangkan isi tulisan adalah otak yang sangat kompleks.
Dulu waktu saya dapat tugas artikel ilmiah, yang saya lakukan adalah riset, baca, dan tulis. Ketika tulisan artikel tersebut sudah kita buat, maka inspirasi mengenai judul akan datang dengan sendirinya.
Budaya mencari dan literasi harus benar-benar ditekankan dan diaplikasikan. Hal ini bertujuan agar kita mampu menemukan ide yang orisinil, bukan hasil jiplak, plagiat atau copy paste karya orang lain.
Dalam dunia ilmiah, melakukan tindakan penjiplakan, plagiat, atau copy paste karya orang lain merupakan perilaku tidak terpuji dan dikategorikan sebagai pembodohan dan tindakan kriminal, karena perilaku tersebut masuk dalam kategori mencuri.
Kedua, Perbanyak Diskusi
Hal ini sangat dibutuhkan, di mana kita dapat memperkaya cakrawala berpikir sebagai seorang penulis. Hal-hal yang sudah kita dapatkan dalam referensi dan buku-buku yang dibaca tentu tidak semuanya kita pahami secara seksama.
Nah dengan berdiskusi, kita akan mendapatkan paradigma serta perspektif baru yang lebih mudah dipahami. Dengan berdiskusi, kita sudah menerapakan sikap open minded yang tidak tertutup dengan pendapat orang lain. Kita tidak menjadi seorang individu egois.
Menjadi seorang penulis tentu ada pesan yang ingin disampaikannya, terlebih dalam menulis artikel ilmiah. Namun sebagai seorang penulis, kita juga harus membandingkan pendapat yang lain.
Sehingga tulisan yang dibuat sangat berbobot, yang mampu menyajikan dua perspektif atau lebih dan memberikan kesimpulan yang menarik bagi pembaca
Ketiga, Sering-Sering Melakukan Revisi
Nah setelah artikel ilmiah yang dibuat telah selesai, temen-temen boleh berbangga hati karena telah mampu menyelesaikannya.
Namun ada hal yang harus diperhatikan lagi, yaitu melakukan ragam revisi dari artikel yang telah dibuat. Mulai dari revisi typo penulisan.
Hal ini bertujuan agar temen-temen bisa mengoreksi penulisan yang salah, kurang atau huruf yang berlebih dalam satu kata.
Lanjut lakukan juga revisi sumber atau referensi. Apakah referensi yang digunakan benar-benar berasal dari sumbernya, di cek lagi melalui buku yang kita baca atau artikel yang kita telusuri melalui internet.
Jangan lupa juga untuk menyematkan nama dari pendapat tokoh yang kita pakai. Ini menandakan sebagai landasan artikel temen-temen, dan juga sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh yang kita gunakan pendapat dan karyanya.
Revisi sangat dibutuhkan, agar karya artikel ilmiah yang kita buat minim atau tidak ada sama sekali kesalahan, sehingga artikel tersebut baik dan dapat kita pertanggungjawabkan sebagai karya orisinil tulisan sendiri.
Nah, itulah 3 tips dari saya buat temen-temen dalam mengerjakan artikel ilmiah. Catatan sedikit, kalau ingin membuat abstrak harus selesaikan dahulu ya pendahuluan, isi, dan kesimpulan dari artikel ilmiah yang teman-teman buat.
Karena abstrak sendiri merupakan rangkuman atau gambaran dari artikel ilmiah yang kita buat, yang isinya berasal dari pendahuluan, isi dan penutup.
Terus semangat, rajin rajin membaca, berdiskusi, dan diaplikasikan dalam menulis. Sekian, terima kasih.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments