Banyak kurir jasa pengiriman yang mengeluhkan metode pembayaran Cash On Delivery (COD) pada marketplace di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya video-video yang viral di media sosial terkait proses pembayaran COD yang bermasalah antara kurir dengan pembeli. Banyak juga opini yang mengatakan bahwa sebaiknya metode COD ini dihapus saja pada marketplace. Salah satu alasannya adalah masyarakat Indonesia belum siap dengan metode tersebut.
Dari kaca mata saya sebagai pembeli di marketplace, jujur saya malah menghindari metode pembayaran COD. Ada beberapa alasan yang mendasari perbuatan saya tersebut. Berikut akan saya jabarkan alasan-alasan saya menghindari metode pembayaran COD. Apa saja itu ? simak di bawah ini.
1. Khawatir Uangnya Nggak Ada
Saat ini saya tinggal di luar pulau Jawa, sehingga membuat banyak barang yang saya beli pada marketplace bakal datang paling cepat lima sampai enam hari kerja. Hal ini disebabkan karena mayoritas penjual online di marketplace berasal dari pulau Jawa terutama daerah Jabodetabek.
Menurut saya, proses pengiriman barang yang dibeli pada marketplace memerlukan waktu yang nggak sebentar. Sehingga bisa saja saat jeda waktu pengiriman, ada suatu keperluan mendesak. Yang membuat saya terpaksa menggunakan uang untuk pembayaran COD.
Kalau sudah begitu, mau bayar pakai apa kalau tiba-tiba kurir datang ke rumah ?. Kekhawatiran itu yang membuat saya agak menghindari pembayaran dengan metode COD.
2. Punya M-banking
Menurut saya ada satu metode pembayaran lain yang jauh lebih mudah ketimbang COD. Metode pembayaran tersebut adalah transfer bank atau Virtual Account (VA). Cuma dengan beberapa kali klik saja, pembeli tinggal menunggu barangnya datang di depan pintu rumah. Satu hal utama yang menjadi syarat dalam menggunakan metode pembayaran ini adalah punya uang yang cukup untuk membayar di rekening Bank.
3. Paket Nggak Bisa Dititipin Tetangga
Waktu saya belum menikah dan tinggal sendiri di rumah, kerap kali kurir kesulitan untuk mengantarkan paket ke rumah saat jam kerja. Sebab nggak ada siapa-siapa di rumah, kalau saya sedang bekerja di kantor. Sehingga kurir terpaksa menitipkan paket saya ke tetangga sebelah kanan atau kiri rumah saya.
Seandainya saya menggunakan metode pembayaran COD, mana bisa kurir menitipkan paket ke tetangga saya ?. Nggak mungkin kurirnya mau minta pembayarannya ke tetangga saya padahal bukan dia yang beli. Maka dari itu saya nggak mau pakai metode COD karena kalau saya sedang nggak di rumah, paket yang diantar kurir nggak bisa dititip ke tetangga.
4. Uang Kembaliannya Jarang Dikasih
Dulu saat saya masih suka membeli barang dengan metode COD pada suatu marketplace. Uang yang saya siapkan untuk COD pasti selalu lebih. Hal itu bukan suatu hal yang saya sengaja tapi lebih karena uang yang saat itu saya punya nominalnya selalu nggak pas dengan harga barga yang harus saya bayar.
Sayangnya oknum kurir yang mengantar paket barang saya, jarang memberikan uang kembalian. Dengan berbagai alasan seperti nggak ada uang receh dan nanti kembaliannya dikasih saat pengiriman paket berikutnya. Saya nggak mempermasalahkan nominal uang yang nggak dikembalikan. Yang membuat saya kecewa adalah kurangnya komitmen dari kurir jasa pengiriman tersebut, yang berulang kali nggak menepati janji.
Atas kejadian tersebut, saya selalu berprasangka baik bahwa kurirnya lupa untuk mengembalikan uangnya. Agar kejadian seperti itu tidak menimpa saya lagi, maka saya memutuskan untuk nggak menggunakan metode pembayaran COD.
Begitu sekiranya hal-hal yang membuat saya menghindari metode pembayaran COD. Kalau ada yang usul bahwa metode pembayaran COD pada marketplace dihapus karena memiliki banyak permasalahan, saya cukup setuju dan mendukung opini tersebut.
Editor : Faiz
Gambar : Google
Comments