Sebuah kendaraan sudah dirancang oleh pabrikan sedemikian rupa. Mulai dari desain body, fitur, sampai kapasitas mesin. Desain dan segala tetek-bengek yang dilakukan oleh pabrikan bukanlah hal yang main-main. Tentu melalui banyak perhitungan. Mulai dari performa, uji kelayakan, sampai minat pasar.

Alasan Memodifikasi Motor

Tapi ketika sebuah kendaraan sudah berada di tangan konsumen, tetap saja, akan ada insan yang merasa kurang pada produk yang sudah jadi itu. Hal ini disebabkan karena setiap orang punya selera dan keinginan yang berbeda-beda. Saat keinginan tersebut belum bisa diberikan oleh produsen, alhasil modifikasi menjadi pilihan jalan untuk ditempuh.

Di bawah adalah lima alasan yang biasa dipakai dalam memodifikasi motor.

Pertama, Kebutuhan Khusus

Kita pasti pernah melihat motor matic atau motor bebek beroda tiga. Sekilas kalau dilihat sambil lewat, kita akan berpikir: “Kok ya, modifikasinya begini. Udah dikasih roda dua malah ditambah-tambahi.” Ternyata modifikasi motor roda tiga yang kita lihat ditujukan untuk seseorang yang berkebutuhan khusus agar memungkinkan si pengguna mengendarai sepeda motornya.

Kalau enggak dimodifikasi, adakah produsen yang secara khusus memproduksi motor buat orang berkebutuhan khusus? Kan enggak.

Sebagai insan, penyintas disabilitas juga ingin produktif. Sama seperti kita. Sebab hidup harus terus dijalani, roda kendaraan kudu juga bisa berputar. Modifikasi bisa menjadi jalan keluar. Pastinya sang modifikator akan memutar otak agar hasil karyanya bisa fungsional dengan dimensi motor yang masih wajar.

Kedua, Menyempurnakan Selera

Seorang teman saya, tempo hari beli Yamaha WR150. Secara desain dan tampilannya yang jangkung, Yamaha WR150 diciptakan untuk para penghobi trail. Tapi realitanya dia nggak hobi nge-trail, padahal seleranya jatuh pada si Yamaha WR150. Nah, loh?!

Alhasil ketika Yamaha WR150 diboyong ke rumahnya, langsung aja, tanpa basa-basi dimodifikasi olehnya agar bisa digunakan di jalanan beraspal. Modifikasinya merujuk ke model supermoto—motor yang punya postur tubuh seperti motor trail tapi digunakan di jalan aspal.

Modifikasinya masih tergolong wajar. Hanya di sektor kaki-kaki saja. Ban yang tadinya bermodel kembang tahu buat garuk tanah, diganti dengan ban kembang halus buat di jalanan aspal. Semua itu dilakukan agar seleranya terpenuhi dengan sempurna.

Kita tentu saja berpikir, “kan Kawasaki punya produk D-Tracker 150. Modelnya kayak Supermoto.” Tapi kita enggak bisa memaksakan selera kita ke orang lain. Kalau dia jatuh hatinya sama Yamaha daripada merek lain, kita bisa apa? Cuma bisa komentar doang. Hehehe~

Ketiga, Meningkatkan Performa

Seharusnya pengguna motor sudah bisa puas dengan performa standar pabrik. Tapi ada seorang teman saya yang lain merasa enggak puas sama performanya. Motor dia Honda Vario 125. Nah, dia mengeluhkan getar yang terjadi saat tarikan awal. Sehingga ia merasa perfoma enggak maksimal, akselerasi tersendat.

Ada yang bilang karena mesin belum panas. Ada yang bilang karena kotor di bagian CVT. Meskipun sudah dipanasi dan dibersihkan, tetap saja getar enggak hilang. Namun bengkel non-resmi langganannya punya solusi lain. Yaitu penggantian part seputar CVT yang diklaim bisa anti getar dan meningkatkan akselerasi.

Dengan begitu, pastinya ada bagian yang harus dimodifkasi agar performa yang dia inginkan tercapai. Itu baru di sektor CVT aja. Kalau pengendaranya belum puas, enggak menutup kemungkinan merambah ke mesin, knalpot, pengereman, shock breaker, ban, dan lainnya.

Keempat, Ingin Tampil Beda

Ingin tampil beda bisa jadi alasan utama ketika modifikasi difokuskan pada penampilan eksterior kendaraan. Misalnya pelek yang dimodif lebih sporty, body yang dicat ulang, lampu utama yang memakai proji/ projector, baut-baut pakai jenis monel, dan sebangsanya. Semua itu kalau diaplikasikan, jelas, akan mendongkrak penampilan motor.

Apa lagi kalau modifkasinya jenis motor custom. Sudah pasti nggak bakal ada yang menyamakan di jalan raya. Sudah motornya beda, custom, sudah gitu dibuat spesial apa yang pemilik inginkan. Konon memodifikasi bisa meningkatkan rasa percaya diri dan secara otomatis tujuan ingin tampil beda menjadi semakin hakiki.

Kelima, Media Berkarya

Modifikasi menjadi jalan pedang untuk berkarya bagi sang modifikatornya. Seorang modifikator bisa tahu selera pemilik kendaraannya tanpa diminta. Modifikator andal bisa menyuguhkan sebuah mahakarya sesuai dengan karakter si pemilik kendaraannya. Dari sinilah modifikasi menjadi alasan untuk berkarya.

Ada proses pencarian ide kreatif, keterampilan dalam memodifikasi, serta rasa di hati agar karya dari seorang modifikator yang dihasilkan tetap enak dipandang mata dan enggak kehilangan nilai fungsional sekaligus estetika dari suatu part/ kendaraan.

***

Masih banyak alasan memodifikasi motor lainnya dari orang-orang yang berkecimpung di dunia modifikasi. Pastinya, alasan dari satu orang ke orang lain akan berbeda. Jadi, kalau kamu punya motor/ kendaraan yang kamu modif—kalo leh know—alasannya apan nih?

Penulis: Allan Maullana

Penyunting: Aunillah Ahmad