Masa-masa sekolah sebelum pandemi corona menghadang tentunya jauh sangat menyenangkan dan membekas daripada setelah adanya pandemi. Munculnya pandemi corona membuat para anak sekolah harus belajar secara daring di rumah masing-masing dan tidak pernah merasakan razia di sekolah, tentunya.

Sekolah daring setidaknya membuat siswa tidak akan merasakan betapa takut dan deg-degannya saat Wakasek Kesiswaan dan guru killer datang secara tiba-tiba ke kelas siswa untuk melakukan razia dadakan. Kalaupun ada razia saat sekolah daring, mungkin razia rambut saja yang harus dicukur secara mandiri. Atau mungkin selama sekolah daring, memang tidak ada tindakan razia online ya? Kalau begitu, sih, enak banget nggak ngerasain atmosfer tegang di kelas.

Dulu saat saya masih sekolah, biasanya guru spesialis razia selalu tiba-tiba masuk membawa gunting yang pastinya untuk merazia anak lelaki. Biasanya kalau nggak setelah upacara bendera, guru-guru spesialis razia selalu masuk saat jam-jam pelajaran atau saat ada kelas yang tidak ada gurunya. Nah kali ini saya mau bernostalgia dengan beberapa razia yang sering dilakukan di sekolah.

#1 Razia rambut

Razia pertama dan yang paling sering dilakukan oleh Wakasek Kesiswaan atau guru spesialis razia adalah razia rambut bagi laki-laki yang rambutnya gondrong. Biasanya tiap guru yang merazia mempunyai batas minimal panjang rambut yang berbeda. Yang paling sering sih kalau rambut siswa sudah melebihi telinga udah pasti akan kena razia. Kalau misal sang guru nggak jeli atau sang korban adalah murid kesayangan, biasanya akan luput dari razia atau hanya dicukur sedikit. Kalau cukurnya rapi sih nggak apa-apa tinggal dirapikan di tukang cukur, kalau acak-acakan itu yang bikin jengkel.

#2 Razia handphone

Setiap sekolah mempunyai peraturan yang berbeda-beda. Kebetulan di SMP saya sangat dilarang keras untuk membawa handphone ke sekolah. Sanksinya bisa sampai dipanggil orang tua. Kami hanya boleh membawa handphone saat kegiatan classmeeting atau acara seni saja. Kalau di hari-hari biasa tidak diizinkan. Sementara saat SMA saya sudah diperbolehkan untuk bawa handphone ke sekolah. Tapi kalau sedang belajar di kelas atau upacara masih main handohone, ya bakal dirazia juga sama guru yang jeli.

#3 Razia aksesoris

Selanjutnya ada razia aksesoris. Biasanya sih yang sering kena sama tipe razia ini adalah kaum hawa. Di sekolah saya, tiap siswa dan siswi tidak boleh pakai perrhiasan berlebihan, topi bermain, music box, dan juga make up yang berlebihan. Kadang gelang karet pun selalu kena razia. Apalagi sampai membawa aksesoris yang membahayakan. Melihat siswi yang kena razia rasanya senang banget karena jarang-jarang kan lihat mereka kesal barangnya diambil oleh guru.

#4 Razia rokok

Ini nih, masih sekolah kok udah pada ngerokok. Ya kalau ngerokok di luar sekolah boleh-boleh aja kali ya walau sepenuhnya nggak dibenarkan. Yang paling parah itu mereka yang terang-terangan bawa rokok ke sekolah. Pernah di sekolah saya ada segerombolan siswa yang ketahuan membawa rokok ke sekolah yang disimpan di dalam tasnya. Hukumannya pun nggak main-main, mereka disuruh menghabiskan rokok yang ada di depan para siswa lainnya di lapangan upacara. Selain itu, orang tua mereka pun harus dipanggil ke sekolah. Nggak kasian apa ya mereka sama orang tuanya?

#5 Razia sepatu

Hal yang paling ngeselin itu adalah razia sepatu. Beberapa sekolah termasuk sekolah saya mewajibkan para siswanya untuk menggunakan sepatu bertali dan berwarna hitam. Kalau melanggar, sepatunya akan disita dan kita-kita nggak akan bisa pulang pakai sepatu alias harus nyeker, Cuy. Saya pernah ketahuan tidak pakai sepatu bertali dan langsung dirazia oleh Wakasek Kesiswaan, saya pun ditanya mau sekolah apa mau main. Malu dong saya ditanya seperti itu. Untung saja saat bel pulang sekolah, teman saya yang kebetulan anggota OSIS mengantar saya untuk mengambil sepatu saya yang disimpan di ruang guru. Maaf ya pak, hehe. Untung bapak tidak ingat. Wkwkwk.

Nah mungkin itulah beberapa tipe razia yang sering dilakukan oleh guru di sekolah. Terkadang walaupun saat dirazia merasa jengkel, namun kalau sudah lulus sekolah ternyata rindu juga atmosfer ketegangannya. Haha. Yang masih sekolah online, kalau misal nanti mulai masuk sekolah lagi secara tatap muka, patuhi peraturan yang ada jangan sampai orang tua harus dipanggil sekolah. Oke, Slur!

Editor: Nawa

Gambar: google.com