Semua orang pasti pernah menunda-nunda pekerjaan. Bahkan hal ini jadi favorit kita. Menunda-nunda terjadi karena banyak hal dan  garis besarnya tidak ada motivasi. Kita kehilangan mood untuk melakukan sesuatu. Sehingga memutuskan untuk menunda melakukannya. Tetapi, jika diteruskan sikap menunda-nunda ini bisa melukai diri kita sendiri. Kurang lebih 2 bulan saya menerapkan metode sederhana dari Leo Babauta dan hasil riset beberapa jurnal. Saya ingin berbagi dan semoga kalian semua bisa mengatasi keresahan karena procrastination.

Pilihlah Tugas yang  Sangat Penting, Temukan Motivasi Mengapa Harus Mengerjakan Tugas Itu.

Motivasi adalah hal utama yang harus kita temukan. Jika tidak termotivasi peluang kita untuk menunda-nunda lebih besar. Pertama-tama tanyakan pada diri kita sendiri Apakah kita benar-benar ingin melakukan ini? Pilihlah tugas yang membuatmu sangat ingin menyelesaikannya. Yang berdampak besar pada hidup dan pekerjaan kita. Jika tugas terlalu sulit atau ambigu jangan langsung mengerjakannya ambilah waktu sedikit demi sedikit untuk diskusi dan klarifikasi tentang tugas tersebut.

Jadikan Tugas yang Sangat Penting itu Hal Pertama yang Anda Kerjakan Hari Ini

Awal hari adalah waktu terbaik, sebab seiring berjalannya waktu ada banyak hal yang mengganggu rencana kita. Tugas-tugas kita akan tersisihkan jika tak menyegerakannya di awal hari. menggarap pekerjaan penting tersebut hendaknya manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menunaikan tekad tersebut.

Bagi saya pagi adalah waktu emas untuk melakukan banyak hal. Bahkan banyak kutipan kalau pagi adalah kunci dari aktivitas selama seharian. Sebab itu, penting merencanakan beragam aktivitas di pagi hari untuk memicu semangat pada aktivitas lain, bisa dengan olahraga, meditasi, atau journaling.

Jangan Terkecoh dengan Kondisi Sekitar Kita. Bereskan Segera Barang yang Dapat Mengalihkan Perhatian Kita

Seringkali kita terdistraksi dengan kondisi sekitar kita. Saat melihat meja belajar atau kerja yang berantakan, seolah-olah kita ingin membereskannya. Hal itu, sangat tidak dianjurkan karena menghambat kita untuk segera memulai. Jadi, mulailah dengan membersihkan meja kerja secepat mungkin, pindahkan barang-barang yang mengalihkan perhatian kita ke tempat lain.

Menulis menjadi pekerjaan sampingan yang saya lakoni saat ini, saya pun sering terdistraksi dengan banyak hal saat melakukannya, salah satunya yaitu smarthphone. Oleh karena itu, saya berusaha menyingkirkannya, mematikan notifikasi, atau menaruh di tempat lain saat sedang menulis. Dengan demikian saya bisa fokus menyelesaikan target tulisan dalam waktu itu.

Mulailah Mengerjakan Tugas. Singkirkan Standar Sempurna dalam Pikiran Kita

Setelah mengatasi penghalang awal diatas, mulailah mengerjakannya. Beri waktu untuk mengerjakannya. “Saya akan mengerjakan tugas ini dalam 10 menit.” Fokus dan manfaatkan waktu 10 menit itu untuk mengerjakannya. Tinggalkan dulu keinginan untuk memperbaiki. Yang terpenting kerjakan tugas dulu.

Dalam menulis saya seringkali terkecoh ingin mengeditnya. Bahkan keinginan tulisan sempurna sudah ada sejak ide masih ada dalam pikiran. Namun, saya segera sadar bahwa kesempurnaan hanya ilusi. Sebab karya yang bagus justru yang selesai. Saya pun memulainya dengan beberapa menit pertama dan tanpa sadar tulisan tersebut telah selesai.

Beri Reward untuk Diri Sendiri setelah Berhasil Mengerjakannya dalam 10 Menit Pertama

Beberapa menit setelah itu kita perlu memberi reward diri sendiri dengan melakukan sesuatu yang kita sukai. Berselancar di media sosial, nyemil dan lain sebagainya. Setel alarm pengingat 2-3 menit.

Saat mengerjakan sesuatu kita tentu sering terhenti entah merasa bosan atau lelah. Gunakan waktu tersebut untuk beristirahat mungkin dengan makan ice cream, scroll sosial media atau aktivitas lainnya dalam beberapa menit. Tapi, ingat beri waktu jangan sampai kelewat batas, sebab itu bisa jadi awal dari gagalnya rencana tugas yang telah ditargetkan.

Saat beberapa kali sudah memulai aktivitas, saya juga sering menunda-nunda. Dalam artian emosi saya sedang tidak sesuai untuk mengerjakannya. Pernah suatu kali saya akhirnya memilih melakukan aktivitas lain seperti membaca, berjalan-jalan, atau tidur siang. Menurut saya hal tersebut wajar dan kita hanya butuh merefresh energi dan emosi. Tidak mengapa untuk sementara waktu berhenti mengerjakannya.

Tidak semua sikap menunda-nunda itu buruk, hal tersebut menjadi cara menyenangkan untuk menikmati hidup beristirahat, mengevaluasi pekerjaan. Namun, ingat jangan sampai kelewat batas sebab kita bisa terlena dengan kenikmatan bersantai. Leo Babauta memberi saran agar menggunakan waktu menunda itu dengan program penundaan terstruktur. Dimana kita mencatat hal yang akan kita lakukan sesuai dengan urutan kepentingan. Jika gagal melakukan tugas yang menurut kita paling penting gantilah dengan mengerjakan tugas yang kurang penting. Dengan demikian, kita tetap bisa merayakan kemenangan kecil secara sederhana dengan merampungkan rentetan tugas yang telah direncanakan.

Editor: Nawa

Gambar: tribunnewswiki.com