Seperti yang sedang marak diperbincangkan melalui media sosial saat ini, serial drama berjudul Money Heist (or we should call it in spanish: La casa de papel)  saat ini sudah masuk ke dalam season terakhirnya. Samar-samar akan selalu teringat dalam benak para penonton, khususnya para kalangan muda masa kini terkait sayup irama soundtrack dari Money Heist yang selalu dibalas dengan sahutan ‘bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao’.

Sejatinya, Money Heist sendiri memiliki sebuah konsep yang kuat dengan tujuan untuk memberikan para penonton suguhan yang extraordinary melalui sudut pandang anti-hero yang mungkin terkadang orang awam akan berpikir “Wah seharusnya tidak seperti itu, mengapa ia terpikirkan untuk melakukan hal tersebut?”, seperti berbuat suatu hal yang baik dalam menegakkan keadilan, namun tidak segan untuk membunuh lawannya atau bahkan berbuat suatu hal yang buruk tapi bahkan ia tidak mampu menyakiti lawannya.

Drama serial Money Heist berusaha memberikan suguhan kepada penonton melalui sebuah gambaran perlawanan terhadap pemerintahan, sebagaimana Professor (tokoh strategist dalam Money Heist) merekrut dan memimpin perampokan sebagai bentuk ‘perlawanan’.

Film dengan tema ‘perampokan’ yang sangat unik ini telah sukses mengambil hati para penonton, termasuk para masyarakat Indonesia. Tentu kesuksesan dari serial drama Money Heist ini merupakan salah satu latar belakang mengapa lagu bella ciao menjadi sangat identik dengan sebuah ‘perlawanan’ dan familiar di benak kita.

Adanya sebuah relevansi yang komprehensif antara alur cerita dengan musik yang menjadi soundtrack merupakan salah satu bukti nyata bahwa bentuk ‘perlawanan’ dapat disampaikan melalui media komunikasi digital yang tentu akan menyasar dengan tepat pada era globalisasi seperti sekarang ini.

Memaknai hal tersebut, apakah benar akar historis dari bella ciao sendiri memang merupakan wujud nyata sebuah ‘perlawanan’? Atau bahkan lebih dari itu?

Sejarah & Makna dari Bella Ciao

Tidak dapat dipungkiri, bahwa bella ciao merupakan sebuah lagu yang memiliki akar historis dengan bentuk ‘perlawanan’ dan juga aspek politik. Awalnya, bella ciao kerap dinyanyikan oleh para mondina (sebutan untuk para perempuan yang bekerja di sawah) yang saat itu tengah hidup pada masa yang sangat sulit dengan adanya ketidaksetaraan jenjang sosial.

Selain itu, bella ciao pun dipercaya memiliki unsur kiasan mengenai semangat perjuangan para partigiano dan partigiani (sebutan bagi para partisan di Italia, atau biasa disebut juga dengan La Resistenza) yang tengah melawan fasisme pada abad ke-19.

Hingga saat ini, bella ciao terus dinyanyikan dalam bentuk ‘kemasan’ yang berbeda-beda. Banyak musisi yang telah melakukan aransemen terhadap lagu bella ciao. Era globalisasi saat ini telah mengantarkan lagu bella ciao ke dalam sebuah pergeseran makna, berawal dari ‘perlawanan’ menuju sebuah harapan ‘kebebasan’.

Lirik dari lagu bella ciao sendiri memang memiliki sebuah kisah pilu dan arti sebuah perpisahan akibat dari peperangan yang mana menggambarkan sebuah perpisahan dari para partisan atau pejuang dengan para kekasihnya. Kesedihan tersebut disampaikan melalui beberapa lirik seperti:

Che mi sento di morir

(Karena aku merasa kematianku semakin dekat)

E se io muoio da partigiano

(Dan bila aku mati sebagai pejuang)

O bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao

(Oh selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik! Bye! Bye)

Dapat terbayangkan betapa mengerikan penindasan dan kekejaman masa fasisme di dunia saat itu. Dentuman irama musik dari bella ciao memiliki sebuah peran yang cukup krusial sebagai media komunikasi dengan makna semangat yang tersirat kuat dalam membawa sebuah perjuangan dan perlawanan para pejuang kala itu.

‘Perlawanan’ yang Menjadi Inspirasi Utama bagi Money Heist

Sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia,  kreator dari Money Heist (Alex Pina) telah menjelaskan bahwa bentuk ‘perlawanan’ digambarkan pada film telah terinspirasi dari apa yang pernah terjadi di Spanyol. Tepatnya ada tahun 2011 ketika sebuah gerakan bernama 15-M memprotes pemerintah terkait kebijakan penghematan.

“Demonstrasi 15-M di Spanyol telah membuat banyak orang turun ke jalan. Para demonstran berkemah di jalanan karena setelah krisis Lehman Brothers, masyarakat menjadi resah, skeptis, dan tidak mempercayai lembaga, pemerintah. Suasana itu kami tampilkan di layar. Tetapi memang benar, musim pertama dan kedua kami buat berdasarkan peristiwa tersebut. Hal ini kami bahas dalam dua sampai tiga kali pertemuan” kata Pina, mengutip CNN Indonesia.

Perlawanan tersebut terasa semakin lengkap dengan kehadiran lagu folklor Italia yang bertajuk bella ciao sebagai soundtrack dari Money Heist. Dalam salah satu episode, bahkan Professor tengah diperlihatkan sedang memperdengarkan bella ciao kepada para anggotanya.

Mengutip dari CNN Indonesia, Pina mengaku bahwa membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan untuk menemukan lagu bella ciao. Sejak awal membuat Money Heist, Pina ingin ada lagu tema yang terasa seperti lagu kebangsaan dan selaras dengan perlawanan yang ada dalam cerita.

Mungkin akan terdengar mirip layaknya beberapa fans maupun supporter garis keras dalam dunia sepak bola menyanyikan lagu kebanggaan klub mereka masing-masing, bella ciao merupakan lagu favorit yang sangat sarat dengan perlawanan akan fasisme, borjuisasi, serta paham kiri lainnya.

Dengan kehadiran Money Heist di layar kaca dan dunia perfilman saat ini tentu telah menjadikan dasar kuat bahwa sebuah lagu yang awalnya dinyanyikan oleh para pekerja wanita di sawah mereka telah bertransformasi menjadi sebuah lagu (dengan beberapa aransemen) yang berhasil mengantarkan sebuah bentuk ‘perlawanan’ melalui wadah komunikasi yang fundamental. Goodbye Beatifiul!

Editor: Nawa

Gambar: