Saya yakin jika seorang mahasiswa ditanya, “mau lulus kuliah cepat atau terlambat?” Pasti jawabannya, ingin lulus cepat. Tetapi jawaban tersebut seringkali menjadi jebakan batman yang dibawa sampai ke mindset seorang mahasiswa. Alih-alih ingin lulus cepat, sampai hakikat dari tujuan kuliah sendiri dilupakan. Yang dipikirkan asalkan nilainya memenuhi, mereka sudah tidak peduli dengan kualitas diri.

Akibatnya, munculah sosok sarjana yang lulus cepat tetapi hilang arah. Yang bingung mau berbuat apa dan mau ngapain. Selain itu, karena kompetensi yang dimiliki rendah mengakibatkan sulit mendapatkan pekerjaan. Alhasil, jadilah sarjana pengangguran dan tanpa tujuan. Lantas, harus bagaimana kita sebagai mahasiswa? Apakah harus lulus kuliah terlambat?.

Lulus Kuliah Cepat, Tapi hilang arah

Seorang mahasiswa yang ingin lulus cepat, pastinya punya alasan tersendiri. Mulai dari tuntutan keluarga, ingin menikah, sampai ingin cepat kerja dan mandiri dengan segera. Tetapi pada kenyataanya, banyak sarjana yang lulus cepat berakhir menjadi seorang pengangguran. Hingga pemerintah ikut memikirkan, dengan dibuatlah kartu prakerja yang saat ini terealisasikan. Sangat menyedihkan, bukan?

Kadang, karena ambisi mengejar kelulusan, hingga tidak pernah berinisiatif untuk menambah pengalaman yang lain. Padahal itu bisa dijadikan sebagai bekal untuk kehidupan setelah kuliah. Alhasil ketika lulus, tidak punya arah dan kalah dengan kerasnya persaingan mendapatkan pekerjaan.

Tapi lulus cepat juga sering dijadikan pilihan oleh sebagian mahasiswa dengan keadaan tertentu. Misalnya, penerima beasiswa yang dituntut harus lulus tepat waktu, atau mereka yang selalu didesak orang tua karena mengingat ekonomi keluarga yang kurang mampu.

Lantas, apakah ada yang lulus cepat tapi terarah?

Pastinya ada. Salah satunya teman saya, dia bisa lulus cepat dan langsung menjadi pembina osis  di sekolah. Tetapi ketika saya bertanya, “Enak ya kamu sudah lulusnya cepat, langsung kerja dan menjadi pembina osis disekolah pula?” Kata dia, “Memang sih saya kerja sesuai bidang dan tujuan, tapi sering merasa kesal. Berkali-kali ditegur oleh kepala sekolah karena tidak bisa membuat perubahan pada osis di sekolah.”

Nah, begitulah. Pasti ada kekurangan saja ketika kita hanya fokus untuk lulus cepat saja. Tetapi dia bisa dibilang beruntung, karena hanya segelintir orang saja yang bisa seperti itu. banyak mahasiswa yang lulus cepat tapi gagal mendapatkan pekerjaan, lantaran kurangnya pengalaman, minimnya kemampuan atau tidak punya jaringan.

Lulus Kuliah Terlambat, Tapi Terarah

Ada banyak alasan juga seorang mahasiswa lulus terlambat. Mulai dari yang suka malas-malasan, ingin menambah pengalaman dan relasi, sampai yang merasa belum siap dengan kemampuan yang dimiliki. Tetapi namanya menunda lulus kuliah, pastinya ada biaya yang harus terus dibayar. Selain itu, ada waktu yang terus berjalan dan tidak memperdulikan keadaan.

Namun, opsi terlambat lulus kuliah sering menjadi pilihan untuk sebagian mahasiswa. Terutama, mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mereka yang menyadari persaingan dunia kerja sangat keras. Karena itulah mereka ingin mempersiapkan diri lebih matang, agar tidak menyandang gelar sebagai sarjana pengangguran dan hilang jalan.

Sedihnya, pilihan ini bisa kerap membuat orang tua kecewa karena kita tidak kunjung lulus. Selain itu, menjadi beban moral tersendiri bagi kita yang mengalami. Sebab selalu ditanya oleh berbagai kalangan, “kapan kamu lulus kuliah?”. Apalagi ketika pulang kampung atau lebaran, pasti ini menjadi pertanyaan yang membosankan.

Lalu Mana Yang Lebih Baik?

Jika memang bisa lulus cepat dan terarah, itu akan sangat baik. Tapi pastinya tidak semua orang bisa melakukan itu. Karena mereka punya alasan yang tidak bisa kita kendalikan. Yang pasti, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Tergantung perspektif dan tafsiran masing-masing. Jadi nggak perlu menghakimi seseorang bila pilihan mereka berbeda dengan kita.

Jika kita memilih untuk lulus cepat, usahakan jangan sampai hilang arah dan terjebak dengan mindside yang salah. Perjelas tujuan kuliah kita, jangan hanya memikirkan nilai semata. Sehingga lupa pentingnya ilmu pengetahuan dan skill yang dibutuhkan dunia kerja.

Rencanakan secara detail, apa yang akan dikerjakan semasa menjadi mahasiswa. Gunakan dengan sebaik mungkin waktu yang terbatas ini. Agar ketika kita lulus nanti, benar-benar sudah maksimal kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Yang pasti, kita tidak akan menjadi pengangguran dan beban orang lain.

Namun, jika kalian memilih menunda lulus kuliah, itu tidak ada salahnya. Asalkan waktu yang ada dipergunakan untuk belajar banyak hal, baik itu belajar berorganisasi ataupun skill lainya. Bangunlah relasi seluas-luasnya, sehingga itu dapat bermanfaat dan bisa menjadi bekal ketika telah selesai kuliah nanti.

Jangan memilih menunda kuliah, tapi malah asyik-asyikan menikmati zona rebahan. Kan sayang. Buatlah batasan waktu yang tegas, agar kamu tak malas. Selain itu, buatlah aksi nyata sebagai realisasi dari setiap rencana yang telah kamu buat. Agar tidak sekedar mejadi rencana doang.

Editor: Nawa

Gambar: