Angka usia yang menyentuh kepala dua merupakan masa-masa emas untuk mengekspor diri, membangun strategi dan menyusun rencana hidup jangka panjang nanti. Usia yang biasa disebut usia produktif ini katanya akan membludak di Indonesia pada tahun 2045, tapi hal itu perlu dipertanyakan kualitasnya.

Kenapa demikian? karena kenyataan hari ini bisa menggambarkan keadaan nanti. Coba kita lihat sekitar, melemahnya sistem pendidikan karena pademi covid-19 yang grafiknya tak berhenti naik turun penuh misteri, membuat pendidikan formal tidak bisa lagi jadi satu satunya penopang yang punya peran besar. Sehingga kesadaran diri untuk tumbuh dan berproses dari balik pintu rumah dengan seperangkat gadget dan jaringan internet lah yang jadi tumpuan kita hari ini. 

Bermalas-malasan

Usia produktif hanya akan jadi tagline saja jika kita tidak mampu menggerakkan diri dan mengembangkan potensi. Lagi-lagi karena pandemi ini membuat aktivitas dibatasi, mau tidak mau berdiam diri dirumah jadi fakta kebiasaan kita hari ini.

Coba kita koreksi diri, pola rutinitas yang kita jalani hari ini dipenuhi oleh rasa malas bergerak, atau sering kita sebut mager. Pandemi memang berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk pada gaya hidup kita yang semakin hari semakin tidak efektif.

Kita cemderung bermalas-malasan dan melakukan hal semaunya saja, misalnya ketika kita melakukan kuliah online, posisi apapun tidak jadi masalah, entah itu duduk bersandar, rebahan, atau masih pakai baju tidur di atas ranjang.

Jika tidak segera diubah, rutinitas itu akan menjadi kebiasaan kita, dan dapat mempengaruhi keefektifan hari-hari kita selajutnya. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menata dan mengatur hari agar lebih efektif dan membantu kita bisa produktif.

Tanpa disadari dengan mulai melakukan hal-hal kecil yang bersifat positif sedini mungkin akan jadi pola rutinitas yang baik untuk menciptakan hal-hal besar. Diantaranya yaitu ;

Bangunlah lebih awal

Sebenarnya kebiasaan kecil seperti bangun pagi akan memberikan efek samping yang cukup besar untuk menjalani hari. Karena dengan bangun pagi otomatis kita memiliki lebih banyak waktu dibandingkan orang lain. Untuk itu, kita harus memiliki jam tidur dan jam bangun yang sama setiap harinya, karena hal itu dapat membantu kita membentuk kebiasaan bangun lebih pagi.

Daily to do list

Banyak diantara kita yang mengabaikan pembuatan daily to do list, atau membuat renacana harian dengan alasan malas dan menganggap tidak penting. Padahal sebenarnya daily to do list kita yang terkesan sederhana itu, akan membantu kita menemukan tujuan dan penglihatan yang lebih jelas tentang apa saja yang akan kita kerjakan hari ini. Dan kemungkinan, jika kita punya target dalam daily to do list itu, setidaknya akan meminimalisir kemalasan dalam diri kita.

Istirahat

Bermalas-malasan memang tidak baik, tapi terlalu ambisius juga buruk untuk kesehatan, entah kesehatan raga, mental maupun hati, Maka perlu mengambil waktu untuk sejenak beristrirahat di tengah-tengah hari mu. Ingat! Istirahat bisa dilakukan dalam bentuk apapun. Pilihlah aktivitas yang bisa membuat mu lebih rileks dan dapat menyehatkan badan.

Itulah beberapa langkah yang recomended untuk dicoba, karena kita perlu hari yang efektif untuk menjadi manusia produktif. Karena percayalah, hal-hal besar sangat dipengaruhi oleh hal-hal sederhana dan kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari. Untuk itu, selamat mecoba!

Editor: Nawa

Gambar: detik.com