Sastra adalah bahasa kehidupan. Jika sastra tak lagi dikenal, bagaimana bisa kita memaknai hidup?”

Bicara soal sastra, tak henti-hentinya kita kaitkan dengan bahasa. Sastra selalu hidup berdampingan dengan bahasa, karena sastra merupakan ilmu turunan dari bahasa. Dalam kata lain, teks sastra merupakan wujud ekspresi dari bahasa itu sendiri, loh!

Apa itu Alih Media Teks Sastra?

Nah, terus apa sih maksud alih media teks sastra itu? Alih media teks sastra di sini, akan dibahas dengan wujud komik elektronik. Tetapi kali ini, kita fokus ke salah satu media sosial terpopuler sepanjang masa dulu, ya! Apa lagi kalau bukan Instagram! Siapa generasi milenial yang nggak kenal Instagram? Ayo, cung!

Pengertian alih media sendiri merupakan proses digitalisasi dari media cetak ke dalam bentuk digital. Jadi, teks sastra yang awal mulanya berupa deretan huruf dalam cetakan, kini mendapat inovasi menjadi konten dalam akun Instagram. Contoh yang paling kece, dalam akun Instagram @omg.mystory. Akun Instagram berkategori kreator digital, siap menjadi wadah kreativitas dan memublikasikan cerita karyamu, loh!

Transformasi tersebut sekaligus menjadi jurus ampuh pengenalan sastra ke kaum milenial yang berhobi scroll-scroll. Males, ah! Pasti banyak bahasa tinggi ala-ala sastra yang riweuh. Kepastian yang paling utama, bahasa yang disajikan dalam konten tersebut lumayan sederhana dan komik-able banget.

Dalam dunia yang serba canggih dan digital sekarang ini, tentu manusia menginginkan segalanya serba cepat dan mudah. Tidak terkecuali dengan aktivitas membaca. Sebagai milenial yang bersahaja, tentu membaca menjadi aktivitas yang paling kalian gemari, bukan?

Dengan inovasi alih media teks sastra, kaum milenial tidak perlu repot-repot membeli buku cetak karena teks sastra tersebut sudah berbentuk digital. Kalian hanya perlu mempersiapkan kuota atau Wi-Fi tetangga dan modal niat saja.

Bagaimana Peran Alih Media dalam Mengembangkan Sastra?

Cara genius ini tentunya akan membuat kaum milenial lebih mengenal dan mengakrabi sastra. Kelebihannya, sastra akan semakin berkembang dan jauh dari kata punah. Selain itu, sastra juga tidak lagi akan dikenal sebagai bahasa alay atau mendayu-dayu, karena bahasa di dalam konten tersebut tentunya akan menggunakan bahasa kalian, para milenial!

Tidak hanya itu saja, sastra dalam bentuk digital yang sederhana, membuat kaum milenial tidak hanya dapat menjadi penikmatnya, tetapi dapat juga ikut berkreasi. Wah, keren, bukan? Jadi, kaum milenial bukan hanya dapat mengenal sastra, tetapi juga dapat ikut serta membumikan sastra. Ayo bersyukur karena kalian terlahir saat dunia sudah terang benderang!

Sastra bentuk gambar alias komik digital di akun Instagram @omg.mystory bukan hanya sebagai hiburan saja, akan tetapi juga ada unsur edukasi yang membuat penikmatnya enggan cepat-cepat menghabiskan cerita. Selain itu, susunan gambar yang cantik dan cerita yang unik membuat penikmatnya enggan berlalu tanpa menekan tombol suka. Menarik! Bagaimana nih, para milenial? Sudah tertarik mengenal dan membumikan sastra?

Fungsi sastra dalam kehidupan

Hal itu sangat sesuai dengan fungsi sastra dalam kehidupan, yaitu fungsi rekreatif dan didaktif. Dalam fungsi rekreatif, sastra bergambar memberikan hiburan menyenangkan yang memikat penikmatnya. Sedangkan dalam fungsi didaktif, sastra bergambar mampu memberikan pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.

Dalam akun Instagram @omg.mystory banyak terdapat unggahan mengenai masalah sosial yang pernah atau sedang terjadi. Contohnya, unggahan berjudul Percuma Lapor Polisi yang menyuratkan bahwa sulit sekali mendapat perhatian dan tindakan oleh polisi, meskipun kasus tersebut telah trending di Twitter. Unggahan tersebut juga sebagai bahasa satire yang menunjukkan demonstrasi masyarakat secara digital.

Contoh yang lain, dalam unggahan berjudul Pilihan Bahagia yang mendeskripsikan bagaimana seharusnya hak perempuan di Indonesia, bahkan di dunia. Lewat postingan tersebut, kaum feminis memperlihatkan bahwa perempuan di seluruh dunia layak memilih dan berhak menentukan kehidupan mereka sendiri.

Waw, keren! Mau coba ikutan berkreasi nggak, kaum milenial? Gas dong, fren!

Tampak sekali bahwa banyak nilai kebaikan dan kebenaran yang ditampilkan melalui sastra. Sastra juga kerap kali menjadi senjata untuk memberontak secara halus terhadap sistem dalam negara yang tidak memuaskan karena dianggap kurang tanggap dalam melayani masyarakat.

Paket komplet sekali! Jadi, bagaimana tanggapan kalian tentang eksistensi alih media teks sastra ini? Sastra jadi makin rumit atau malah jadi sederhana tapi bermakna, nih? Dan untuk gaya mengenalkan sastra, makin kekinian atau malah kuno?

Editor: Nawa

Gambar: BP Guide