Entah kapan pertama kali saya berjumpa dengan lagu Tulus. Tapi,sejauh yang saya ingat, lagu-lagunya tidak pernah gagal dalam membuat saya melamun dan tertegun lama. Mulai dari ‘manusia kuat’ yang seakan mengajak saya untuk tidak mudah patah mengejar mimpi, hingga ‘monokrom’ yang terus mewanti-wanti agar tidak lupa berterima kasih kepada siapapun yang telah membersamai.

Per 3 maret kemarin, Tulus kembali merilis albumnya yang kelima. Album ini juga menjadi tanda satu dekade perjalanan karir solois pecinta gajah tersebut. Album yang terdiri dari 10 nomor lagu itu bercerita tentang berbagai dinamika rasa dan perjalanan  hidup yang dialami oleh manusia, tepat seperti judul albumnya; Manusia.

Bagi saya pribadi, makna dari lirik-lirik album terbaru Tulus tersebut tidak pernah semulus dan seteduh suara dan instruman yang dibawakannya. Aliran katanya berkecamuk dan mengobrak-abrik pertahanan rasa. Memaparkan dengan jelas di depan mata dan telinga saya, bahwa kita ini manusia. Makhluk yang seimbang, punya lebih dan kurang.

Dari kesepuluh tangga lagu yang menghanyutkan rasa itu, ada tiga lagu yang terhighlight di benak saya dengan utuh. Bukan karena tujuh lainnya tidak istimewa, tapi ketiganya relate dengan kondisi saya yang menjelang dua lima. Kalau kata anak-anak milenial sih, fase Quarter Life Crisis hehehe

Teruntuk kalian yang berada di fase yang sama dengan saya. Kalian yang ingin beranjak maju tapi sering terhalang ragu. Kalian yang tengah dirundung keraguan akan masa depan, sepertinya tepat untuk mendengarkan ketiga lagu Tulus berikut dengan cara seksama dan dalam tempo yang berlama-lama.

1. Tujuh Belas

Lagu ‘tujuh belas’ ini mengajak saya melamun jauh. Menyusuri kembali masa-masa di mana kita mudah sekali bahagia dengan hal-hal sederhana di masa SMA, seperti hadirnya tanggal merah. Mengingatkan lagi keberanian melakukan hal-hal ‘gila’ yang melampaui logika. Bahkan, masalah terbesar saat itu hanyalah ujian matematika ples posisi bangku ujian yang berada di urutan pertama.

Hal ini sungguh jauh berbeda dengan kondisi saya di fase ini, yang menganggap bahagia harus dengan hal yang mewah. Selain itu, keberanian melakukan hal-hal baru yang dulu selalu membara, sekarang hilang entah ke mana. Sehingga mudah terbebani dengan masalah-masalah yang sebenarnya sederhana.

Lagu ‘Tujuh belas’-nya tulus ini hadir seakan membisiki telinga kiri saya dengan sebuah kalimat indah, bahwa semua akan baik-baik saja. Kalimat yang menyalakan kembali api kepercayaan diri yang telah mati tersiram kekhawatiran dan keraguan akan masa depan. Kalimat yang mengantarkan saya pada harapan, agar bisa melewati ujian hidup di fase ini dengan indah dan sederhana.

2. Satu Kali

Lirik ‘satu kali’ ini seperti ingin memeluk jiwa-jiwa yang selalu diselimuti dengan ketakutan dan kekhawatiran. Ingin menenangkan kita agar tidak mudah overthinking dengan hal-hal yang ada di masa depan.

“Jangan khawatir, pipi yang basah karena air mata akan terganti dengan tawa. Sebab, apapun yang terjadi itu tidak akan lama. Seperti halnya masa kecil yang hanya terjadi sekali, masa muda juga sekali, masa tua pun sekali. Apapun yang terjadi denganmu saat ini. Seberat apapun masalah yang sedang kau hadapi kini. Hiduplah untuk hari ini”, begitulah kiranya pesan yang saya ambil dari lagu ini. Pesan yang begitu nyambung dengan semua masalah di fase ‘seperempat usia’.

3. Diri

Sejak intronya, lirik lagu ini sudah menyindir saya. Bagaimana tidak, lirik ‘hari ini kau berdamai dengan dirimu’ ini seakan menampar saya yang masih suka menyalahkan diri sendiri. Padahal, kunci untuk mendatangkan ketenagan dalam diri adalah memaafkan diri sendiri.

Lagu Tulus yang satu ini juga mengajak saya untuk berdamai dengan semua masalah yang ada di fase QLC ini. Bang Tulus mengajak untuk mengampuni hati kecil dan berterima kasih pada diri sendiri yang selalu setia membersamai.

Lagu ini juga seakan tahu betul dengan semua masalah yang saya alami. Ia menasehati, ‘bila lelah, menepilah’. Kita terlalu berhaga untuk luka. Karena, kita ini manusia yang lahir, tumbuh, dan dewasa bersama rasa.

Begitulah impresi saya ketika menghayati ketiga lagu terbaru Tulus. Mungkin kalian akan mempunyai impresi yang berbeda, itu sesuai dengan kondisi dan selera. Bagi saya, ketiga lagu ini menjadi playlist terbaru buat berdamai dengan diri sendiri.

Dan sebagai saran saja, jangan mendengarkan album ini sambil nyetrika yaa. Dijamain, bajunya akan kembali basah. Hehehe.

Editor : Faiz

Gambar : Google