Saat ini banyak orang mengalami kesulitan keuangan karena kehilangan pekerjaan. Bisnis dimana-mana juga banyak yang merasa direpotkan dengan keadaaan sekarang, dimana banyak pelanggan lebih memilih untuk di rumah saja dari pada harus ke toko. Restoran dan warung makan juga sudah sepi pelanggan, peraturan pemerintah juga memaksa mereka tutup lebih awal pula.

Mahasiswa juga mengalami hal yang sama. Uang kuliahnya nggak dapat diskon, tapi kerja part time juga susah dalam keadaan sekarang. Dengan segala hal yang terjadi saat ini, pada akhirnya menyadarkan kita akan pentingnya financial planning atau yang biasa disebut perencanaan keuangan. 

Yang mana karena adanya pandemi, saat ini banyak orang mulai sadar akan betapa pentingnya menabung, serta merencanakan pengeluaran dan pemasukan, sehingga  nantinya ia akan memiliki dana darurat untuk menghadapi berbagai macam situasi seperti sekarang ini.

Akan tetapi banyak dari kita yang masih bingung: mulai dari mana kita harus memulai financial planning? 

Kali ini kita akan sedikit membahas dua hal pokok dalam membuat financial planning sederhana yang bisa dilakukan dan dipelajari oleh siapapun, bahkan murid sekolah atau mahasiswa:

1. Membuat Posko-Posko Keuangan

Posko keuangan disini bukan berupa bangunan ya. Yang dimaksud posko disini adalah tempat menyimpan uang, bisa berupa celengan, rekening, ataupun amplop kertas biasa.

Membentuk posko-posko keuangan adalah dengan cara memisahkan uang saat kita mendapatkan mendapatkan uang jajan, gaji atau pemasukan lainnya kedalam kelompok-kelompok kebutuhan tertentu. 

Dan saat kita mendapatkan uang (walaupun tidak banyak), sudah seharusnya bagi kita untuk membagi uang tersebut menjadi beberapa bagian, ke dalam beberapa posko-posko berdasarkan kebutuhan kita pada tiap bulannya.

Misalnya untuk anak sekolah, yang kebutuhannya belum banyak (karena kebutuhan lain sudah dipenuhi orang tua), mereka bisa membuat dua posko : Posko uang jajan dan posko tabungan. Setiap kali ia mendapat uang jajan 10.000, sisihkan paling tidak 2.000 dan taruh ke dalam posko tabungan.

Jadi menabung itu pada dasarnya di awal, bukan di akhir.

Contoh lain untuk mahasiswa: Misalkan uang masuk per bulannya 2.500.000 (dari uang jajan dan hasil kerja part time). Maka begitu ia mendapatkan uang tersebut, langsung bagikan uang itu ke dalam: 

  • 1.000.000 untuk posko uang makan, 
  • 500.000 untuk posko kosan,
  • 500.000 untuk posko kebutuhan kuliah, 
  • 300.000 untuk posko hiburan, 
  • dan 200.000 untuk posko tabungan.

Semakin banyak kebutuhan kita, maka semakin banyak pula posko keuangannya. Dan semakin terperinci posko keuangannya, akan semakin baik. 

Ingat, lakukan ini di awal kali mendapat uang, bukan di akhir, dan usahakan selalu komitmen. Jangan gunakan uang makan untuk hiburan, atau bentuk-bentuk cheating lainnya.

Jadi, dengan adanya posko ini akan membantu kita meminimalisir ‘kebocoran’. Karena di saat uang kita di posko tertentu sudah mau habis, kita akan sadar diri dan mulai berhemat.

2. Mencatat Keuangan 

Mencatat keuangan sangatlah penting, di mana seharusnya kita selalu mencatat keuangan kita setiap harinya, sehingga kita bisa memahami betul berapa pemasukan kita dan pengeluaran kita setiap harinya.

Mencatat keuangan ini juga akan membiasakan kita untuk selalu mawas diri dengan apa yang sudah kita beli selama ini, dan menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran, berdasarkan keuangan yang ada di dalam posko-posko tadi.

Ada banyak sekali aplikasi-aplikasi di smartphone kita yang bisa membantu dalam mencatat keuangan, sehingga kita bisa dengan mudah mengetahui bahwa keuangan kita masih sehat dan tidak lebih besar pasak daripada tiang.

Dan dengan bantuan aplikasi tersebut, kita bisa menganalisis kebiasaan pengeluaran kita, paling banyak uang habis untuk membeli apa. Dan kalau ada pengeluaran yang berlebih bisa langsung ketahuan, sehingga tidak akan terulangi di bulan-bulan berikutnya. Praktis bukan?

Coba biasakan diri kita dengan manajemen keuangan sederhana seperti ini, mumpung masih muda. Dan insyaAllah dengan membiasakan dua hal ini, kita tidak akan mengalami kesulitan keuangan sampai harus hutang sana-sini setiap akhir bulan.

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Kemenkeu Learning Center