Salah satu hal yang selalu identik dengan bulan Ramadan adalah munculnya tayangan-tayangan TV yang bertemakan Ramadan. Mulai dari acara variety show buka puasa dan sahur, acara tausiyah, hingga seria-serial yang hanya muncul ketika Ramadan seperti serial Dimas dan Raka, misalnya. Di sisi lain, kita pernah punya acara seperti Yuk Kita Sahur (YKS), 3 Semprul Mengejar Surga, dan Para Pencari Tuhan (PPT). Dua dari acara di atas memang sudah tiada dan menyisakan PPT saja yang tetap tayang, meskipun semakin tidak menarik.

Kalau ingin dikerucutkan, bulan Ramadan akan selalu identik dengan serial-serial Ramadan. Para Pencari Tuhan dan 3 Semprul Mengejar Surga adalah dua serial yang sempat merajai layar TV. Namun, apakah kita ingat dengan serial berjudul Dimas dan Raka, yang sempat menghiasi layar TV kita pada tahun 2008? Ya, Dimas dan Raka adalah serial yang tayang pada Ramadan tahun 2008 di salah satu stasiun TV, dan hanya bertahan satu musim saja alias tiga puluh episode.

Premis Cerita Dimas dan Raka

Serial ini dibintangi oleh Tarra Budiman (memerankan tokoh Dimas) dan Raffi Ahmad (memerankan tokoh Raka). Mereka adalah kakak-beradik yang sedang dalam perjalanan pulang dari Jakarta menuju Yogyakarta untuk merayakan Idul Fitri. Perjalanan tersebut ditempuh dengan menggunakan motor. Nah, di sinilah lika-liku perjalanan mereka dimulai. Di perjalanan, mereka akan selalu menemui sesuatu, entah itu masalah atau berkah tatkal singgah di suatu tempat, dan sikap mereka akan menentukan perjalanan mereka.

Premis cerita dalam serial ini sebenarnya cukup sederhana. Ada dua orang kakak-beradik yang sedang dalam perjalanan jauh dan menemui berbagai macam masalah atau berkah selama perjalanannya. Lalu, muncul lah karakteristik tokoh keduanya, di mana Dimas sebagai kakak berusaha sebijaksana mungkin kepada adiknya. Sementara Raka, sebagai adik, yang kadang berbuat semaunya dan mudah emosi, terlebih jika berhadapan dengan keputusan-keputusan kakaknya. Itu saja.

Meskipun hanya tiga puluh episode dan tidak ada kelanjutannya lagi, serial Dimas dan Raka ini cukup memberikan pesan moral yang sangat tidak bisa diabaikan. Selalu ada pesan moral yang didapatkan di setiap episodenya, karena mereka akan selalu bertemu orang-orang yang berbeda. Mulai dari remaja yang nakalnya minta ampun, lalu bertobat setelah ibunya wafat, hingga orang tua sebatang kara yang ditelantarkan oleh keluarganya.

Dulu, ketika saya pertama kali menonton serial ini, entah mengapa langsung ada ketertarikan yang cukup dahsyat. Selain Tarra Budiman dan Raffi Ahmad yang aktingnya cukup bagus, ceritanya juga menarik, karena selalu ada yang berbeda di setiap episodenya.

Selain itu, motor yang dipakai Dimas dan Raka juga keren, moge BMW tahun lama, kalau tidak salah. Menonton perjalanan Dimas dan Raka ini rasanya seperti kita diikutsertakan dalam perjalanan panjang mereka. Ya, meskipun kalau dinalar dengan logika, perjalanan mereka agak berlebihan.

Mencerminkan Ramadan

Jakarta-Yogyakarta kan bisa ditempuh kurang dari satu hari kalau pakai motor, ini kok ya sampai berhari-hari, bahkan nyaris sebulan lamanya. Akan tetapi, ya namanya cerita untuk kebutuhan TV, tentunya perlu ada selipan-selipan cerita yang memperkuat drama di dalamnya. Kalau yang diambil adalah perjalanan normalnya, ya apa yang mau diceritakan selain istirahat dan mengisi bensin?

Sebagai serial Ramadan yang terakhir muncul 12 tahun lalu, rasanya kok ya rindu sekali dengan Dimas dan Raka ini. Sepertinya, selama 12 tahun itu, tidak ada serial yang menceritakan perjalanan seperti ini. Bahkan, yang mirip-mirip Dimas dan Raka pun tidak ada. Padahal, cerita-cerita perjalanan ini sangat menarik, lho, dan sangat mencerminkan Ramadan dan Idul FItri tentunya.

Maka dari itu, ayolah untuk para produser, mbok ya dibuat serial Ramadan seperti ini, atau dibuat lagi Dimas dan Raka dengan pemain yang berbeda. Kalau berharap Ramadan tahun ini, kan, tidak mungkin. Jadi, semoga Ramadan tahun depan ada serial seperti Dimas dan Rakam. Atau dibuat lagi saja serial Dimas dan Raka, karena serial ini adalah serial Ramadan terbaik yang pernah ada.

Editor: Nirwansyah

Gambar: pondokecil.com