Buku dengan judul Duduklah Bersamaku dan Izinkan Dirimu Tidak Mempertanyakan Banyak Hal ini merupakan buku karya pertama dari Senja Rindiani yang bergenre self improvement.
Buku ini terbit pada Januari 2022, dan pada bulan Oktober kemarin, buku ini telah memasuki cetakan ke 6 lho. Bagaimana tidak? Buku ini banyak berisikan hal-hal yang hampir relate dengan kehidupan kita, sehingga banyak banget yang ingin memiliki buku ini.
Karena, isi dalam buku ini bisa mewakili apa yang kita rasa dan pikirkan namun kita nggak tau bagaimana cara mengungkapkannya.
Buku ini cocok dibaca oleh overthinker atau orang-orang yang sering mengkhawatirkan beberapa hal seperti masa depan, takut ditinggal mati, dan takut sendiri. Sebab, buku ini membahas hal-hal tersebut. Dengan membaca buku ini kita nggak merasa overthinking sendirian.
Buku yang disingkat DBIDTMBH ini terdiri dari 8 bab yang bisa kita baca dari bagian mana saja tanpa harus urut dari depan ke belakang. Jadi kita bisa membaca bukunya dari bagian yang relate dengan kehidupan kita saat ini.
Sub bab dalam buku ini bercerita tentang kekhawatiran-kekhawatiran yang sering muncul di pikiran overthinker, diantaranya tentang masa depan, mimpi, hubungan manusia, masa lalu, kesendirian, bersyukur, kematian, dan cara menghadapi overthinker.
Pada bab tentang masa depan, hal yang paling relate menurut ku ada di halaman pertama, yaitu takut jika nantinya kita tidak bisa jadi apa-apa.
Sebagian dari kita terutama yang melanjutkan studi S1 pasti akan iri dan minder sama temen-teman yang sudah kerja duluan, lantaran mereka sudah bisa beli barang-barang sendiri dan bisa liburan sesuka hati mereka. Dalam keadaan ini kita pasti merasa kalah dengan mereka, sebab kita merasa bahwa kita masih menjadi beban orang tua, nggak punya kemampuan apa-apa, dan nggak ada hal yang bisa dibanggain dari diri kita sendiri.
Dari buku ini aku sadar bahwa kita bukannya tidak mampu, hanya saja selama ini kita terlalu fokus dengan keahlian yang dimiliki orang lain hingga kita sendiri lupa bahwa kita juga punya kelebihan yang menanti untuk dikembangkan. Bukankah setiap orang dibekali kelebihan masing-masing?
Pada sub bab aku takut ditinggalkan juga relate banget sama kehidupan kita. Kita pasti pernah membayangkan dan mengkhawatirkan bagaimana jika nanti orang tua kita bertemu dengan sang pencipta lebih cepat sementara kita merasa masih sangat membutuhkan mereka.
Banyak sekali kekhawatiran-kekhawatiran yang terlintas dalam pikiran jika kita membayangkan hal tersebut terjadi, seperti siapa yang akan menghidupi kita dan adik-adik kelak, siapa yang akan membiayai sekolah, kepada siapakah kita harus meminta bantuan, dan masih banyak lagi perasaan-perasaan cemas yang menghantui.
Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya kita tidak takut akan kematian, melainkan kita takut ditinggalkan dan takut jika hidup sendirian. Melalui buku ini kita kembali sadar bahwa sejak dari lahir sesungguhnya kita telah sendiri dan mati pun juga akan sendiri, jadi seharusnya kita tidak perlu merasa takut jika kelak akan hidup sendiri.
Pada bab bersyukur, kita akan diajak untuk mensyukuri atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita dengan dimulai dari mensyukuri hal-hal yang kita anggap sepele, seperti bisa terbangun dari tidur dan masih dalam keadaan bernafas serta sehat. Nikmat ini sering banget kita lupakan. Kebanyakan dari kita sehabis bangun tidur langsung beranjak pergi.
Padahal bisa terbangun dari tidur dengan keadaan sehat itu sudah nikmat sangat besar yang wajib kita syukuri. Bagi seorang muslim hendaknya kita membaca doa setelah bangun tidur guna mensyukuri pemberian Tuhan ini. Kita tidak mungkin berada di posisi sekarang ini jika Tuhan tidak memberikan nafas dan kesehatan lagi pada kita.
Kita juga diajak untuk berterimakasih atas perjuangan diri kita, karena kita telah kuat dan mampu bertahan hingga kita bisa berada di titik sekarang ini. Kita harus ingat bahwa kita lah pemenang disetiap perjuangan kita.
Dalam buku ini kita kembali diingatkan agar kita menjadi orang yang terbaik versi diri kita sendiri. Belakangan ini menjadi tambah dewasa termasuk salah satu hal yang ditakuti anak muda, mereka takut jika dewasa itu tidak seindah yang dibayangkan di waktu kecil.
Pada kenyataannya memang benar, semakin dewasa kita akan semakin banyak mendengarkan omongan orang lain daripada diri kita sendiri dan kita selalu berusaha untuk membahagiakan semua orang dengan melakukan berbagai cara bahkan sekedar mengatakan “iya” pada setiap ucapan dan tawaran mereka yang padahal sebenarnya dalam lubuk hati kita, kita sama sekali tidak menyetujui hal itu.
Dalam bab ini penulis mengingatkan kita bahwa hidup bukan untuk menjadi sempurna, tak masalah jika kita gagal menjadi orang yang asyik bagi semua orang, yang penting jadi versi terbaik menurut diri kita sendiri. Dan sebenarnya proses menuju dewasa tidak patut untuk kita takutkan, karena proses pendewasaan itu justru akan menjadikan kita manusia seutuhnya.
Buku ini benar-benar menuangkan keresahan banyak orang yang nggak mampu untuk menceritakan. Banyak bagian yang relate dan ngena banget sama kehidupan kita.
Setelah membaca buku ini kita tau bahwa kita tidak sendirian, kita memiliki kekhawatiran-kekhawatiran yang hampir sama dengan orang lain.
Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang yang belum terbiasa baca buku, mengingat membaca buku bukan aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Karena buku ini ditulis sangat ringan, sederhana, singkat, dan nggak berbelit-belit, dan isinya pun juga relate dengan kehidupan kita. Jadi di buku ini setidaknya kalian akan menemukan satu part yang pernah kalian alami .
Comments