Sebetulnya kata gibah ini biasanya muncul dalam pengajian ketika seorang guru atau ustad sedang menasihati muridnya atau jamaahnya. Namun saat ini gibah sudah menjadi istilah umum sehari-hari. Gibah biasanya dikonotasikan negatif, mungkinkan gibah bisa bikin produktif alias menghasilkan sesuatu?
Sebab kata gibah hari-hari ini terlampau sering muncul hingga anak-anak muda kerap menggunakan kata ini dalam percakapannya termasuk penulis. Bahkan gibah menjadi suatu tema perbincangan oleh beberapa anak muda baik di kampus atau di kehidupan bermasyarakat.
Kenikmatan Gibah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Gibah adalah membicarakan keburukan (keaiban) orang lain. Menurut agama islam, gibah merupakan hal yang dilarang serta juga dikecam dengan dosa yang besar.
Namun penulis tidak akan membahas kedudukan hukum serta boleh atau tidak melakukan gibah karena bukan keahlian penulis dalam hal ini. Tapi seringnya penggunaan kata tersebut cukup menarik untuk dituliskan dan diangkat menjadi sebuah bahan diskusi.
Di Indonesia, gibah sering terjadi di forum-forum resmi, membicarakan keburukan pemerintah, evaluasi suatu kepengurusan organisasi serta forum lainnya. Hal-hal ini bisa cukup menarik untuk dijadikan refleksi, apakah gibah bikin produktif.
Jika menurut ketentuan islam semua acara tersebut termasuk dilarang, namun kita kembali lagi kepada konteks acara tersebut. Jika memang bertujuan untuk kebaikan menurut penulis sah-sah saja jika sekelompok orang melakukan gibah.
Terkadang gibah seperti sebatang rokok yang mengandung nikotin, hal ini menyebabkan gibah menjadi sebuah kenikmatan berlebih bagi siapa pun yang melakukannya, bahkan kecanduan gibah hingga saat ini belum ada pencegahnya.
Namun terkadang dengan adanya sekelompok yang melakukan gibah membuat seseorang introspeksi diri serta merasa insecure sehingga dapat memperbaiki pribadi atau perbuatan yang ia lakukan.
Penulis yakin semua orang di dunia ini pernah melakukan gibah. Bahkan jika ada yang mengaku belum pernah melakukan pembicaraan yang membicarakan orang lain menurut saya sangat mustahil.
Kenikmatan gibah tidak akan bisa berhenti selama masih banyak orang yang melakukan kesalahan dengan disengaja ataupun untuk menguntungkan diri sendiri.
Karena keburukan-keburukan tersebut harus terus disuarakan agar objek gibah tersebut dapat mengubah perilaku. Istilahnya gibah kritis, untuk menciptakan perubahan bagi sekitar.
Walaupun sedikit bertentangan dengan aturan agama, namun dengan cara gibah bisa banyak bermanfaat untuk masa depan. Serta bisa menyelamatkan objek yang sedang dibicarakan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Gibah Bikin Produktif, Apa Mungkin?
Biasanya gibah membicarakan keburukan seseorang mulai dari fisik, baju yang ia kenakan, bau badan, lalu sikap hingga semua hal yang berkaitan dengan angka (baca : Prestasi Enggak Selalu Tentang Angka) serta aib lainnya.
Gibah sering dimulai dengan kalimat “eh, tau ga dia blablabla”. Atau “Dia kenapa sih suka blablabla”. Jika sudah mendengar kalimat itu maka dunia serasa milik orang yang sedang melakukan gibah, di mana pun, kapan pun, tanpa mengenal tempat dan waktu.
Selain dunia serasa milik berdua, ketika gibah sudah dimulai akan terus berlanjut hingga sesuatu hal penting yang menghentikan hal tersebut, apalagi jika kegiatan enak itu dilakukan melalui media sosial tentu akan sangat sulit berhentinya.
Memunculkan Gagasan
Namun dibalik itu semua, terkadang beberapa orang menjadikan gibah untuk sarana berkarya, contohnya adalah komedi, terkadang komedi lucu itu justru membicarakan keburukan seseorang walau sudah atas izin orang yang bersangkutan.
Acara-acara gosip di tv pun demikian, sudah tidak aneh sejak dulu acara gosip selalu membicarakan keburukan seseorang dengan slogannya mengungkap fakta dengan seksama, dan hal tersebut menjadi ramai karena yang dibahas adalah orang-orang terkenal.
Penulis juga termasuk yang memanfaatkan gibah sebagai bahan tulisan atau sumber tulisan, karena dengan melakukan gibah berbagai macam ide muncul dan langsung penulis abadikan di dalam aplikasi catatan telepon seluler.
Tidak sedikit tulisan karya penulis yang berasal dari gibah baik secara langsung ataupun secara daring melalui aplikasi media sosial, dari hasil membicarakan orang lain terkadang muncul ide yang sangat luar biasa dan ketika dituangkan ke dalam tulisan sangatlah apik.
Memang terkadang jika penulis menjadi objek gibah sangatlah menjengkelkan tetapi dengan begitu penulis dapat sisi baiknya, apalagi jika ada bocoran dari orang-orang yang melakukan gibah, tetapi sejauh ini semua hubungan kepada siapa pun penulis jaga baik-baik.
Sebetulnya gagasan bisa datang kapan pun, di mana pun, akan tetapi gagasan yang dihasilkan lewat gibah merupakan suatu hal yang sering terjadi terutama bagi penulis. Walaupun gibah dilarang setidaknya muncul sebuah karya yang dapat dibaca sehingga bisa diambil sisi baiknya.
Jadi mulai lah mengubah gibah menjadi sebuah gagasan yang bermanfaat dan berdampak bagi orang banyak ya.
Comments